Berita Karangasem
Pura di Muncan Karangasem Rusak Dihantam Longsor, Pelinggih Rusak dan Tembok Penyengker Jebol
Sebuah pura keluarga di Karangasem dihantam tanah longsor, baru diketahui setelah bangun tidur.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Sebuah pura keluarga rusak parah setelah dihantam tanah longsor, Kamis 15 September 2022 dini hari.
Beberapa pelinggih rusak dan tembok penyengker jebol. Peristiwa nahas terjadi di Banjar Pakudansih, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali.
Perbekel Muncan, I Wayan Tunas, mengatakan, longsor terjadi saat pemilik rumah sedang istirahat di rumahnya.
Saat itu sekitar lokasi sedang diguyur hujan agak lebat.
Baca juga: Longsor di Tabanan, Bebatuan dan Pasir Menumpuk di Pekarangan Rumah Mertawiasa
Sedangkan warga sekitar tidak mendengar gemuruh longsor.
Baru diketahui setelah bangun tidur.
"Pemilik pura I Wayan Windra. Kejadianya sekitar pukul 03.00 Wita. Baru diketahui sekitar pukul 05.00 Wita, setelah bangun tidur. Yang longsor yakni tebing setinggi 10 meter, dekat penyengker serta pura keluarga," ungkap Tunas, sapaan akrabnya.
Akibat kejadian ini, penyengker rumah Windra ambruk.
Empat pelinggih puranya juga rusak, yakni sanggah surya, sanggah rong 3, sanggah rong 2, terakhir sanggah ngerurah.
Kerugiannya diperkirakan puluhan juta rupiah.
"Kejadian ini sudah dilaporkan ke BPBD," kata Tunas.
Kepala BPBD Kabupaten Karangasem, IB Ketut Arimbawa, mengakui adanya kejadian tersebut.
Pihaknya mendapat informasi siang. Pemicunya karena hujan.
Kemungkinan kondisi tanah sekitar labil, sehingga tak kuat menahan. Untungnya tidak ada korban jiwa.
Jarak rumah agk jauh ke lokasi.
"Staf rehabilitasi dan rekonstruksi serta Tim TRC Regu I menuju ke lokasi kejadian untuk melakukan assesmen serya pendataan. Yang rusak penyengker, sanggah surya, rong 3, rong 2, dan sanggah ngerurah," ungkap Arimbawa, sapaan akrabnya.
Hasil kajian dari Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi bisa difasilitasi lewat proposal permohonan bantuan ke Provinsi Bali.
Jenis kerusakan masuk ke Peraturan Gubernur Bali Nomor 32 Tahun 2021.
Tentang Pedoman Pemberian Bantuan yang tidak dapat direncanakan sebelumnya pada korban.
Pihaknya mengimbau warga untuk tetap waspada dan hati-hati.
Mengingat cuaca di Karangasem anomali, berubah-ubah.
Warga diminta agar menjauhi tebing serta pohon saat turun hujan.
Tujuannya, mengantisipasi hal tak diinginkan, seperti tertimpa longsor dan bencana pohon tumbang.
Ditambahkan, sesuai pemetaan BPBD, dari 78 desa/kelurahan di Kabupaten Karangasem, sekitar 50 desa berpotensi mengalami bencana tanah longsor saat hujan.
Daerah yang berpotensi terjadi longsor tersebar di 8 kecamatan, seperti Kecamatan Rendang, Sidemen, dan Selat.
Untuk Kecamatan Sideman, daerah yang berpotensi longsor 9 desa, yakni Desa Lokasari, Wismakerta, Tri Eka Buana, Telagatawang, Sinduwati, Talibeng, Tangkup, Kerta Buana dan Sidemen.
Semua daerah ini berdekataan dataran tinggi bebukitan.
Kecamatan Selat hampir semua daerah berpotensi longsor.
Abang ada 7 daerah berpotensi longsor.
Kecamatan Bebandem ada beberapa desa sering terjadi longsor.
Kecamatan Rendang ada 5 desa Kecamatan Kubu ada 4 desa yang berpotensi mengalami tanah longsor. (*).
Kumpulan Artikel Karangasem