Berita Denpasar

Bakukan 6 Pakem Rias Pengantin Bali, HARPI Melati Berikan Saran Ini Untuk MUA Saat Ini

Bakukan 6 Pakem Rias Pengantin Bali, HARPI Melati Berikan Saran Ini Untuk MUA Saat Ini

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Harun Ar Rasyid
Tribun Bali/Wahyuni Sari
Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi) Melati akan melaksanakan Rakernas X di Bali yang dihadiri oleh 32 DPD se Indonesia dan Pengurus Pusat (DPP) Harpi. 

TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi) Melati akan melaksanakan Rakernas X di Bali yang dihadiri oleh 32 DPD se Indonesia dan Pengurus Pusat (DPP) Harpi.

Dalam Rakernas juga akan dilakukan Pagelaran 8 Tata Rias Pengantin Bali yang sudah dibakukan (ASTA NEGARA) dan Pagelaran 10 tata rias pengantin Se-Indonesia.

Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi) Melati akan melaksanakan Rakernas X di Bali yang dihadiri oleh 32 DPD se Indonesia dan Pengurus Pusat (DPP) Harpi.
Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi) Melati akan melaksanakan Rakernas X di Bali yang dihadiri oleh 32 DPD se Indonesia dan Pengurus Pusat (DPP) Harpi. (Caption :)

Ni Wayan Sumerti Pande selaku Ketua DPD Harpi MELATI Bali mengatakan terdapat 6 tata rias Bali yang akan dibakukan yakni tata rias payas Ningrat Buleleng, Abra Gianyar, Agra Klungkung, Dirga Jembrana, Gora Bali dan Gede Karangasem.

“Jadi tujuan kita pembakuan 6 rias penganten ini untuk dilanjutkan demi melestarikan budaya kita jadi bisa untuk anak cucu kita dan tidak ketok palu sampai disini saja, dia akan tetap berlanjut sampai kapan pun karena kalau pembakuan tidak bisa diganggu dan akan dilanjutkan ditingkat Nasional dan Internasional,” kata, Pande pada, Sabtu 29 Oktober 2022.

Ia pun berharap kedepannya tata rias pakem Bali ini tetap dipakai untuk merias pengantin sakralnya saat upacara.

Setelah pembakuan nanti akan dilakukan sosialisasi ke masyarakat. Nantinya akan ada pembakuan, lokakarya dan sosialisasi yang akan dilakukan DPC untuk memperkenalkan pada masyarakat dan perias apa itu rias pakem Bali.

“Jadi kemarin sudah banyak dibahas kita berharap di Bali untuk penganten pakem kita menggunakan petitis mohon jangan dipakai untuk pakaian berhijab itu permintaan di Bali. Sudah mulai disosialisasikan kalau bukan pakai pakem yang baku silahkan. Ketika kita menggunakan hijab mereka bukan lagi perias pakem Bali tapi modifikasi tetapi jangan menggunakan petitis pakem Bali,” imbuhnya.

Tantangan memperkenalkan tata rias pakem Bali ini dikatakan Pande sangat banyak.

Ia pun meminta juga pada make-up artist (MUA) agar jika bisa mengarahkan para pengantin menggunakan pakaian yang sopan, serta arahkan pengantin pada rias upacara sakral.

Sebelum pandemi harga rias pakem Bali ini bisa sentuh angka hingga Rp. 7 juta.

Namun setelah dihantam pandemi, kini harga rias pakem Bali mulai dari Rp. 2-2,5 juta. Dan dulu sebelum Pandemi ia pun bisa merias hingga ke 8 pengantin sekaligus. Namun saat ini mungkin ia hanya merias 2-3 pengantin saja.

“Kalau masalah bisnis kita juga hidup dari merias itu memang kalau merias itu luar biasa yang menjadi profesional salon harus jadi perias uangnya cepat kembali karena bisa sewakan pakaian juga dan profesi yang sangat dicari orang,” tandasnya.

Makin menjamurnya MUA karena melalui tutorial di medsos namun ia mengatakan akan tetap mengarahkan MUA-MUA tersebut. Menurutnya banyak MUA yang melenceng saat ini.

“Saya berharap sekali tolong dibusana jangan terlalu melenceng jauh paha-paha yang gitu-gitu lestarikan kebudayaan kita kalau sudah melalui uji kompetensi ini saya yakin semua akan terarah,” tutupnya. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved