Liga 1 Mundur Lagi dan Belum Pasti, Haudi Abdillah: Padahal Semua Persiapan Sudah Dilakukan

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gelaran BRI Liga 1 2022/2023 yang rencananya dilanjutkan pada 2 Desember 2022 ini terpaksa kembali urung digelar pasca Tragedi Kanjuruhan itu.

Tim verifikasi dari stakeholder terkait ternyata baru mau mulai melakukan survei terhadap beberapa stadion yang rencananya digunakan untuk kompetisi sistem bubble.

Stadion yang digunakan untuk lanjutan putaran pertama Liga 1 pekan ke-12 sampai pekan ke-17 adalah Stadion Sultan Agung Bantul, Stadion Moch Soebroto Magelang, Stadion Jatidiri Semarang dan Stadion Maguwoharjo Sleman.

Menanggapi kembali mundurnya jadwal Liga 1 ini, Pemain Bali United, Haudi Abdillah mengatakan, bahwa segala persiapan sejatinya sudah dilakukan oleh punggawa Bali United meskipun sistem bubble dirasa tidak ideal.

Baca juga: Pemain Timnas Indonesia Terkesan dengan Training Center Milik Bali United, Shin Tae-yong: Luar Biasa

"Semua persiapan sudah kami lakukan selama dua bulan ini, kami tidak pernah libur lama, tetap latihan rutin, kami sebagai pemain berharap hasil dalam latihan segera bisa kami terapkan dalam pertandingan dan bisa berikan hasil maksimal," ujar Haudi kepada Tribun Bali, Rabu 30 November 2022.

Meski merasa keberatan dengan sistem bubble yang menjadikan Bali United sebagai tim musafir, namun tidak ada pilihan lain selain menjalankan regulasi operator liga, ia memaklumi hal itu.

"Kalau rencana memang sepertinya tidak sesuai yang kami inginkan, namun dengan kondisi seperti ini lebih baik memang liga bisa jalan terlebih dahulu, semoga lancar sesuai harapan dan nanti kembali normal," kata Haudi.

"Sistem bubble memang tidak sesuai yang kami inginkan, namun sekali lagi kondisinya seperti ini, kami harapkan liga berjalan dan normal lagi," sambungnya.

Bek tengah Bali United ini tak menampik berhentinya kompetisi liga yang terlalu lama bisa berdampak pada mental pemain yang sudah terbentuk hingga pekan ke-11 BRI Liga 1 2022/2022.

Salah satu cara untuk menjaga semangat dan mental bermain, kata Haudi, adalah berpikir dan melakukan kegiatan-kegiatan positif, membuang jauh-jauh kekhawatiran atas sepak bola Indonesia.

Terlebih sebagaimana Haudi dan pemain lain, sepak bola Indonesia bukan saja hobi, melainkan menjadi profesi untuk penghasilan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari pemain dan keluarga.

“Secara mental memang berpengaruh karena sebagai pemain kita butuh pertandingan, namun kita tetap berpikir positif dan yakin sepak bola Indonesia akan lebih baik lagi,” ujar Haudi.(*).

Kumpulan Artikel Bali