Tragedi Kanjuruhan

Ini Kata Pakar Soal Bahaya Gas Air Mata dan Efeknya Bagi Tubuh Manusia

Publik di Tanah Air pun berduka dan menyoroti penggunaan gas air mata ketika menangani tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan di laga Arema FC vs

Editor: Ady Sucipto
SURYAMALANG.COM/Purwanto
Kerusuhan Suporter Arema FC, Aremania ricuh di Stadion Kanjuruhan usai Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3, pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam. 

TRIBUN-BALI.COM, SURABAYA – Sepak bola di Tanah Air kembali berduka setelah pada Minggu 1 Oktober 2022 malam pecah tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dilanjutan kompetisi Liga 1 2022/2023.

Publik di Tanah Air pun berduka dan menyoroti penggunaan Gas Air Mata ketika menangani tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan di laga Arema FC vs Persebaya.

Pertanyaannya, apa itu Gas Air Mata? Dan bahaya air mata?

Baca juga: Polisi Ungkap Alasan Tembakkan Gas Air Mata ke Suporter: Sudah Menyerang Petugas dan Merusak Mobil

Dilansir Tribun Bali via Surya Malang, pakar sekaligus dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dede Nasrullah, SKep Ns MKep pun memberikan penjelasannya.

Dede mengungkapkan, bahwa Gas Air Mata mengandung tiga kumpulan bahan kimia dan yang sering digunakan adalah chloroacetophenone yang disingkat dengan CN dan chlorobenzylidenemalononitrile atau yang disingkat CS. 

Paparan bahan kimia tersebut jika bereaksi dan terpapar langsung ke indera penglihatan dapat menyebabkan iritasi pada mata.

Tak hanya itu, sistem pernapasan dan kulit pun dapat mengalami gangguan.

"Senyawa CS ini biasanya diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa.

Senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor syaraf yang dapat menyebabkan rasa nyeri, ketika gas air mata terpapar di kulit terutama pada bagian wajah dan mata akan menimbulkan rasa perih dan pedih," jelasnya.

Selain itu mengalami beberapa nyeri gas air mata dapat juga menimbulkan rasa gatal pada kulit, panas, dan penglihatan kabur. 

Gejala lainnya yaitu terkait dengan pernapasan dapat dialami, seperti sulit bernapas, batuk, mual dan muntah.

Baca juga: Kronologi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang: Puluhan Suporter Meninggal Termasuk Pihak Keamanan

"Yang bisa kita lakukan pertama ketika terkena gas air mata siram dengan air bersih yang mengalir karena air ini dapat menurunkan konsentrasi senyawa CS dalam formulasi," lanjutnya. 

Kedua, tutup dengan rapat hidung, mata dan mulut bisa dengan menggunakan masker untuk meminimalisir terhirupnya gas tersebut.

Ketiga segera ganti pakaian yang sudah terkontaminasi dan jangan sampai terkena/menyentuh anggota tubuh.

"Keempat segera menjauh dari area yang terdampak gas air mata. Dan terakhir carilah pertolongan medis, jika masih ada efek akibat gas air mata 20 menit setelahnya atau jika mengalami sesak segera minta pertolongan medis," pungkasnya.

Gas Air Mata Dalam Pertandingan Sepak Bola

Baca juga: Kerusuhan Suporter Arema di Stadion Kanjuruhan Usai Kalah dari Persebaya, Liga 1 Dihentikan Sepekan

Terkait penggunaan gas air mata dalam pertandingan sepak bola, Dede menilai pengamanan dengan menggunakan gas air mata tersebut merupakan  pelanggaran kode etik keamanan FIFA

Apalagi dampak dari akibat gas air mata tersebut dengan kondisi stadion yang sangat penuh sesak dan tidak kondusif seharusnya pihak berwajib dapat melakukan tindakan pengamanan yang lainnya.

"Semoga dengan kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semuanya sehingga sepakbola di Indonesia menjadi lebih baik lagi dan tidak ada kejadian kejadian yang serupa karena pada hakikatnya nyawa harus lebih dipentingkan dari segala-galanya," tegasnya.

Respon PSSI

Sementara itu, menyikapi tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, Ketua PSSI Mochamad Iriawan akhirnya angkat bicara.

Dikutip Tribun Bali dari laman resmi PSSI, Mochamad Iriawan menyampaikan duka cita mendalam atas insiden di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10).

Seperti diketahui, pertandigan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya yang berakhir 2-3 untuk tim tamu berakhir ricuh seusai laga. Ribuan suporter Arema FC turun ke lapangan meluapkan emosi karena timnya kalah.

"PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang," kata Iriawan.

Iriawan menambahkan bahwa PSSI mendukung pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus ini. Apalagi kejadian ini sangat mencoreng wajah sepak bola Indonesia.

"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," tukasnya.

Hingga saat ini, Ketum PSSI terus berkoordinasi dengan pihak internal PSSI dan eksternal dalam hal ini aparat penegak hukum dan panpel Arema FC. 

>>> Baca berita terkait lainnya <<< 

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Apa Bahaya Gas Air Mata? Ini Penjelasan Lengkap Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved