Satu Keluarga Tewas di Kalideres
5 Kejanggalan Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Hidup dengan Mayat Ibunya, Ada 'Chat Negatif'
Berikut ini adalah lima kejanggalan dalam kasus satu keluarga tewas di Kalideres.
5 Kejanggalan Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Hidup dengan Mayat Ibunya, Ada 'Chat Negatif'
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Berikut ini adalah lima kejanggalan dalam kasus satu keluarga tewas di Kalideres.
Pihak kepolisian hingga kini masih belum menemukan penyebab meninggalnya satu keluarga tewas di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat.
Namun, pihak kepolisian pun menemukan kejanggalan-kejanggalan dalam kasus tersebut.
Kejanggalan baru yang ditemukan di antaranya ialah keluarga tersebut hidup bersama mayat ibu dari keluarga itu yakni Margaretha Gunawan, yang juga ditemukan membusuk pada 10 November 2022.
Berikut ini adalah lima kejanggalan terkait kasus satu keluarga tewas di Kalideres yang telah Tribun-Bali.com rangkum dari berbagai sumber.
1. Korban Hidup dengan Mayat Ibunya
Pihak kepolisian mengungkapkan dua korban yakni Rudiyanto Gunawan (70) dan Renny Margaretha (69) diyakini sudah meninggal enam bulan lalu.
Namun, menurut warga, Dian (42) dan adik dari Rudiyanto bernama Budianto (69) disaksikan warga sekitar masih beraktivitas pada periode 2 hingga 3 bulan sebelum ditemukan tewas bersama dua jenazah lainnya.
Mengutip dari Tribunnews.com, hal ini berarti Dian dan Budiyanto sempat hidup bersama mayat dari Ibu dan Istri mereka.
Baca juga: FAKTA Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Polisi Temukan Chat Negatif, Jenazah Alami Mumifikasi
Dua jenazah itu diperlakukan seperti manusia yang masih hidup.
Bahkan, Dian yang saat itu masih hidup bahkan masih memberikan susu hingga menyisiri rambut ibunya bernama Reni Margaretha meski sudah dalam keadaan tak bernyawa lagi.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Hariyadi, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin 21 November 2022 malam, mengatakan hal itu diperoleh polisi dari keterangan petugas koperasi yang datang ke rumahnya untuk proses menggadaikan rumah pada Mei 2022 lalu.
Setelah melihat kondisi Margaretha yang tewas dan sudah membengkak, saksi menyampaikan kepada Dian.
Namun, Dian membantah keterangan saksi dan menyatakan jika ibunya itu masih hidup.
