Berita Nasional

Pasukan Elite TNI AD Kopassus, Yuk Simak Sekilas Sejarah Kopassus dan Pasukan Elit Lainnya!

Seperti dilansir KOMPAS.com, Pasukan Elite ditugaskan dengan tugas-tugas khusus yang tentunya berbeda dengan prajurit pada umumnya.

Patriot Bangsa
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berulang tahun ke-70 pada, Sabtu, 16 April 2022. Dalam perjalanannya, Prajurit Kopassus yang juga disebut Korps Baret Merah mencatatkan sejarah panjang di balik pembentukannya sejak 1950. Sejarah kelahiran Prajurit Kopassus sebagai satuan, tidak terlepas dari rangkaian bersejarah dalam kehidupan Bangsa Indonesia. Pada Juli 1950, timbul pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan dirinya Republik Maluku Selatan (RMS). 

TRIBUN-BALI.COM -  Sebagai garda terdepan pertahanan negara, Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki sejumlah Pasukan Elite.

Pasukan ini ada di setiap matra, yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).

Seperti dilansir KOMPAS.com, Pasukan Elite ditugaskan dengan tugas-tugas khusus yang tentunya berbeda dengan prajurit pada umumnya.

Baca juga: KASAL Laksamana Yudo Margono Siap Gantikan Jenderal Andika Perkasa Sebagai Panglima TNI

Baca juga: KSAL Yudo Margono Buka Suara soal Calon Kuat Panglima TNI Gantikan Andika Perkasa: Kita Tunggu Saja

Sebagai garda terdepan pertahanan negara, Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki sejumlah Pasukan Elite.

Pasukan ini ada di setiap matra, yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).


Seperti dilansir KOMPAS.com, Pasukan Elite ditugaskan dengan tugas-tugas khusus yang tentunya berbeda dengan prajurit pada umumnya.
Sebagai garda terdepan pertahanan negara, Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki sejumlah Pasukan Elite. Pasukan ini ada di setiap matra, yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU). Seperti dilansir KOMPAS.com, Pasukan Elite ditugaskan dengan tugas-tugas khusus yang tentunya berbeda dengan prajurit pada umumnya. (Penerangan Kostrad)

 

Lalu, apa saja Pasukan Elite TNI?

 

Prajurit Kopassus

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berulang tahun ke-70 pada, Sabtu, 16 April 2022.

Dalam perjalanannya, Prajurit Kopassus yang juga disebut Korps Baret Merah mencatatkan sejarah panjang di balik pembentukannya sejak 1950.

Sejarah kelahiran Prajurit Kopassus sebagai satuan, tidak terlepas dari rangkaian bersejarah dalam kehidupan Bangsa Indonesia.

Pada Juli 1950, timbul pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan dirinya Republik Maluku Selatan (RMS).

 

Sejarah Kopassus

Dilansir dari kopassus.mil.id yang dikutip Kompas.com, pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengarahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut.

Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima Tentara Teritorium III Kolonel AE Kawilarang.

Sementara Letkol Slamet Riyadi ditunjuk sebagai Komandan Operasi.

Operasi ini berhasil menumpas gerakan pemberontakan, tetapi tidak sedikit pula korban dari pihak TNI.

Setelah dikaji, ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan yang relatif lebih kecil sering kali mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar.

Hal ini bukan karena semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi, atau perlengkapan yang lebih lengkap, tetapi taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat, dan gerakan perorangan.

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berulang tahun ke-70 pada, Sabtu, 16 April 2022.

Dalam perjalanannya, Prajurit Kopassus yang juga disebut Korps Baret Merah mencatatkan sejarah panjang di balik pembentukannya sejak 1950.
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berulang tahun ke-70 pada, Sabtu, 16 April 2022. Dalam perjalanannya, Prajurit Kopassus yang juga disebut Korps Baret Merah mencatatkan sejarah panjang di balik pembentukannya sejak 1950. (Patriot Bangsa)

 

Pembentukan satuan pemukul

Peristiwa inilah yang akhirnya mendasari Letkol Slamet Riyadi, untuk memelopori pembentukan suatu satuan pemukul.

