Berita Bali

UMKM Jejukutan di Bali Mulai Pasarkan Produk Bubuk Sayur Kemasan, Lebih Tahan Lama dan Praktis

UMKM Jujukutan memproduksi sayuran hidroponik dan membuat olahan dari sayur dan buah berupa jus sehat.

Istimewa
Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar dan STIMIK STIKOM Indonesia Denpasar melakukan pengabdian pendampingan UMKM Jejukutan - UMKM Jejukutan di Bali Mulai Pasarkan Produk Bubuk Sayur Kemasan, Lebih Tahan Lama dan Praktis 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Untuk mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan bisa bertahan maupun berinovasi pasca pandemi, Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar dan STIMIK STIKOM Indonesia Denpasar melakukan pengabdian pendampingan.

Salah satu pengabdian dilakukan di UMKM Jujukutan yang terletak di Jalan Pusaka I, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Selama ini UMKM Jejukutan memproduksi sayuran hidroponik dan membuat olahan dari sayur dan buah berupa jus sehat.

Namun hal itu perlu adanya jangkauan pasar yang lebih luas.

Baca juga: 65 UMKM di Desa Paksebali Dapat Akses Internet Gratis

Sehingga perlu dilakukan sebuah inovasi baru.

"Produksi sudah ada, tapi untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan menjaga eksistensi usaha perlu adanya inovasi," kata Ketua Tim Pendamping, Ni Putu Nita Anggraini dalam rilisnya Minggu 2 Oktober 2022.

Nita menambahkan, salah satu inovasi produk yang dihasilkan dari pendampingan ini adalah bubuk atau powder sayur.

Kelebihan powder sayur adalah mudah dibawa kemana-mana dan tahan lama.

"Powder sayur menjadi pilihan yang tepat bagi mereka yang tidak suka mengonsumsi sayur secara langsung," sambungnya.

Secara teknis pendampingan yang dilakukan ada tiga hal, yakni pendampingan membuat desain kemasan.

Yang kedua pemberian bantuan kemasan botol, desain dan mesin pengering sayur.

Serta yang ketiga yakni pemasaran.

"Nantinya powder sayur ini akan dijual pada marketplace secara langsung oleh UMKM Jejukutan itu sendiri," kata dosen Managemen Fakultas Ekonomi Unmas Denpasar.

Dengan adanya inovasi produk ini diharapkan akan dapat meningkatkan kesejahteraan UMKM Jejukutan dan kebutuhan masyarakat akan nutrisi dari sayur bisa terpenuhi dengan baik.

Tim Pendamping dari dua kampus ini terdiri dari tiga orang dosen, yakni Ni Putu Nita Anggraini, Ni Wayan Rustiarini, dan I Ketut Sassu Budhi Satwam.

"Untuk pendanaan pendampingan ini berasal dari Kemendikbudristek, dan pelaksana dari Unmas Denpasar dan STMIK STIKOM Indonesia," katanya.

Sementara, salah satu pengelola UMKM Jejukukan, Ketut Agus Ardiana mengaku sangat terbantu dengan program pendampingan ini.

Di mana yang sebelumnya dia hanya bisa menjual secara manual produk berupa sayur hidroponik, kini sudah merambah ke produk lain seperti bubuk sayur yang dipasarkan melalui marketplace.

"Saya merasa sangat terbantu terutama dalam pemasaran. Semoga ini bisa semakin mengembangkan usaha kami," jelasnya.(*).

Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar dan STIMIK STIKOM Indonesia Denpasar melakukan pengabdian pendampingan UMKM Jejukutan - UMKM Jejukutan di Bali Mulai Pasarkan Produk Bubuk Sayur Kemasan, Lebih Tahan Lama dan Praktis
Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar dan STIMIK STIKOM Indonesia Denpasar melakukan pengabdian pendampingan UMKM Jejukutan - UMKM Jejukutan di Bali Mulai Pasarkan Produk Bubuk Sayur Kemasan, Lebih Tahan Lama dan Praktis (Istimewa)

Kumpulan Artikel Badung

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved