Dewan Pakar BPIP: Pancasila Menginspirasi KTT G20
BPIP kembali menggelar Seminar Pancasila 2022 yang menunjukkan diplomasi Pancasila sebagai solusi perdamaian dunia dan kesejahteraan internasional.
Penulis: Fransisca Andeska Gladiaventa | Editor: AMALIA PURNAMA SARI
“TNI berperan khusus dalam melaksanakan tugas pemeliharaan perdamaian dunia di berbagai negara konflik dan mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan terhadap masyarakat sipil, sehingga membangun rasa percaya dan perdamaian. Meskipun sekilas yang dilakukan berupa negosiasi kecil, mulai dari prajurit ke masyarakat, tetapi efeknya begitu luar biasa hingga mendapatkan sebuah informasi,” jelas Heru.
Hadir pula dalam seminar tersebut Penulis buku Pancasila dari Indonesia untuk Dunia Bernada Rurit. Ia mengatakan, isi dari buku yang ditulisnya memuat sejarah lahirnya Pancasila, pemikiran-pemikiran para pendiri bangsa, hingga kutipan dari Bung Karno.
Ia berharap karyanya bisa diamalkan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia, seperti yang sudah dilakukan oleh Bung Karno pada sidang PBB tahun 1960.
“Diharapkan buku dan perhelatan G20 yang berlangsung kemarin dapat membuat para pemimpin dunia terkesan, sehingga dapat mencari tahu nilai-nilai serta ideologi bangsa Indonesia. Saat ini, masyarakat dunia terhubung melalui globalisasi, sehingga generasi muda Tanah Air sewajarnya merepresentasikan Pancasila,” ujar Bernada.
Adapun Putri Indonesia 2022, Laksmi De-Neefe Suardana yang juga hadir dalam seminar tersebut menjelaskan, beauty pageant berperan mengenalkan nilai-nilai Pancasila kepada dunia. Salah satu contohnya melalui ajang Miss Universe 2022.
“Penting untuk membangun kesadaran literasi bagi generasi muda agar bisa mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari serta mendorong anak muda untuk gemar membaca, menulis, dan bersastra agar Pancasila tidak hanya menjadi sekadar hafalan saja,” ujar Laksmi.
Sementara itu, Diplomat RI sekaligus Sekretaris Pertama PTRI Jenewa Nara Masista Rakhmatia mengapresiasi keberhasilan Indonesia pada Presidensi G20 yang menjadi jalan pembuka bagi negara-negara berkembang lainnya.
Nara mengatakan, negara peserta G20 mengesampingkan ego negara masing-masing sebagai bentuk penghormatan kepada Indonesia sebagai keketuaan KTT G20.
“Tidak hanya pemerintah, masyarakat Indonesia juga berperan penting dalam berkomitmen menerapkan Pancasila terlebih dahulu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, Pancasila akan berpotensi menjadi ideologi alternatif perdamaian dunia yang diimplementasikan oleh masyarakat dunia,” jelas Nara yang juga menjadi narasumber dalam seminar tersebut.
Sebagai informasi, Pancasila sebagai ideologi perdamaian merupakan jalan ketiga yang memuat nilai-nilai pemersatu kehidupan berbangsa yang sudah lama ada di Indonesia. Meskipun sosialisme dan kapitalisme ada terlebih dahulu, tetapi Pancasila memuat nilai-nilai persatuan.
Dalam forum G20, Indonesia kembali memperkenalkan Pancasila kepada para pemimpin negara dunia yang hadir. Pancasila sebagai ideologi yang bisa mempersatukan rakyat pertama kali diperkenalkan oleh Presiden RI pertama, Soekarno.
Pada sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa tahun 1960, Soekarno menggemparkan dunia dengan pidato yang berjudul “To Build the World a New”.
Dalam pidato tersebut, Soekarno menawarkan Pancasila sebagai solusi bagi permasalahan bangsa yang mengandung nilai musyawarah dan gotong royong yang bersifat universal dan mampu menyatukan berbagai perbedaan.
Nilai yang terkandung dalam Pancasila itu yang menginspirasi Indonesia untuk menjalankan diplomasi dan menjaga perdamaian, khususnya ketika kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia dan Ukraina pada 2022.
Situasi yang sengi tantara Rusia dan Ukraina rupanya tidak menyurutkan langkah Presiden Jokowi untuk membuka pintu dialog agar masyarakat internasional dapat mengatasi krisis pangan dan energi secara gotong royong.