Satuan tersebut diharapkan dapat digerakkan secara cepat, dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimana pun beratnya.

Namun, cita-cita Letkol Slamet Riyadi itu, tidak dapat diwujudkan karena ia gugur pada salah satu pertempuran di sekitar Kota Ambon.

Cita-cita luhur ini kemudian dilanjutkan oleh Kolonel AE Kawilarang.

Hingga akhirnya, lewat Instruksi Panglima Tentara dan Teritorial (TT) III No 55/Inst/PDS/52 tanggal 16 April 1952, terbentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang merupakan cikal bakal "Korps Baret Merah" atau Prajurit Kopassus.

 

Komandan Kopassus pertama dari eks tentara Belanda

Komandan pertama dipercayakan kepada Mayor Mochammad Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL, tentara Kerajaan Belanda yang pernah bergabung dengan Korps Special Troopen dan pernah bertempur dalam Perang Dunia II.

Sebagaimana diberitakan Harian Kompas, 17 April 2002, pendidikan komando angkatan pertama dibuka pada 1 Juli 1952 di Batujajar dengan diikuti 400 siswa.

Instruktur utama pasukan tersebut juga dipercayakan kepada Mayor Idjon.

Dalam perjalanan selanjutnya, satuan ini beberapa kali mengalami perubahan nama, di antaranya Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) pada 1953.

Kemudian, Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada 1952. Pada 1955, berubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).

Pada 1966, satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI AD (Puspassus) TNI AD.

Dalam perjalanannya, Prajurit Kopassus yang juga disebut Korps Baret Merah mencatatkan sejarah panjang di balik pembentukannya sejak 1950.


Sejarah kelahiran Prajurit Kopassus sebagai satuan, tidak terlepas dari rangkaian bersejarah dalam kehidupan Bangsa Indonesia.
Dalam perjalanannya, Prajurit Kopassus yang juga disebut Korps Baret Merah mencatatkan sejarah panjang di balik pembentukannya sejak 1950. Sejarah kelahiran Prajurit Kopassus sebagai satuan, tidak terlepas dari rangkaian bersejarah dalam kehidupan Bangsa Indonesia. (Tribun Bali/Antara)

 

Namanya ditetapkan menjadi Kopassus

Berikutnya, pada 1971, nama satuan tersebut berganti menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).

Kemudian pada 1985, kembali berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sampai sekarang.

Setelah beberapa kali mengalami perubahan dalam organisasi, struktur organisasi Kopassus saat ini terdapat di beberapa wilayah.

Pertama, Makopassus yang berkedudukan di Cijantung, kemudian Pusdiklatpassus yang berkedudukan di Batujajar dan Grup-1 Kopassus yang berkedudukan di Serang.

Berikutnya, Grup-2 Kopassus berkedudukan di Solo, Grup-3 Kopassus berkedudukan di Cijantung, dan Satuan-81 Kopassus berkedudukan di Cijantung.

"Lebih Baik Pulang Nama Daripada Gagal di Medan Laga. Berani, Benar, Berhasil. Komando!"

 

Sat-81 Kopassus

Satuan 81 (Sat-81) merupakan Pasukan Elite TNI AD yang berada di dalam Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Dulunya, pasukan ini disebut sebagai Satuan 81 Penanggulangan Teror (Sat-81 Gultor) Sat-81 dibentuk oleh Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Subianto, pada akhir 1981 dan secara resmi berdiri pada 30 Juni 1982.

Saat pembentukan, Sat 81 Kopassus dinamai Detasemen Khusus 81 Antiteror yang berada di bawah Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).

Pada awal 1990-an, Detasemen 81 digabung ke dalam Kopassus dengan nama Sat-81 Gultor.

