Gempa Garut

Garut Diguncang Gempa Dua Kali, Warga Terluka, 5 Bangunan Rusak

Gempa bumi M 6.1 terjadi di Garut, Jawa Barat, ada satu warga Desa Putrajawa mengalami luka-luka

twitter @infoBMKG
Kabupaten Garut baru saja diguncang gempa berkekuatan M 6,4 yang getarannya terasa hingga Jakarta, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami - Garut Diguncang Gempa Dua Kali, Warga Terluka, 5 Bangunan Rusak 

TRIBUN-BALI.COM, GARUT - Gempa bumi M 6.4 yang kemudian dimutakhirkan menjadi M 6.1 terjadi di Garut, Jawa Barat, Sabtu 3 Desember 2022, pukul 16.49 WIB.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di 7.51 LS dan 107.52 BT pada kedalaman 109 kilometer.

Menurut BMKG, pusat gempa bumi berada di darat dan tidak berpotensi tsunami.

Tak hanya satu kali, gempa susulan kembali mengguncang Kabupaten Garut pada pukul 17.59 WIB dengan magnitudo 2.9.

Baca juga: Garut Diguncang Gempa Berkekuatan M 6,4 yang Terasa Hingga Jakarta, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Adapun gempa berada di kedalaman 107 Km dengan Lok 7.62 Lintang Selatan, 107.52 Bujur TImur.

"Dalam beberapa menit pertama setelah gempa,bparameter gempa dapat berubah dan boleh jadi belum akurat, kecuali telah dianalisis ulang seismologist," terang BMKG.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan dalam keterangan resmi bahwa gempa bumi itu dirasakan cukup kuat selama 4-5 detik.

Suharyanto, yang saat ini masih berada di Posko Darurat Bencana Gempa Bumi M 5.6 Cianjur, pun turut merasakannya.

“Dirasakan cukup kuat selama 4-5 detik di Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung,” jelas Suharyanto.

Menurut data kerusakan yang dihimpun oleh Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB, ada empat rumah dan satu unit sekolah rusak.

Di samping itu, ada satu warga Desa Putrajawa, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, mengalami luka-luka dan sudah dibawa ke puskesmas terdekat.

“Untuk sementara yang diterima adalah empat unit rumah rusak di Kabupaten Garut, dan 1 unit sekolah, SDN Jatiwangi 1 juga rusak. Ada satu korban jiwa mengalami luka-luka dan sudah dibawa ke puskesmas setempat,” kata Suharyanto.

Dengan melihat kedalaman gempa bumi menurut data BMKG, Suharyanto berharap bahwa guncangannya tidak terlalu merusak dan tidak terlalu banyak menyebabkan jatuh korban jiwa.

"Menurut BMKG, gempa ini cukup dalam. Berdasarkan pengalaman gempa sebelumnya, dengan kedalaman di atas 60 kilometer, apalagi ini di atas 100 kilometer, ini dampak kerusakannya diharapkan tidak terlalu merusak,” kata Suharyanto.

Gempa menyebabkan Iin (42) seorang wanita terluka di bagian kepala akibat tertimpa genting rumahnya di Kampung Lemburtengah, Desa Putrajawa, Kecamatan Selaawi, Garut.

"Korban terluka akibat tertimpa genting rumahnya, terluka di bagian kepala," ujar Camat Selaawi, Fahmi Fauzi.

Saat gempa terjadi tembok rumahnya pun menurutnya roboh menimpa genting warung kemudian menimpa korban.

"Menurut keterangannya, korban saat itu sedang sapu-sapu di rumahnya," ungkap Fahmi.

Fahmi menuturkan kondisi korban saat ini membaik, hanya saja terdapat luka lima jahitan di bagian kepalanya akibat tertimpa genting.

Saat kejadian korban sempat mendapatkan pertolongan pertama oleh para tetangganya.

Gempa juga menyebabkan dinding SDN 1 Jatiwangi Pakenjeng ambruk.

SDN 1 Jatiwangi terletak di Kampung Bojongrandu, Desa Jatiwangi, Kecamatan Bungbulang, Garut.

Sekretaris Camat Bungbulang, Agus, mengatakan, gempa yang terjadi pada pukul 16.49.41 WIB, itu merusak salah satu dinding SDN 1 Jatiwangi.

"Itu dapur dindingnya ambruk, hasil pantauan tadi di lokasi ada beberapa kerusakan lain di SDN 1 Jatiwangi, dinding retak dan atap berjatuhan," ujarnya saat dihubungi Tribunjabar.id.

Ia menuturkan, pihaknya saat ini tengah mendata kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Agus menjelaskan, dari laporan sementara yang diterimanya, tidak ada korban jiwa atau korban luka di wilayah Kecamatan Pakenjeng.

Kepala Pelaksana BPBD Garut, Satria Budi, mengatakan dari laporan sementara, kondisi di wilayah perkotaan khususnya aman.

