Berita Bali
PILU, WS Nekat Akhiri Hidup, Dikenal Sosok Rajin dan Suka Membantu, Simak Kisah Semasa Hidupnya
WS, salah satu staff Dinas Perkim Kota Denpasar, nekat akhiri hidup. Dikenal suka menolong dan baik hati serta ulet bekerja. Masalah ekonomi pemicu.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - WS, salah satu staff Dinas Perkim Kota Denpasar, nekat akhiri hidup.
WS pun, berpulang dengan cara ulah pati.
Hal tersebut membuat Dinas Perkim Kota Denpasar berduka, khususnya untuk bidang pertamanan.
Kabid Pertamanan, Dinas Perkim Kota Denpasar, Ida Ayu Widhianasari mengaku kaget mendengar kabar tersebut.
Pasalnya WS dikenal sebagai sosok yang ulet dan rajin.
Baca juga: Diduga Terhimpit Kebutuhan Ekonomi, Pria Berinisial WS Asal Sibang Gede Nekat Akhiri Hidup
Baca juga: Diduga Terimpit Utang, Pria Berinisial WS Akhiri Hidup dengan Pisau di Badung

"Begitu dibagikan di group saya langsung terkejut, kok bisa ya," kata Widhianasari, saat dihubungi Sabtu, 17 September 2022 malam.
Menurutnya, almarhum adalah sosok yang mudah tertawa dan happy.
Namun menurutnya agak tertutup terkait kehidupan pribadinya.
"Agak tertutup memang terkait masalah pribadi, tapi kalau keseharian memang rajin.
Saya punya staff 150 semua rajin," katanya.
Pihaknya pun mengaku sangat kehilangan, padahal belum lama ini Perkim juga kehilangan seorang PNS yang meninggal dunia karena sakit.
Ia pun menduga jika almarhum memiliki masalah ekonomi.
Pasalnya salah satu stafnya yang masih memiliki hubungan keluarga, dengan almarhum dan sempat diajak berbicara jika anaknya sekolah SMA.

"Katanya dapat ngobrol bilang panake ker masuk SMA (anaknya akan masuk SMA), cuma itu saja katanya yang dibilang ke temannya yang masih keluarganya," katanya.
Pihaknya pun sudah menyampaikan ucapan bela sungkawa kepada keluarga almarhum.
Selain itu, seperti tradisi yang sudah berlangsung, nantinya staf juga akan mengumpulkan dana suka duka.
Dikatakan olehnya, almarhum menjadi pegawai kontrak sejak tahun 2002.
Awalnya ditugaskan di DKP atau DLHK Denpasar.
Karena ada perubahan kewenangan, dan pertamanan pindah ke Perkim, tahun 2017 almarhum ikut bertugas di Perkim.
"Beliau tenaga kontrak lapangan kami lokasi Bypass I Gusti Ngurah Rai (SP Tanah Kilap - SP Pesanggaran)," katanya.
Dia menambahkan, jika dua hari yang lalu almarhum juga ikut mengurusi berkas untuk kelengkapan pengajuan PPPK.
Menurut informasi yang didapatnya, rencananya almarhum akan dikremasi pada Kamis ini di Krematorium Cekomaria.
"Menurut staff saya yang masih ada hubungan keluarga, jenazah masih dititip di RS Kapal. Karena di banjarnya masih ada acara," katanya.
Diduga Terimpit Utang
WS seorang pegawai di sebuah dinas di Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, nekat mengakhiri hidupnya di rumahnya di Sibang Gede, Badung, Jumat (16/9/2022) malam.
Pria tersebut mengakhiri hidupnya dengan pisau, dan diduga karena masalah himpitan ekonomi atau utang yang belum lunas.
Hal tersebut disampaikan oleh istrinya, WR (55), saat ditemui Tribun Bali di Sibang Gede, Sabtu (17/9/2022).
WR menuturkan, peristiwa itu diduga terjadi Jumat sekitar pukul 19.30 WITA di kamar pribadinya.
Hal itu diketahui WR, seusai dirinya pulang bekerja sebagai perajin janur, yang bertempat tak jauh dari rumahnya.
Sesampainya di kediamannya, WR menyempatkan diri memeriksa keadaan dapur sebelum menuju kamarnya.
Namun, WR menemukan kejanggalan, yaitu pisau dapur miliknya tak berada di dapur.
“Saya pulang jam 8 malam dari kerja.
Sampai di rumah, saya ke dapur dulu sebelum ke kamar.
Tapi saya lihat pisau dapurnya nggak kelihatan, nggak ada,” ucap WR, Sabtu.
Sesampainya di kamar, WR melihat kondisi sang suami terbujur kaku yang kemudian dibarengi dengan adanya bercak darah di kamarnya.
Sontak, WR menghubungi saudara iparnya yang kebetulan masih tinggal di dalam satu pekarangan rumah.
WR menduga, suaminya mengakhiri hidupnya dengan menggunakan dua bilah pisau, yakni pisau dapur, dan pisau khusus.
Upaya bunuh diri dilakukan sebanyak dua kali.
Pertama, dengan menggunakan pisau dapur, dan kedua menggunakan pisau khusus.
Pasalnya, WS memiliki pisau khusus untuk kegiatan mebat (kegiatan memasak bersama warga banjar).
Terkait motif suaminya nekat akhiri hidup, WR berpandangan lantaran terimpit kebutuhan ekonomi.
WR mengatakan, keluarganya sempat meminjam uang Rp 20 juta kepada seseorang untuk renovasi rumah beberapa bulan lalu.
Menurut WR, utang tersebut telah dibayar Rp 10 juta oleh WS, dan sisanya dibantu oleh sang kakak untuk pelunasan.
Sejak 2 bulan lalu, WS mulai depresi yang ditandai dengan perubahan sikap, seperti misalnya kebingungan hingga mengurangi bergaul dengan warga sekitar.
WR mengatakan, anaknya sempat mengirim pesan singkat (SMS) kepada WS, Jumat pukul 11.00 WITA.
Menurut WR, SMS tersebut membahas tentang tunggakan pembayaran SPP di sekolah anaknya.
Anak tersebut bersekolah di kelas 10 sebuah SMA di Kecamatan Abiansemal.
Adapun isi pesan singkat sang anak kepada WS yaitu, juga tentang utang.
WR menuturkan, sang anak telah menunggak SPP sekitar 7 bulan di sekolahnya.
Tak hanya soal tunggakan sang anak di sekolahnya, bertambahnya beban pikiran WS juga diakibatkan adanya utang yang dimilikinya sejak beberapa bulan lalu.

Jenazah WS telah dievakuasi ke RS Mangusada, Badung, untuk penanganan lebih lanjut.
Keluarga WS nantinya akan melakukan rapat internal, guna mengakomodasi tunggakan keluarga WS serta rencana upacara kepergian WS.
Menurut keterangan Humas Polres Badung, awalnya saksi I NM sekitar pukul 08.00 WITA merasa curiga karena korban tidak terlihat berangkat bekerja dan pintu kamar masih tertutup.
Karena merasa curiga, NM pun membuka pintu dapur dan menemukan korban sudah dalam keadaan meninggal dunia bersimbah darah.
Ia pun menghubungi istri korban yakni WR yang sedang bekerja untuk segera pulang.
Sementara menunggu, NM pun menghubungi kelian dinas bajar dan perbekel desa setempat. (mah/hon/sup)