Gempa Cianjur
BMKG Beberkan Alasan Gempa Cianjur Sangat Merusak, Bukan Hanya Struktur Bangunan yang Salah
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Daryono menjelaskan alasan kenapa Gempa Cianjur begitu merusak
Lalu, pada 1982 terjadi gempa bermagnitudo 5,5 dengan 7 korban luka dan banyak rumah rusak.
Kemudian, pada Juli tahun 2000 terjadi gempa bermagnitudo 5,4 dan 5,1 yang mengakibatkan lebih dari 1.900 rumah rusak.
Setelahnya, sempat terjadi beberapa kali gempa besar hingga yang terbaru pada 21 November 2022 yang dampaknya juga sangat merusak.
Baca juga: Ganjar Sampaikan Duka Cita untuk Korban Gempa Cianjur
"Rata-rata gempa yang terjadi di zona ini tidak ada yang melebihi 6,0, semuanya bermagnitudo 5 koma," terang Daryono.
Menurut catatan BMKG, hingga Selasa 22 November 2022 pukul 07.30 WIB, telah terjadi 122 gempa susulan dengan magnitudo terbesar 4,2 dan terkecil magnitudo 1,5.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, hingga Senin malam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada 162 korban meninggal dunia akibat gempa.
Mayoritas merupakan anak-anak. Selain itu, 2.345 unit rumah dilaporkan rusak dengan skala kerusakan 60-100.

BMKG Waspadai Longsor hingga Banjir Usai Gempa di Cianjur
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mewaspadai bencana lanjutan berupa tanah longsor dan banjir bandang usai guncangan gempa magnitudo 5,6.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan imbauan ini dikhususkan bagi masyarakat Cianjur yang bermukim di daerah lereng-lereng perbukitan dan di lembah atau bantaran sungai.
Menurutnya, besar kemungkinan lereng-lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh usai terjadinya gempa bumi.
Hal ini dapat semakin diperparah dengan tingginya intensitas hujan yang berpotensi mengguyur Cianjur.
"Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng,”
“Jadi masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin," imbuhnya.
Dwikorita menyampaikan, banyaknya korban jiwa dalam peristiwa gempa Cianjur akibat tertimpa bangunan yang tidak mampu menahan guncangan gempa.