Tragedi Kanjuruhan
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Bisa Jadi Tragedi Terbesar Kedua dalam Sejarah Sepak Bola Dunia
Tewaskan 127 orang dan berpotensi terus bertambah, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bisa jadi tragedi terbesar kedua dalam sejarah sepak bola dunia.
Penulis: Putu Kartika Viktriani | Editor: Putu Kartika Viktriani
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Bisa Jadi Tragedi Terbesar Kedua dalam Sejarah Sepak Bola Dunia
TRIBUN-BALI.COM - Ratusan korban meninggal tumbang akibat peristiwa kerusuhan suporter Arema FC di Stadion Kanjuruhan Malang pada 1 Oktober 2022 bisa jadi sejarah terkelam dalam sepak bola Indonesia.
Diketahui, hingga Minggu, 2 Oktober 2022 dini hari, tragedi kerusuhan suporter Arema di Stadion Kanjuruhan dikabarkan telah menelan korban jiwa sebanyak 127 orang.
Tragedi Kanjuruhan bahkan disebut-sebut sebagai bencana terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia bahkan dunia.
Tragedi ini bisa menjadi salah satu dari tiga peristiwa kerusuhan dengan korban jiwa terbanyak di dunia.
Dilansir dari Priceonomics, tiga bencana kerusuhan dalam sepak bola yang paling mematikan yang pernah ada adalah Bencana Nasional Estadio (Peru), Bencana Stadion Olahraga Accra (Ghana), dan Bencana Hillsborough (Inggris) yang semuanya merupakan akibat salah urus polisi.
Bencana Nasinoal Estadio Peru yang terjadi pada 24 Mei 19924 menelan korban jiwa sebanyak 328 orang.
Baca juga: Update Tragedi Kerusuhan Stadion Kanjuruhan 127 Orang Meninggal Termasuk 2 Polisi, Ini Respon PSSI
Selanjutnya Bencana Stadion Olahraga Accra di Ghana terjadi tahun 2001 denga jumlah korban jiwa mencapai 126 orang.
Kemudian Bencana Hillsborough di Inggris pada tahun 1989 menelan korban jiwa sebanyak 96 orang.

Hal ini membuat Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan sebanyak 127 orang dan berpotensi terus bertambah, tentunya akan membuat peristiwa ini melewati Bencana Stadion Olahraga Accra di Ghana yang menelan 126 korban jiwa.
Sehingga Tragedi Kanjuruhan bisa menjadi bencana terbesar kedua dalam sejarah sepak bola dunia.
Pemicu kerusuhan di Stadion Kanjuruhan diduga karena ribuan orang dari tribun penonton masuk ke lapangan usai Arema FC dikalahkan Persebaya dikalahkan dengan skor 2-3.
Akibat kerusuhan tersebut ratusan orang meninggal dunia.
Dilansir dari Surya-Malang.com, Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat menyebut ada 127 orang meninggal dunia akibat kerusuhan tersebut.
"Jadi sampai dengan pukul 03.00 ada di beberapa rumah sakit, ada 127 penonton yang meninggal dunia," kata Kapolres.
Baca juga: Suporter Rusuh di Kanjuruhan, Arema FC Dilarang Jadi Tuan Rumah Sepanjang Sisa Kompetisi Liga 1
Dari 127 orang yang tewas ada dua orang anggota kepolisian juga meninggal.
"Dua di antaranya yang meninggal anggota kepolisian," ujarnya.
Korban tewas dibawa ke rumah sakit Wafa, RS Teja Husada dan RSUD Kanjuruhan.
Meski ada dua klub yang bertanding, namun menurut Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat seisi stadion hanya dipenuhi oleh suporter Arema FC.
Kapolres Ferli menyatakan panitia pelaksana pertandingan tidak memberikan kuota untuk suporter Persebaya Surabaya.
"Panitia tidak memberikan kuota untuk pendukung Persebaya," kata AKBP Ferli Hidayat dalam tayangan Breaking News Kompas TV, Minggu 2 Oktober 2022.
Saat pertandingan berlangsung kata AKBP Ferli Hidayat jumlah penonton yang hadir diperkirakan ada 42 ribu dan semuanya adalah Aremania.
"Diperkirakan ada 42 ribu penonton," kata Kapolres.
Pihak kepolisian lanjut Kapolres saat pertandingan berlangsung sempat mengamankan beberapa suporter Persebaya Surabata yang nekat hendak masuk ke dalam stadion.
"Ada delapan orang suporter Persebaya Surabaya yang kita amankan karena memaksa masuk ke dalam stadion," ujar Kapolres.
Baca juga: Kerusuhan Suporter Arema di Stadion Kanjuruhan Usai Kalah dari Persebaya, Liga 1 Dihentikan Sepekan
Aremania yang memadati stadion menumpahkan kekecewaan dengan turun ke lapangan, setelah Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya 2-3 dalam pekan ke-11 BRI Liga 1 2022/2023.
Berdasarkan keterangan Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, korban berasal dari anggota Polri dan pihak suporter, Aremania.
"Telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri." kata Irjen Pol Nico Afinta seperti dilansir dari Surya-Malang.com pada 2 Oktober 2022.
Irjen Pol Nico menjelaskan, sebanya 34 orang meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan.
Sedangkan yang lainnya meninggal saat dalam proses penanganan.
"Yang meninggal di stadion ada 34, kemudian yang lain meninggal di rumah sakit pada proses penolongan," Jelas Irjen Nico Afinta dalam press conference pasca pertandingan.
Lebih lanjut, dikabarkan masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan di rumah sakit sekitar.
"Masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan," sambungnya.
(*)