Berita Bangli
Penyebab Luapan Air, Banyak Sodetan Tak Fungsi, Sekretaris PU:Sebagian Drainase Aset PU Provinsi
Tingginya curah hujan di Bangli akhir-akhir ini mengakibatkan peningkatan debit air. Akibatnya, drainase yang ada di sekitar tidak mampu menampung,
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Marianus Seran
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Tingginya curah hujan di Bangli akhir-akhir ini mengakibatkan peningkatan debit air.
Akibatnya, drainase yang ada di sekitar tidak mampu menampung, sehingga terjadi peluapan hingga ke badan jalan.
Kondisi tersebut bahkan berdampak pada korban jiwa. Di mana seorang siswi kelas XI SMKN 1 Bangli terjatuh dan hanyut dibawa derasnya arus. Naas, setelah dilakukan pencarian oleh masyarakat dan polisi, siswi bernama Desak Made Oktania ini ditemukan telah meninggal dunia. Jasadnya ditemukan sejauh tiga kilometer dari titik dia jatuh.
Sekretaris Dinas PUPR Perkim Bangli, Putu Dedi Upariawan saat dikonfirmasi, Selasa (18/10/2022) mengungkapkan turut berbelasungkawa terhadap korban. Pihaknya berharap agar keluarga korban diberikan ketabahan.
Baca juga: JALAN JEBOL di Gatsu Barat, Debit Air Tinggi dan Kadus Temukan Banyak Sampah, Ini Kronologinya!
Mengenai luapan yang terjadi di drainase Tamanbali, pihaknya menegaskan bahwa itu merupakan aset atau kewenangan Dinas PUPR Provinsi Bali. Pun demikian sebagian besar drainase di wilayah Kecamatan Bangli. Merupakan kewenangan Provinsi Bali. "Jalur dari Tamanbali menuju Kintamani merupakan kewenangan Provinsi. Yang jadi kewenangan Kabupaten hanya jalur Brigjen I Gusti Ngurah Rai," ucapnya.
Lanjut Dedi, sejatinya luapan air dari drainase Tamanbali bukanlah kali pertama. Luapan air sampai ke badan jalan sudah sering terjadi, terutama ketika curah hujan tinggi disebabkan karena kapasitas drainase yang sudah tidak dapat menampung debit air. "Kebetulan yang sering banjir yakni Tamanbali, Kusumayudha, Nusantara, Kubu. Dan itu semuanya merupakan kewenangan Provinsi," tegasnya.
Dedi menampik jika luapan air dari drainase dikarenakan adanya sumbatan sampah. Sebab yang terjadi kemarin sampah cenderung minim. "Kalaupun ada pengaruh dan perlu penanganan sampah, bisa dilakukan oleh kabupaten walaupun di drainase milik provinsi," ucapnya.
Baca juga: WACANA Legalkan Tajen Menggema di Sidang DPRD Gianyar, Simak Penjelasannya Berikut Ini
Sementara yang jadi penyebab utama, sambung dia, adalah banyaknya sodetan yang tidak lagi berfungsi. Dijelaskan, sodetan merupakan saluran pemecah debit air. Tujuannya untuk mengurangi debit air di drainase, dengan mengarahkan air dari drainase ke sungai/jurang yang ada di sebelah timur dan barat jalan.
"Sodetan ini (fungsinya) lebih ke pembagi air. Jadi air dari hulu ketika sampai ke hilir volumenya berkurang. Sedangkan pada realitanya, kebanyakan sodetan tidak berfungsi, dikarenakan banyak sodetan atau saluran pemecah ini dalam kondisi rusak. Sehingga air yang dipecah malah merusak lahan warga. Dan oleh warga, banyak yang ditutup. Oleh sebab itu air dari utara terus mengalir sampai ke selatan," jelasnya.
Ditambahkan pula, Pemkab Bangli sebenarnya sudah melakukan audensi kepada Gubernur Bali untuk dibantu pemecahan masalah tersebut. Mengingat kewenangan/aset drainase masih milik provinsi. "Harapan kami di kabupaten, agar sodetan/pemecah air yang dulu ada, bisa difungsikan kembali," tandasnya.
Sementara Kepala Desa Tamanbali, Nyoman Suardita menilai sodetan yang ditutup bukan menjadi masalah utama penyebab melubernya air hingga ke badan jalan. Menurut pria asal Banjar Gaga, Desa Tamanbali ini, masalah utama lebih pada pendangkalan sehingga saluran drainase perlu dinormalisasi.
"Pendangkalan saluran drainase sudah sempat kami sampaikan ke pihak terkait (Dinas PU Provinsi) namun hingga kini belum dilakukan normalisasi. Selain dangkal, kondisi saluran drainase kurang lebar sehingga hujan sebentar saja air meluber ke badan jalan," ucapnya.
Oleh sebab itu, Suardita berharap instasi terkait segera mencari solusi terbaik untuk menuntaskan masalah ini. Terlebih meluapnya air ke badan jalan telah mengakibatkan korban jiwa. (*)
