Tragedi Kanjuruhan
Buntut Tragedi Kanjuruhan: Arema Berlaga Tanpa Penonton di Luar Malang, Dimana Homebase Singo Edan?
Singo edan harus mencari venue di luar Malang dengan radius setidaknya 250 kilometer dari Malang jika ingin kembali berlaga di Liga 1
TRIBUN-BALI.COM - Tragedi Kanjuruhan berdampak panjang bagi Arema FC di kompetisi Liga 1 2022/2023.
Singo edan harus mencari venue di luar Malang dengan radius setidaknya 250 kilometer dari Malang jika ingin kembali berlaga di Liga 1.
Meskipun begitu hingga saat ini, kelanjutan Liga 1 2022/2023 belum ada kejelasan kapan akan dimulai.
Arema FC belum menentukan stadion mana yang bakal dijadikan lokasi bertanding dalam lanjutan Liga 1 2022/2023.
Seperti yang diketahui, Arema FC dipastikan tak akan bisa bermain di Stadion Kanjuruhan di sisa Liga 1 musim ini.
Hal tersebut merupakan salah satu sanksi yang diberikan PSSI kepada Arema FC, buntut dari tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu.
Tak hanya dilarang bermain di kandang, tim berjuluk Singo Edan itu juga harus mencari lokasi bertanding dengan jarak 250 km dari Malang.
Pihak Arema FC sendiri saat ini sedang mencari kandang baru.
Nantinya keputusan akan segera diumumkan.
Hanya saja Arema FC masih menanti kepastian kapan kompetisi dilanjutkan.
"Kepastian dimana venue Arema FC setelah mendapatkan hukuman dari Komdis PSSI pasca tragedi Kanjuruhan tentu akan segerar dipastikan," kata Tatang Dwi Arifianto selaku Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia, dilansir BolaSport.com dari Tribun Jatim.
"Menunggu keputusan format kelanjutan kompetisi Liga 1.
Sementara itu, PT LIB dan perwakilan klub menggelar pertemuan di Jakarta pada tanggal 4 Oktober lalu.
Dalam pertemuan tersebut dibahas terkait kapan jadwal memulai Liga 1 2022/2023.
PT LIB memberikan tiga opsi yakni tanggal 18 November, 25 November dan 2 Desember 2022.
Selain itu muncul usulan bila kompetisi nantinya kembali menggunakan sistem bubble dan tanpa penonton.
Namun usulan ini sepertinya sulit terwujud.
Pasalnya banyak pelatih dan perwakilan klub yang menolaknya.
Tatang sendiri menjelaskan semua hal di atas masih di tahap pembahasan.
"Dua hal tersebut (home away atau centralized bubble) masih menjadi bahasan," ucap Tatang.
"Namun kami yakin hal ini akan segera dipastikan secepatnya," tuturnya.(*)