Berita Badung

BENCANA Alam Mulai Terjadi di Badung, Hari Ini Pohon Tumbang di Blahkiuh, BPBD Sebut Waspada

Bahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mencatat selama sepekan puluhan bencana alam sudah terjadi.

Agus/Tribun Bali
BPBD Badung saat melakukan penanganan pohon tumbang di Pura Dalem Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal pada Jumat 7 Oktober 2022 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Wilayah Kabupaten Badung mulai dikepung bencana alam, di tengah masuknya musim penghujan.

Bahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mencatat selama sepekan puluhan bencana alam sudah terjadi.

Peristiwa bencana alam itu, didominasi dengan adanya pohon tumbang.

Bahkan akibat cuaca ekstrim ini, hampir setiap hari BPBD Badung mendapat laporan adanya bencana alam tersebut.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, Ketut Murdika, seizin Kalaksa BPBD Badung, Wayan Darma, mengakui jika pada awal bulan Oktober yakni tanggal 1 dan 2, pihaknya sudah menerima puluhan bencana alam tersebut.

Bahkan paling banyak bencana alam ini, berada di wilayah Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

Baca juga: BAHAYA LONGSOR di Buleleng, BPBD Petakan Daerah Rawan Bencana

Baca juga: WASPADA Bencana Pohon Tumbang dan Tanah Longsor, Ini Imbauan BPBD Damkar Bangli

BPBD Badung saat melakukan penanganan pohon tumbang di Pura Dalem Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal pada Jumat 7 Oktober 2022
BPBD Badung saat melakukan penanganan pohon tumbang di Pura Dalem Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal pada Jumat 7 Oktober 2022 (Agus/Tribun Bali)

"Catatan kami selama dua hari terakhir (1-2 Okteber), telah terjadi 21 bencana alam yang diakibatkan cuaca ekstrem.

Dari puluhan kejadian ini didominasi oleh pohon tumbang," ungkapnya Jumat 7 Oktober 2022.

Kendati demikian, selanjutnya pada 3 Oktober hingga saat ini, diakui laporan bencana alam mengalami penurunan.

Dari catatannya ada sebanyak 5 laporan bencana alam, yakni pohon tumbang dan air meluap.

"Bencana alam akibat cuaca ekstrem sangat berpotensi terjadi, apalagi pada pohon yang sudah berumur dan tinggi, itu sangat bahaya.

Untuk itu, kita meminta masyarakat tetap waspada terhadap bencana alam yang mengintai Kabupaten Badung," katanya.

Menurutnya, pohon tumbang dominan terjadi di Kecamatan Abiansemal, yakni mencapai 15 kejadian.

Sedangkan, lima kecamatan lainnya rata-rata tercatat satu sampai kejadian.

Selain pohon tumbang juga tercatat terjadi angin puting kencang dan tanah longsor.

BPBD Badung saat melakukan penanganan pohon tumbang di Pura Dalem Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal pada Jumat 7 Oktober 2022
BPBD Badung saat melakukan penanganan pohon tumbang di Pura Dalem Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal pada Jumat 7 Oktober 2022 (Agus/Tribun Bali)

"Di Abiansemal itu ada 15 kejadian pohon tumbang, dan satu kejadian angin kencang menyebabkan kadang ayam roboh dan bangunan pewaregan roboh di Banjar Juwet.

Sedangkan di Kecamatan Petang satu kejadian pohon tumbang.

Di Kuta Utara terjadi tanah longsor, di perumahaan Dwijaya Griya Mandiri, Kelurahan Kerobokan Kaja.

Serta pohon tumbang.

Dan di Kecamatan Mengwi satu pohon tumbang, di jalur Gulingan Baha Mengwi," terangnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, saat ini laporan bencana alam juga masuk terkait adanya pohon tumbang di Munduk Uma Naya subak latu, Desa Abiansemal.

Pihon tumbang itu pun menghalangi aktivitas warga membawa hasil pertanian.

"Sementara pohon tumbang juga terjadi di pura dalem Desa Blahkiuh, Abiansemal, Badung.

Namun Tim Reaksi Cepat (TRC) kami saat ini masih lakukan penanganan," bebernya.

Guna mengatasi bencana alam tersebut, Wayan Darma mengerahkan 12 tim TRC untuk mengatasi bencana alam di enam kecamatan.

Belasan tim ini dibagi 2 pos, yakni Pos Kunti menangani 3 wilayah kecamatan di Badung Selatan dan Pos Mengwi menangani wilayah Kecamatan Badung Utara.

"Tim ini bekerja 24 jam, jadi ada ship pagi, siang dan malam, artinya setiap hari ada 6 tim yang bertugas dalam rentang waktu 8 jam atau setiap 8 jam ada pergantian," katanya.

Namun demikian, melihat kondisi cuaca yang tidak bersahabat, BPBD Badung mengimbau kepada masyarakat, agar selalu waspada dan bersama-sama saling bantu ketika terjadi bencana, karena aman dari bencana adalah kebutuhan bersama.

"Untuk itu jika ada pohon yang sekiranya akan membahayakan terutama di pemukiman, saya minta untuk dipangkas, bila sangat membahayakan agar dipotong," pesannya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved