Berita Tabanan

Sembilan Pura dan Tiga Infrastruktur Rusak di Abiantuwung Tabanan

Khusus di Desa Abiantuwung Kecamatan Kediri, kerusakan didata ada sekitar delapan pura dan tiga infrastruktur rusak.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Harun Ar Rasyid
(TB/Angga).
Suasana Pura Campuhan yang rusak akibat terjangan banjir bandang, atau Ari dengan debit tinggi membawa material sampah dan kayu, Rabu 19 Oktober 2022. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Bencana alam mengepung Kabupaten Tabanan.

Mulai dari jembatan/jalan putus, longsor hingga banjir yang membawa material berupa kayu-kayu dan material lainnya.

Khusus di Desa Abiantuwung Kecamatan Kediri, kerusakan didata ada sekitar delapan pura dan tiga infrastruktur rusak.

Hal ini disampaikan Perbekel Desa Abiantuwung, I Gusti Agung Ngurah Bayu Pramana, Rabu 19 Oktober 2022.

“Ada sekitar sembilan pura dan tiga infrastruktur yang kena dampak bencana Senin kemarin. Pura campuhan ini salah satunya,” ucapnya saat menerima kunjungan dari Istri Gubernur Bali, Suastini Koster.

Ia merinci, untuk Pura Campuhan itu rusak di bagian pelinggih dan penyengker keliling hanyut terbawa banjir. Kemudian bangunan sembahyang.

Sekitar empat pelinggih yang hanyut. Selanjutnya juga kerusakan di Pura Beji Taman Ganter, dimana bangunan persembahyangan dan penyengker rusak.

Ketiga, kerusakan di Pura Empelan Sidi Karya Banjar Tapesan, dimana Puwaregan dan penyengker hanyut. Ke empat ialah Pura Buke Banjar Tapesan pelinggih dan penyengker ambruk.

Kemudian, di Pura Beten Jepun masih di Banjar Tapesan juga bangunan sembahyang, penyengker, pelinggih rusak total.

“Di Pura Beten Jepun malah kosong rusak dan hanyut semua hanya tinggal pondasi pura,” jelasnya.

Yang keenam, di Pura Anyar di Banjar tapesan Penyengker dan sembilan pelinggih, tempat persembahyangan hanyut. Hanya tersisa Bale gong.

Yang ke tujuh di Pura Beji Sudamala Banjar Suralaga, dimana tempat persembahyangan dan penyengker juga

mengalami pergeseran atau miring. Kemudian Pura Beji Beten Waru Banjar pasekan juga mengalami Penyengker hanyut dan terakhir di

Pura Guru Beten Kangin, tempat persembahyangan pelingging penyengker bergeser atau miring.

“Selain sembilan pura juga infrastruktur rusak. Seperti jembatan, dan dam,” ungkapnya.

Ia merinci untuk infrastruktur yang rusak yakni,

jembatan penghubung antar Banjar hyang api -Banjar apesan, hanyut. Kurang lebih jembatan itu memiliki panjang 23 meter dengan lebar 1,5 meter. Jembatan itu, penghubung antara Kabupaten Tabanan dan Badung.

Yang merupakan jalan sepeda motor dan merupakanj jalan alternatif untuk akses sekolah dan pertanian. Sebab, ketika tidak dapat dilewati maka siswa akan memutar sejauh lima kilometer.

Khususnya siswa yang bersekolah di SMP Negeri 5 Kediri.

“Yang kedua ada Jembatan Banjar Suralaga-Ganter, panjang 20 meter lebar 2 meter hilang.

Ketiga Bendungan Dam Yeh Munde saluran pertanian subak mundeh. Kondisi jebol, dan saluran teetimbun longsor, yang merupakan aliran dari tukad yeh sungi. Luasnya sekitar 10 meter,” ungkapnya.

Ia menyatakan, bahwa kejadian bencana alam ini diketahui sejak Senin 17 Oktober 2022 pagi hari. Saat itu, kondisi hujan deras dan air datang dengan debit tinggi membawa

sampah dan kayu. Untuk kerugian, pastinya secara phisik pura mengalami kerugian Miliaran untuk per Puranya. Dan juga infrastruktur. Selanjutnya untuk infrastruktur juga sama, apalagi untuk DAM itu sendiri.

“Ada beberapa keruskaan secara pribadi warga hyang api, dan ada kandang babi.

Rumah warga ada dua KK juga yang hancur pada bagian tembok rumah,” bebernya. (ang).

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved