Kesehatan Ibu dan Anak
Pemerintah Indonesia Sediakan 4,2 Triliun Untuk Bangun Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Pembangunan gedung pelayanan kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas rumah sakit.
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kesehatan dan ekonomi adalah hal penting yang menyangkut kehidupan masyarakat.
Derajat kesehatan masyarakat diukur berdasarkan angka kematian ibu dan anak.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal maka perlu berbagai upaya dalam peningkatan kesehatan khususnya ibu dan anak.
Selain itu, perlu juga peningkatan kapasitas SDM tenaga kesehatan dan pembangunan fasilitas kesehatan.
Baca juga: Kurangi Angka Kematian Ibu dan Anak, Menkes Tambah 3 Jenis Vaksin ke Dalam Program Imunisasi
Seperti yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan yang didukung oleh Kementerian Keuangan dan Islamic Development Bank (IsDB) Group.
Dukungan tersebut telah merealisasikan pembangunan gedung kesehatan ibu dan anak di enam rumah sakit vertikal.
Salah satu rumah sakit yang mendapat dukungan tersebut adalah RSUP Prof. Ngoerah sebagai salah satu rumah sakit besar di Indonesia.
Pada Kamis 17 Oktober 2022, Kementerian Kesehatan menggelar Ground Breaking gedung pelayanan kesehatan ibu dan anak di enam rumah sakit vertikal milik pemerintah.
Acara ini merupakan wujud nyata implementasi komitmen dari pertemuan G20 yang saat itu berlangsung di Bali.
Acara ground breaking dilaksanakan di RSUP Prof. Ngoerah ini dan pembangunan di enam rumah sakit tersebut masuk dalam proyek penguatan rumah sakit rujukan nasional dan unit teknis vertikal.
Tujuan pembangunannya sendiri adalah untuk meningkatkan ketersediaan, aksestabilitas, dan kualitas pelayanan ibu dan anak.
Proyek ini sejalan dengan tujuan 2030 Sustanaible Development Goal (SDGs) untuk menekan anak kematian ibu.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin telah mengupayakan berbagai upaya untuk mengakselerasi target pencapaian kesehatan.
Hal tersebut dilakukan melalui program transformasi kesehatan yang konsisten pada enam pilar.
Enam pilar tersebut antara lain, transformasi pelayanan utama, tenaga kesehatan, teknologi kesehatan, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, dan keuangan kesehatan.
“Dalam pelayanan rujukan, peningkatan akses dan kualitas pelayanan rumah sakit dilakukan melalui pengembangan jaringan rumah sakit rujukan.
Kami mencoba untuk pelayanan rumah sakit vertikal dengan berkolaborasi dengan institusi global, serta implementasi sistem kesehatan akademik,” kata Budi Gunadi.
Pembangunan gedung pelayanan kesehatan ibu dan anak ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas rumah sakit.
Kesehatan ibu dan anak telah menjadi prioritas pelayanan dengan morbiditi dan mortalitas tertinggi di tingkat nasional.
Proyek pembangunan ini merupakan program pengembangan jangka panjang antara Indonesia dan IsDB.
Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan RI mengatakan, ini adalah hal positif yang didapatkan Indonesia sebagai salah satu anggota dari IsDB.
“Indonesia mendapat dukungan untuk mengembangkan ekonomi negara, khususnya dalam bidang kesehatan.
Hal ini bisa ditunjukkan dengan adanya investasi infrastrukstur yang saat ini sedang berjalan di Indonesia,” kata Sri Mulyani.
Ground Breaking gedung pelayanan kesehatan ibu dan anak di enam rumah sakit di Indonesia menjadi tonggak penting.
Ini mencerminkan kolaborasi yang terjalin erat dan komitmen untuk melanjutkan kerja sama ini dikemudian hari.
Presiden IsDB, Muhammad Al Jasser memberikan ucapan selamat atas pembangunan yang telah dilakukan.
Ia turut bangga atas pembangunan yang telah berlangsung di Indonesia dan menginspirasi dalam agenda transformasi kesehatan.
“Hari ini merupakan hari bersejarah yang harus kita tandai sebagai hari dukungan yang berkelanjutan. IsDB percaya ini adalah awal masa Indonesia untuk membawa solusi berkelanjutan kebutuhan mendesak di negaranya,” kata Muhammad Al Jasser.
Indonesia memiliki populasi masyarakat sebanyak 280 juta orang dan hampir 85 persen di bawah skema asuransi kesehatan umum.
Sebagai pemilik wilayah rumah sakit yang ikut di Ground Breaking, tentu menjadi kebanggaan bagi masyarakat Bali.
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka alias Cok Oka mengucapkan terima kasih atas kesempatan tersebut.
“Saya mengucapkan terima kasih atas dukungannya yang telah diberikan kepada kami. Saya sangat senang dan semoga ini bisa berjalan lancar,” kata Cok Oka.
Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan program ini sebanyak Rp 4,2 triliun untuk enam rumah sakit.
Rumah sakit tersebut antara lain RS Kanker Dharmais DKI Jakarta, RS Persahabatan DKI Jakarta, RS Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, dan RSUP Prof. Ngoerah Bali.
Dan sebanyak 89,3 persen dari dana tersebut dibantu oleh IsDB, sementar 10,7 persennya oleh pemerintah Indonesia.
Melalui proyek ini, diharapkan rumah sakit vertikal ini bisa meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Dengan demikian, hal ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan status kesehatan ibu dan anak, menekan angka kematian kanker anak, dan kualitas kesehatan.(*).
Kumpulan Artikel Bali