Sat-81 dilatih untuk bergerak dalam unit kecil, dengan durasi sangat cepat.

Salah satu aksi pasukan ini yang paling dikenal, adalah operasi pembebasan sandera Pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla di Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand.

Pesawat ini dibajak oleh kelompok yang menyebut sebagai Komando Jihad pada 28 Maret 1981.

Kopassus sendiri merupakan satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk mengadapi berbagai sasaran di medan seberat apapun.

Pasukan ini disebut juga sebagai Korps Baret Merah dengan slogan “Lebih Baik Pulang Nama Daripada Gagal di Medan Tugas”.

Kopassus dapat melakukan serangan langsung untuk menghancurkan logistik musuh, antiteror, operasi intelejen khusus, dan combat SAR.

Selain itu, Kopassus juga bertugas melakukan bantuan kemanusiaan, operasi anti-insurjensi, separatisme dan pemberontakan, perbantuan terhadap kepolisian atau pemerintah, serta pengamanan VVIP.

Satuan 81 (Sat-81) merupakan Pasukan Elite TNI AD yang berada di dalam Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Dulunya, pasukan ini disebut sebagai Satuan 81 Penanggulangan Teror (Sat-81 Gultor) Sat-81 dibentuk oleh Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Subianto, pada akhir 1981 dan secara resmi berdiri pada 30 Juni 1982.

Saat pembentukan, Sat 81 Kopassus dinamai Detasemen Khusus 81 Antiteror yang berada di bawah Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).
Satuan 81 (Sat-81) merupakan Pasukan Elite TNI AD yang berada di dalam Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Dulunya, pasukan ini disebut sebagai Satuan 81 Penanggulangan Teror (Sat-81 Gultor) Sat-81 dibentuk oleh Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Subianto, pada akhir 1981 dan secara resmi berdiri pada 30 Juni 1982. Saat pembentukan, Sat 81 Kopassus dinamai Detasemen Khusus 81 Antiteror yang berada di bawah Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha). (Istimewa)

Kopaska

Pasukan Elite TNI AL, Komando Pasukan Katak (Kopaska), didirikan oleh Presiden Soekarno dan ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Kep.M/KSAL.5401.13 pada 31 Maret 1962.

Namun, gagasan pembentukan pasukan ini telah ada sejak zaman revolusi kemerdekaan Indonesia.

Semboyan Kopaska adalah “Tan Hana Wighna Tan Sirna” yang artinya “Tidak Ada Rintangan yang Tidak Dapat Diatasi”.

Pasukan Kopaska memiliki kemampuan tempur dengan media dari udara, laut dan bawah permukaan.

Secara umum, dapat dikatakan pasukan ini memiliki kemampuan untuk infiltrasi dan exfilrasi melalui jalur laut.

Pasukan ini merupakan bagian dari TNI AL yang memiliki kemampuaan peperangan laut khusus.

Salah satu di antaranya adalah penerjunan freefall (terjun bebas).

Personel Komando Pasukan Katak (Kopaska)TNI AL dikenal menjalani latihan keras.

Pasukan Kopaska juga dijuluki Hantu Laut dengan topeng tengkoraknya. 

Adapun tugas utama Kopaska, yakni:
- peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia ke kapal lawan dan sabotase pangkalan musuh,
- penghancuran instalasi bawah air,
- pengintaian,
- mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar, torpedo berjiwa (kamikaze),
- dan anti teror di laut (maritime counter terrorism).
Jika tidak sedang bertugas dalam suatu operasi, tim-tim Detasemen Kopaska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP, seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.

 

Denjaka

Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) merupakan pasukan elite TNI AL.

Denjaka dibentuk berdasarkan Instruksi Panglima ABRI No. Ins/01/P/IV/1984 pada 13 November 1984.
Namun, cikal bakal pasukan ini telah ada sejak dibentuknya Pasukan Khusus Angkatan Laut (Pasula) pada 4 November 1982.