Pihaknya saat ini tengah melakukan pemantauan di wilayah selatan Kabupaten Garut.

Kondisi aman, kami sedang melakukan pemantauan di wilayah selatan," ujarnya saat dihubungi.

Kepala Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Hadi Rahmat mengatakan, informasi sementara dilaporkan terjadi retak di wilayah Cisewu dan Pakenjeng Garut.

"Iya di Pakenjeng dan Cisewu juga ada laporan rumah retak-retak," ujar Hadi, Sabtu.

Sementara terkait berapa jumlahnya dan ada atau tidak korban jiwa atau luka-luka akibat gempa bumi di Garut tersebut, pihaknya belum dapat memastikan.

"Masih dicek," katanya.

Gempa Garut juga dirasakan warga Kampung Tapis RT 03/02, Desa Kadupandak, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Sabtu.

Gempa tersebut menyebabkan genting berjatuhan dan adukan tembok genting jatuh menimpa dinding rumah warga yang menyebabkan warga panik.

Semua warga saat itu berlarian ke luar rumah dan berusaha mencari penyebab sumber suara.

"Tak ada korban jiwa dari jatuhnya genting rumah warga akibat gempa Garut tersebut, hanya genting dari sebuah rumah yang memang atapnya sudah tua," ujar Babinsa Desa Kadupandak, Nanang, melalui sambungan telepon petang ini.

Nanang mengatakan, rumah tersebut milik seorang warga bernama Maman.

Ia mengatakan, selain jatuhnya genting dan tembokan atap rumah Maman, tak ada lagi kerusakan di wilayah Kadupandak.

"Iya, Pak, hanya itu saja laporan yang saya terima," kata Nanang.

Gempa juga dirasakan Ciamis, Sumedang, Bandung, Kebumen, hingga Yogyakarta.

Disebutkan BMKG gempa yang terjadi merupakan gempang tektonik.

Hasil analisis BMKG, gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Garut dengan skala intensitas IV MMI atau bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, Soreang, Kopo, Kalapanunggal, Sumur, Ciamis.

Lalu Tasikmalaya dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terrasa getaran seakan akan truk berlalu.

Kemudian Sumedang, Lembang, Pamoyanan, Panimbang, Cikeusik, Labuan, Purworejo, Bantul, Kulonprogo dengan skala intensitas II-III MMI yakni getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Di Cikembar, Cugenang, Palabuhan Ratu, Bandung, Bogor, Cilacap, Sawarna, Cireunghas, Bojong, Yogyakarta, Wonosobo, Karangkates, Trenggalek dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. (tribun jabar)

Tak Berhubungan dengan Cianjur

KEPALA BMKG Jabar, Teguh Rahayu, mengatakan, gempa 6,4 (kemudian direvisi jadi 6,1) magnitudo yang terjadi di daratan Garut tidak ada hubungannya dengan gempa Cianjur.

Ia mengatakan, meski dalam posisi kedalaman menengah, yakni 118 kilometer, karena terjadi di darat dan magnitudo gempa cukup besar, gempa ini banyak dirasakan di beberapa daerah.

"Gempa magnitudonya besar, tapi tak ada hubungannya dengan gempa Cianjur. Kenapa banyak dirasakan karena gempa berpusat di darat dengan kedalaman menengah 118 meter pada pukul 16.49 WIB tadi," ujar Teguh saat ditemui di Pendopo Cianjur, Sabtu 3 Desember 2022.

Teguh mengatakan, gempa Cianjur memiliki kedalaman 10 kilometer dan termasuk gempa dangkal yang terjadi di sesar darat.

"Kalau berada berada di daratan pasti ada kerusakan karena ada goyangan," katanya.

Teguh mengatakan saat ini para peneliti masih menyelidiki gempa Cianjur.

Ia mengatakan, jika dihitung dari data gempa yang terjadi di Cianjur itu, periode gempa terjadi sekitar dua puluh tahun.

"Gempa itu memang kalau yang kecil tak terasa oleh manusia, tapi oleh alat kita itu tercatat, misal yang terjadi di lautan yang terjadi gesekan. Jadi setiap hari bumi bergesekan," katanya.

Adanya aktivitas lempeng Indo-Australia (intraslab) diperkirakan menjadi pemicu terjadinya gempa di Garut.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono berdasarkan keterangan resmi yang diterima Tribunjabar.id.

Analisis penyebab gempa diperhatikan dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenter.

Adapun gempa di Garut ini termasuk ke dalam jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia (intraslab).

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," jelas Daryono dikutip dari keterangan resmi yang diterima Tribunjabar.id, Sabtu.

Daryono juga menyampaikan bahwa hingga pukul 17.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Dalam keterangan yang sama, Daryono meminta agar warga tetap tenang dan tidak termakan oleh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujar Daryono.

Selain itu Daryono juga mengimbau warga menghindari bangunan retak akibat gempa.

"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," katanya.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," sambungnya. (tribunjabar/fam)

Kumpulan Artikel Nasional

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved