Liga 1 Indonesia
DUGAAN GAS AIR MATA Kedaluwarsa Pada Tragedi Maut Kanjuruhan, Simak Ulasannya Berikut Ini
Secara spesifik, Haris cs mencurigai bahwa gas air mata yang digunakan itu kedaluwarsa. Ada tiga hal yang mendasari kecurigaan itu.
TRIBUN-BALI.COM -Â Kejadian tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022, masih terus bergulir.Â
Setelah Kapolri menetapkan 6 tersangka, pada tragedi maut ini.Â
Masih dicaritahu pula, bagaimana tragedi maut yang menewaskan ratusan nyawa ini bisa terjadi.Â
Bahkan banyak korban anak-anak kecil, yang menjadi korban jiwa pada laga Liga 1 Indonesia antara Arema FC vs Persebaya Surabaya.Â
Semua ini berawal dari aksi supporter yang merangsek ke tengah lapangan, kemudian dibalas tembakan gas air mata petugas ke tribun penonton.Â
Tembakan gas air mata inilah, yang kemudian dianggap sebagai salah satu pemicu keadaan makin keos.Â
Baca juga: PENYEBAB Tragedi Maut Stadion Kanjuruhan, Diperkirakan Presiden Joko Widodo Pintu Terkunci
Baca juga: FAKTA GAS AIR MATA di Stadion Kanjuruhan, Simak Alasan Polisi Hingga Aturan FIFA
Baca juga: BREAKING NEWS! Buntut Tragedi Maut Stadion Kanjuruhan, Kapolri Copot Jabatan Kapolres Malang!

Dilansir dari TRIBUNNEWS, Komisioner Komnas HAM RI, M Choirul Anam, mengatakan pihaknya mengantongi informasi mengenai penggunaan gas air mata kedaluwarsa saat peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, pada Sabtu (1/10/2022).
Namun demikian, kata dia, informasi tersebut masih memerlukan pendalaman.
"Ya jadi soal yang daluwarsa itu informasinya memang kita dapatkan tapi memang perlu pendalaman," kata Anam saat dihubungi Tribunnews.com pada Senin (10/10/2022).
Di sisi lain, menurutnya yang juga penting dilihat adalah dinamika di lapangan saat peristiwa terjadi.
Menurutnya pemicu utama eskalasi kerusuhan tersebut, adalah gas air mata yang menimbulkan kepanikan.
Gas air mata tersebut, kata Anam, membuat banyak supporter atau aremania berebut untuk masuk ke pintu keluar dan berdesak-desakan dengan mata yang sakit, dada yang sesak, susah nafas, dan kondisi lainnya.
Terlebih, kata dia, pintu yang terbuka saat itu kecil sehingga mereka berhimpit-himpitan.
Ia mengatakan kondisi seperti itulah yang mengakibatkan kematian.