Pasukan ini dibentuk untuk menanggulangi segala bentuk ancaman keamanan dari aspek laut, seperti terorisme, sabotase, dan lainnya.


Prajurit Denjaka dituntut menguasai berbagai kemampuan, seperti pencapaian sasaran lewat teknik lintas udara, penguasaan metode bawah air, dan lintas atas air senyap.


Tugas pokok Denjaka adalah membina kemampuan anti teror dan anti sabotase di laut dan daerah pantai, serta kemampuan klandestein aspek laut lainnya. Mereka dilatih untuk memiliki kesiapan operasional yang sangat tinggi sehingga harus memiliki mobilitas, kecepatan, kerahasiaan yang tinggi.


Kopasgat.


Pasukan elite TNI yaitu Komando Pasukan Gerak Cepat atau Kopasgat yang dimiliki oleh TNI Angkatan Udara (A,U). Kopasgat adalah pasukan tempur yang bersifat infanteri dengan format organisasi tempur yang khas bagi kebutuhan matra udara. Kopasgat memiliki moto Karmanye Vadikaraste Mafalesu Kadatjana yang berarti bekerja tanpa menghitung untung dan rugi.


Seperti dilansir di Kompas.com, pasukan ini juga memiliki kemampuan terjun payung militer. Ciri khas pasukan elite ini yaitu pada baret warna jingganya. Kopasgat lahir pada 17 Oktober 1947, ditandai dengan penerjunan 13 anggotanya dengan pesawat Dakota RI-002 di Kota Waringin, Kalimantan Tengah.


Sama seperti pasukan elite yang lain, Kopasgat juga mengalami banyak pergantian nama. Awalnya, pasukan ini bernama Kopasgat, sama seperti penggunaan nama sekarang ini. Pada 1985, namanya berubah menjadi Pusat Pasukan Khas (Puspaskhas). Selanjutnya, tahun 1997 berubah menjadi Korps Pasukan Khas atau yang disebut Korpaskhas. Pada awal 2022, Paskhas kembali menggunakan nama Kopasgat.


Selama bertugas, para prajurit Kopasgat berhasil melakukan penumpasan RMS, DI/TII dan PRRI/PERMESTA, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja. Saat masih bernama Kopasgat, prajurit pasukan elite ini berhasil melakukan Operasi Seroja di Timor Timur.

Satbravo-90 Kopasgat


Satuan Bravo 90 (Satbravo-90) merupakan pasukan elite TNI AU di dalam Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) yang sebelumnya bernama Korp Pasukan Khas (Korpaskhas).

Satbravo-90 merupakan satuan pelaksana operasi-operasi khusus yang sifatnya inkonvensional di bidang matra udara. Satuan ini diresmikan pada 19 Oktober 1990. Sama seperti pasukan elit lainnya, Satbravo-90 juga bergerak diam-diam dalam melaksanakan operasi.

Adapun tugas pokok Satbravo-90 Kopasgat antara lain melaksanakan operasi intelijen, melumpuhkan alutsista/instalasi musuh dalam mendukung operasi udara dan penindakan teror bajak udara, serta operasi lain sesuai kebijakan Panglima TNI.


Selain itu Satbravo-90 juga bertugas mengatasi aksi terorisme, gerakan separatisme bersenjata, pengamanan presiden dan wakil presiden, pengamanan tamu negara, dan melaksanakan tugas perdamaian dunia, serta membantu Polri.

Satbravo 90 telah banyak terlibat dalam penugasan penting diantaranya evakuasi WNI dan staf Kedubes Afganistan dan yang terbaru evakuasi WNI di Ukraina.


Dijuluki Hantu Laut, Inilah Kesaktian Prajurit Yontaifib, Pasukan Elite TNI AL
Batalyon Intai Amfibi atau Yon Taifib merupakan pasukan elite yang merupakan bagian Korps Marinir TNI Angkutan Laut.

Pasukan ini memiliki semboyan Maya Netra Yamadipati yang bermakna “Bergerak dengan Cepat, Rahasia dan Mematikan dalam Setiap Pertempuran”.


