Berita Gianyar
Beberapa Banjar Terisolir Akibat Longsor di Buahan Payangan Warga: Terpaksa Libur Kerja
Belasan banjar yang aksesnya menggunakan Jalur Desa Buahan, Kecamatan Payangan, Gianyar,
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Belasan banjar yang aksesnya menggunakan Jalur Desa Buahan, Kecamatan Payangan, Gianyar, Bali terisolir akibat tanah longsor dan pohon tumbang karena hujan lebat, Senin 17 Oktober 2022.
Longsor ini terjadi di tiga titik dalam satu jalur. Desa-desa terisolir ini mulai dari Desa Buahan, Desa Buahan Kaja hingga Desa Langgahan dan Desa Manikliu yang masuk dalam administrasi Kecamatan Kintamani, Bangli terilosir.

Dikarenakan merupakan akses vital, BPBD Gianyar pun bekerja ekstra agar bisa membuka akses tersebut. Dalam evakuasi ini, BPBD Gianyar dibantu oleh Brimob Polda Bali hingga anggota TNI.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Presasta pada Senin pukul 13.00 Wita menjelaskan, pihaknya telah bekerja di jalur Buahan Payangan ini sejak pagi. Dan saat ini, pihaknya baru akan mulai menangani di titik longsor yang ke dua.
Pihaknya pun berharap agar siang hingga sore nanti tidak turun hujan, agar proses penormalan jalan bisa selesai hari ini. "Terjadi tiga titik longsor dalam satu jalur menuju Desa Buahan. Dalam penanganan, kami dibantu Brimob Polda Bali," ujar Dibya di sela-sela istirahatnya di tengah jalan kawasan TKP.
Dibya mengatakan, penangananya memakan waktu dikarenakan medan yang sangat ekstrim. "Kondisi sengat etrim sekali. Harus hati-hati. Longsor pertama sudah tertangani. Sekarang masih persiapan penanganan longsor titik kedua. Di titik kedua inj, longosor cukup panjang 30-50 meter. Pohon banyak, material banyak. Kami usahakan tangani sampai sore hari," ujar Dibya.
Dalam postingan yang tersebar di media sosial, terdapat postingan peristiwa yang menunjukkan tanah longsor, pohon tumbang dan air irigasi yang meluber. Bahkan kondisinya pun sangat krodit. Peristiwa tersebut merupakan titik kedua dari tiga titik longsor tersebut.
"Titik kedua ini yang paling parah, karena longsor dengan panjang sekitar 30-50 meter. Longsor ini baru kita bisa tangani setelah titik pertama kita selesai tangani. Sebab sebelum titik pertama ditangani, akses ke titik kedua itu tidak bisa dilalui," ujar Dibya.
Warga Buahan Kaja, Made Dana Wirawan berharap jalur ini bisa kembali normal. Sebab, akibat longsor di tiga titik ini, akses warga lumpuh. "Banyak warga yang terpaksa libur kerja, sekolah dan sebagainya karena jalan sama sekali tidak bisa dilalui. Satu-satunya jalan yang ada hanya jalur ke Bangli, tapi itu sangat jauh, makanya masyarakat lebih memilih libur, diam di rumah," ujar Dana Wirawan.
Dana Wirawan mengatakan, banjar yang terdampak dari tertutupnya akses ini mencapai belasan. "Sekitar belasan banjar, karena bukan hanya banjar di Buahan dan Buahan Kaja, tetapi juga sejumlah warga desa-desa di Kintamani juga aksesnya ke sini," ungkapnya. (*)