Satu Keluarga Tewas di Kalideres
NGERI! Anak Keluarga yang Meninggal di Kalideres Akui Masih Berikan Susu Hingga Sisir Rambut Mayat
Kisah mengerikan berhasil diungkap oleh kepolisian dalam kasus satu keluarga yang meninggal misterius di Kalideres
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kisah mengerikan berhasil diungkap oleh kepolisian dalam kasus satu keluarga yang meninggal misterius di Kalideres.
Anak dari pasangan keluarga yang meninggal akui masih memberikan susu hingga akui sempat menyisir rambut mayat yang terbaring diatas kasur.
Penemuan ini juga memberikan fakta baru yang mengungkap bahwa salah satu keluarga yakni Margaretha Gunawan diketahui sudah meninggal sejak sebelum tanggal 13 Mei 2022 lalu.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Hengki Haryadi mengungkapkan hal tersebut saat melakukan penyidikan lanjutan terhadap salah satu anggota koperasi yang pernah mengunjungi rumah korban.
Baca juga: FAKTA Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Anak Korban Sempat Beri Susu dan Sisiri Rambut Mayat Ibunya
Hengki mengatakan, keterangan itu berdasarkan keterangan pegawai koperasi simpan pinjam yang sempat berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga tersebut.
Berdasarkan hasil penyelidikan, pegawai itu datang untuk mensurvei rumah karena salah satu penghuni, yakni Budiyanto hendak menggadaikan sertifikat tempat tinggal tersebut.
Sesampainya di lokasi, kata Hengki, pegawai koperasi simpan pinjam dan pihak mediator pun mencium bau tidak sedap dan mencurigakan.
Pada saat itu Hengki menyebut bahwa pegawai koperasi meminta kepada Budiyanto untuk dipertemukan kepada Margaretha.
Sebab, sertifikat tersebut tercatat atas nama Margaretha.
"Begitu pintu kamar dibuka pegawai ini masuk, menyeruak bau yang lebih busuk lagi," ucap Hengki.
Pegawai tersebut pun kemudian bertemu dengan Dian dan meminta untuk dipertemukan dengan Margaretha.
Baca juga: Update Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Polda Metro Segera Ungkap Temuan Baru Siang Ini
Saat itu, Dian berdalih bahwa ibunya sedang tertidur sehingga tidak menyalakan lampu.
"Ibunya lagi tidur tapi jangan hidupkan lampu, karena ibu saya sensitif terhadap cahayanya. Kata anak atas nama Dian yang juga meninggal di TKP," kata Hengki.
"Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat ini dipegang-pegang ini agak gemuk, agak curiga," sambung dia.
Pegawai yang curiga pun diam-diam menyalakan senter dari ponselnya dan mendapati Margaretha sudah menjadi mayat.