Seperti dilansir Kompas.com, awalnya, Yon Taifib dibentuk karena Korps Marinir TNI A,L yang memerlukan data-data intelijen lengkap. Pasukan ini, awalnya bernama Komando Intai Para Amfibi atau KIPAM yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Komandan KKO AL No.47/KP/KKO/1961 tanggal 13 Maret 1961.
Kesaktian Prajurit Yon Taifib.


Peristiwa penemuan Black Box pesawat Lion Air J.T-610 tahun 2018 lalu menjadi satu di antara bukti kesaktikan dan kecermatan prajurit Yon Taifib.


Seorang prajurit TNI Yon Taifib 1 Marinir, TNI A,L Sertu Hendra berhasil menemukan Black Box pesawat Lion Air yang dilaporkan jatuh pada Senin, 29 Oktober 2018 dengan mengangkut 178 penumpang tenggelam di perairan karawang.


Perlu waktu 3 hari dengan 850 penyelam dan 44 kapal untuk menemukan black box pesawat Lion Air tersebut.
Seperti dilansir Tribunnews.com dam dikutip Sripoku.com, personel Taifib Marinir Sertu Hendra adalah yang pertamakali menemukan black box pesawat tersebut. Black box tersebut ditemukan di kedalaman 30 meter.


Mereka harus menyelam selama 5 jam sebelum akhirnya berhasil menemukan benda penting tersebut.
Kemahiran pasukan Yontaifib memang tidak perlu diragukan lagi, bahkan dunia pun mengakui kehebatan pasukan elite TNI A,L ini.


Dijuluki hantu laut.


Untuk menjadi anggota Yon Taifib, calon diseleksi dari prajurit marinir yang memenuhi persyaratan mental, fisik, kesehatan, dan telah berdinas aktif minimal dua tahun.


Salah satu program latihan bagi siswa pendidikan intai amfibi, adalah berenang dalam kondisi tangan dan kaki terikat, sejauh 3 kilometer.


Dari satuan ini kemudian direkrut lagi prajurit terbaik untuk masuk kedalam Detasemen Jala Mengkara, pasukan elitnya TNI Angkatan Laut.


Dijuluki hantu laut, karena keahliannya bertarung di dalam air sudah di luar batas manusia biasa.
Harus bisa menguasai segala medan, baik itu darat, laut maupun udara.


Salah satu latihan terberatnya adalah berenang sejauh 3 kilometer dengan tangan dan kaki diikat.
Memiliki dua semboyan menakutkan yaitu Mayanetra yang berarti tidak kelihatan dan Yamadhipati Malaikat yaitu

Pencabut Nyawa


Adapun tugas Yon Taifib adalah membina dan menyediakan kekuatan amfibi maupun pengintaian darat.

Selain itu, pasukan ini juga bertugas untuk melakukan operasi khusus dalam pelaksanaan operasi amfibi dan satuan tugas TNI AL. Tugas pokok lainnya, yakni melakukan pengamanan di berbagai obyek vital dan pejabat yang bernilai sangat penting (VIP), serta melakukan operasi SAR biasa ataupun SAR tempur.


Ciri Khusus Batalyon Intai Amfibi.


Pasukan khusus kebanggaan dari TNI AL ini memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan pasukan yang lain.
Pasukan ini memiliki ciri berupa latihannya yang super ketat. Seorang calon anggota YonTaifib harus menjalani latihan yang ketat baik di darat, laut, dan udara.


Mereka ditekan hingga tingkat stres tinggi untuk mengetahui kemampuan bertarung dan bertahan hidup di kondisi apa pun.


Program-program latihan yang dijalankan oleh calon anggota YonTaifib sangat berisiko tinggi.
Mereka harus bisa berenang di lautan dengan kaki dan tangan terikat sejauh 3 kilometer.
Mereka digembleng untuk mampu segala masalah yang ada dengan cepat dan tepat.
Seorang anggota yang tak bisa menjalani semua latihan dari YonTaifib akan tereliminasi dengan mudah tanpa harus menunggu waktu yang cukup lama.


