Berita Gianyar

Sepanjang Tahun 2022, Nelayan Gianyar Hanya Melaut 90 Kali

Cuaca di Bali relatif ekstrim. Hal itupun berdampak buruk pada masyarakat di pesisir Gianyar yang berprofesi sebagai nelayan.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN BALI/ Wayan Eri Gunarta
Potret nelayan di Kabupaten Gianyar Bali. Mereka hanya melaut sebanyak 90 hari sepanjang 2022 karena faktor cuaca. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Cuaca di sepanjang tahun 2022 di Kabupaten Gianyar, Bali relatif ekstrim. Hal itupun berdampak buruk pada masyarakat di pesisir Gianyar yang berprofesi sebagai nelayan. Dikarenakan garis laut Gianyar berada di selatan, para nelayan pun tak bisa melaut secara leluasa. Bahkan dalam hitungan Januari sampai Oktober 2022, mereka baru melaut sebanyak 90 hari. 

Hal itu dikatakan oleh Kadis Ketahanan Pangan dan Kelautan Gianyar, Gusti Ayu Dewi Hariani, Rabu 23 November 2022. Kata dia  efektif nelayan Gianyar melaut hanya dalam kisaran 90 hari. Itupun tidak dalam waktu beruntun. Artinya, pekan ini bisa melaut dan pekan depan tidak,karena faktor cuaca

Hal itupun cukup disayangkan, karena potensi tangkapan cukup tinggi. Namun di satu sisi, kondisi gelombang yang buruk akan sangat membahayakan keselamatan. "Potensi ikan di laut sangat tinggi, hanya saja karena gelombang tinggi nelayan tidak berani ambil risiko melaut. Sekalipun ada beberapa nelayan mengadu peruntungan saat gelombang tinggi, namun penuh risiko," ujarnya. 

Karena kondisi tersebut, jumlah tangkapan ikan nelayan Gianyar hanha sekitar 500 ton. Jumlah tersebut di bawah hasil tangkapan rata-rata tahun sebelumnya, yang mencapai 866 ton pertahun. "Karena faktor cuaca, saat ini tangkapan jauh di bawah rata-rata. Dulu biasanya 866 ton, bahkan pernah mencapai 1.132 ton," ungkapnya. 

Dewi Hariani juga menjelaskan, penyebab minimnya jumlah tangkapan ikan yang terserap untuk warga Gianyar bukan hanya karena faktor cuaca. Namun juga disebabkan lantaran di perairan Gianyar tidak terdapat semacam pelabuhan atau dermaga untuk nelayan. Hal itu menyebabkan nelayan Gianyar kesulitan menambatkan perahu atau menyandarkan perahu saat membawa hasil tangkapan ikan.

"Kondisi ini membuat nelayan Gianyar justru membawa hasil panen ikan ke pantai wilayah Sanur dan hasil tangkapan dijual di sana," ungkapnya.

Berdasarkan data Pemkab Gianyar, jumlah nelayan aktif saat ini sebanyak 782 nelayan. Mereka terbagi dalam 27 kelompok nelayan. Dalam meningkatkan kualitas nelayan Gianyar, pemerintah selama ini telah memberikan sejumlah pelatihan. Seperti, memperbaiki mesin perahu/sampan secara mandiri, agar tidak setiap kerusakan mesin selalu mencari bengkel. 

Di luar waktu 90 hari melaut tersebut, beberapa nelayan juga mengisi waktu dengan beternak lele, pelihara sapi atau sebagai buruh bangunan. "Sedangkan istri-istri nelayan juga kami berikan pelatihan kuliner olahan ikan laut, sehingga mereka juga memiliki keterampilan bila ada yang ingin berusaha jualan makanan," ujar Gusti Hariani. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved