Bali United
Dari Ngobrol Bareng Suporter Bersama Tribun Bali, Putra Daerah Harus Jengah Masuk Starting XI
Menghilangnya nama putra daerah Bali dari starting eleven Bali United ini menjadi pembahasan para suporter
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Bali United sudah melakoni delapan laga di pentas Liga 1 Indonesia musim 2022/2023.
Namun dari delapan laga, termasuk saat melawan Persebaya, tak ada nama pemain asli Bali yang masuk starting XI Bali United.
NAMA putra daerah Bali alias local boys dalam beberapa laga musim ini mulai menghilang dari starting eleven Bali United di bawah asuhan Pelatih Stefano Cugurra
Tempat Made Andhika Wijaya di bek kanan kini perlahan mulai digeser oleh pemain baru yang direkrut dari Persija Jakarta, Novri Setiawan.
Baca juga: Jadwal BRI Liga 1 Pekan Ke-9: Bali United vs Dewa United, Big Match Arema FC vs Persib Bandung
Novri yang tampil spartan di sektor kanan pertahanan dan mampu tampil menyerang semakin sering mendapatkan kepercayaan dari Coach Teco.
Saat lawan Persebaya, dua putra Bali Andhika Wijaya dan Gede Agus Mahendra hanya duduk di bangku cadangan.
Andhika kalah bersaing dengan Novri, dan Agus Mahe belum bisa menggeser posisi Ricky Fajrin di bek kiri.
Sedangkan, putra Bali lainnya yakni gelandang serang Kadek Agung Widnyana Putra masih pemulihan dari cedera panjang.
Kiper muda Komang Aryantara sedang dipanggil Timnas U-19, serta striker Kadek Dimas dan bek tengah Komang Tri Arta masih minim menit bermain.
Menghilangnya nama putra daerah Bali dari starting eleven Bali United ini menjadi pembahasan para suporter, yang hadir dalam acara ngobrol bareng sekaligus nonton bareng laga Persebaya vs Bali United di Puri Liang Coffee, Jl Tukad Balian 12, Sidakarya, Denpasar, Bali, Jumat 2 September 2022.
Ngobrol bareng atau diskusi interaktif yang dipandu Manajer Liputan Tribun Bali, Komang Agus Ruspawan, ini berlangsung hangat dan menarik.
Ada pandangan berbeda dari perwakilan suporter terkait kehadiran putra daerah di starting XI Bali United musim ini.
Suporter lawas Bali United, Putu Leonks, merasakan hilangnya pemain putra daerah ini, padahal Bali United merupakan klub yang bermarkas di Bali.
Suporter pun banyak yang menyayangkan hal ini.
“Kenapa sih tidak ada putra daerah, padahal banyak pemain berbakat yang perlu diorbitkan. Contohnya musim sebelumnya ketika Andhika mampu melejit bersama tim senior. Sedang musim ini Andhika sudah tak pernah masuk skuad utama,” kata fans yang dulu sering menjadi capo Semeton Dewata di tribun timur ini.
Sementara suporter lainnya, Agung Purnama, mengaku bangga apabila ada putra daerah yang bisa dimainkan di klub.
Namun saat ini sepak bola sudah menjadi bisnis atau industri.
Targetnya adalah kemenangan.
Karenanya siapa yang punya kemampuan itulah yang dimainkan pelatih.
“Siapa yang performanya sedang bagus, itulah yang diturunkan. Kalau saya tidak mempermasalahkan apakah itu pemain lokal atau bukan, karena ini bisnis. Daripada memasukkan pemain lokal sedangkan performanya sedang menurun, tentu mempengaruhi performa tim. Mana yang kita pilih? Kita mau tim bermain bagus dan menang, apa kita inginkan sekadar ada pemain lokal masuk tapi memunculkan kekurangan di tim,” katanya.
Ia berharap permasalahan pemain lokal ini tidak lagi diperpanjang.
“Kita percayakan kepada tim pelatih untuk memilih pemain yang diturunkan,” tambahnya.
Putu Leonks kembali menanggapi, dirinya sangat berharap Coach Teco bisa memberikan kesempatan kepada putra daerah.
“Misalnya saat lawan tim yang lebih lemah, atau kompetisi lain seperti Piala Indonesia. Itu yang kita harapkan,” ujarnya.
Sementara itu, Adi Wijaya menyampaikan, Bali United merupakan tim profesional. Kalau ingin melihat putra daerah, ada ajang khususnya seperti PON atau Porprov.
“Saat era Coach Indra Sjafri, banyak putra daerah dimainkan. Tapi ketika kalah, suporter kecewa. Katanya harus datangkan pemain top. Sekarang muncul lagi isu pemain lokal,” ujarnya.
Suporter yang juga atlet catur ini menyatakan pemain putra daerah harus mampu berkompetisi.
Apabila punya kemampuan pasti diturunkan pelatih.
"Jika Piala Indonesia benar-benar diselenggarakan saya ingin Teco mencoba Piala Indonesia sebagai ajang pemain lokal untuk mempunyai jam terbang," ujar dia.
Suporter asal Gianyar, Komang Arta, juga menyampaikan pandangan senada.
“Pemain lokal kalau mau dapat jatah di starting eleven harus mampu bersaing. Jangan ujug-ujug, baru klub di Bali pemain Bali langsung masuk starter,” katanya.
Ia pun percaya lima atau tujuh tahun ke depan akan banyak pemain Bali yang menjadi penggawa Bali United.
“Sekarang mereka sedang dibina di Bali United camp,” tandasnya.
Sementara perwakilan suporter Bali United lainnya, Ngurah Juli, menyatakan putra daerah Bali harus memiliki rasa jengah untuk membuktikan dan mendapatkan kepercayaan pelatih.
Ia harus meningkatkan kemampuan diri untuk bersaing dengan pemain lain.
"Kita selalu mendukung pemain lokal. Mereka juga harus memperhatikan masukan atau kritikan dari suporter. Saya berharap pemain lokal yang ada di Bali United memiliki rasa jengah untuk bisa menunjukkan bahwa mereka bisa bersaing dengan pemain lain untuk bisa menembus starting eleven,” ungkapnya. (adrian amurwonegoro)
Kumpulan Artikel Bali United