Perekrutan Batalyon Intai Amfibi sangat ketat dan keras. Syarat utama yang harus dimiliki oleh calon anggota Yon Taifib adalah menjadi anggota Korps Marinir selama 2 tahun dengan usia maksimal 26 tahun.
Selanjutnya mereka juga harus memiliki kemampuan-kemampuan dasar seperti bertempur, dasar kemiliteran, pendidikan taktik operasi darat, pendidikan komando marinir, penyelaman, hingga free fall.
Setelah syarat-syarat dasar itu dipenuhi oleh calon anggota. Mereka akan memasuki tes-tes fisik.
Setelah tes fisik selesai, mereka akan dites secara psikologi untuk mengetahui mental asli dari prajurit yang nantinya akan menjadi ujung tombak perjuangan TNI AL.


Proses Pendidikan Batalyon Intai Amfibi
Setelah melalui proses panjang dan berliku, seorang calon anggota Batalyon Intai Amfibi akan mulai melakukan pendidikan.
Waktu pendidikan untuk program ini kurang lebih 9 bulan yang terbaik menjadi beberapa tahap dari yang mudah hingga yang terberat.
Semua siswa didikan Batalyon Intai Amfibi harus mempelajari hal-hal terkait pertarungan darat laut, udara, dan bawah air yang tak bisa dilalui oleh semua orang.
Peserta didik Batalyon Intai Amfibi akan diajari banyak oleh para Perwira Taifib di Pusat Latihan Tempur atau Puslatpur yang terletak di beberapa wilayah di Pulau Jawa.
Dalam latihan, biasanya akan ada anggota yang terseleksi secara alami hingga hanya menyisakan anggota yang benar-benar tangguh dan bisa diandalkan dalam setiap pertempuran.

Koopsus
Komando Operasi Khusus (Koopssus) merupakan pasukan elite TNI yang terdiri dari pasukan-pasukan elite di tiga matra. Koopssus TNI diresmikan pada 30 Juli 2019 oleh Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat itu menjabat sebagai Panglima TNI. Tugas pasukan ini adalah mengatasi aksi terorisme, baik dalam maupun luar negeri yang mengancam ideologi, kedaulatan, dan keutuhan bangsa Indonesia.
Ada tiga fungsi yang dimiliki Koopssus TNI dalam pemberantasan terorisme, yakni penangkalan, penindakan dan pemulihan. Sebelumnya, satuan serupa pernah dibentuk pada tahun 2015 dengan nama Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopsusgab) oleh Panglima TNI saat itu, Jenderal Moeldoko. Namun, setelah Moeldoko turun dari jabatannya, Koopsusgab sempat dibekukan.
Wacana pengaktifan kembali Koopsusgab muncul pada 2018 sebagai efek aksi teror di Surabaya. Wacana ini baru terwujud pada 2019 setelah Presiden Joko Widodo meneken Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2019 yang menjadi dasar hukum pembentukan Koopssus TNI.
Dalam Perpres tersebut, Koopssus TNI bertugas menyelenggarakan operasi khusus dan kegiatan untuk mendukung pelaksanaan operasi khusus yang membutuhkan kecepatan dan keberhasilan tinggi guna menyelamatkan kepentingan nasional di dalam ataupun di luar wilayah Indonesia.
Referensi: Warsono, Heribertus Yudho. 2020. “Pendidikan Pasukan Katak TNI AL” dalam Cakrawala: Media Informasi TNI AL dan Kemaritiman Edisi 449 (hlm. 34-36). Jakarta: Dinas Penerangan Angkatan Laut.

Sumber
PENERANGAN KOPASGAT
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/05/06510621/deretan-pasukan-elite-andalan-tni-dengan-segala-kemampuan-khususnya

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved