Jaga Kesucian DTW Tanah Lot, Pihak Manajemen Libatkan Petugas Keamanan Hingga Pemangku Agama
Untuk jaga kesucian DTW Tanah Lot, pihak manajemen libatkan petugas keamanan hingga pemangku agama, siapkan sarana dan prasarana terbaik.
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebagai kawasan suci, areal Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot tentu mendapat penjagaan ketat.
Selain penjagaan secara niskala, penjagaan secara sekala juga perlu dilakukan untuk mempertahankan kesucian Tanah Lot.
I Wayan Ari Adnyana, Sekretaris Manajemen Operasional DTW Tanah Lot mengatakan pihaknya telah menyediakan beberapa fasilitas di Tanah Lot.
Tujuannya sendiri adalah sebagai penunjang untuk menjaga kesucian areal Tanah Lot.
“Kita tahu sendiri bahwa kawasan DTW Tanah Lot ini adalah area areal suci."
"Kita sudah standby-kan beberapa petugas dari atas wilayah masuk samapi ke pantainya,” kata I Wayan Ari Adnyana.
Lelaki yang akrab disapa Ari kemudian menjelaskan terperinci fasilitas penjagaan tersebut kepada Tribun Bali.
Mereka menyediakan petugas informasi yang siap sedia apabila ada pengunjung yang datang meminta informasi.
Ada juga petugas yang melakukan montoring dan penjagaan di bagian atas DTW Tanah Lot.
Baca juga: DTW Tanah Lot Tabanan Percantik Enjung Galuh Jelang KTT G20
Kemudian, mereka juga menyediakan life guard di area pantai untuk berjaga terhadap pengunjung yang beraktivitas di pantai.
Tidak hanya itu, mereka juga memberikan himbauan kepada pengunjung melalui pengeras suara.
Selain digunakan untuk himbauan menjaga kesucian areal Tanah Lot, diselipkan pula himbauan untuk keamanan, kesehatan, dan lain sebagainya.
“Pengeras suara ini biasanya kita gunakan untuk memberikan pengumuman kepada pengunjung seperti pemanggilan untuk kembali ke bus.
Nah kita selipkan terkait dengan himbauan-himbauan lainnya kepda mereka,” tambah Ari.
Biasanya, kunjungan para wisatawan apalagi dalam jumlah besar biasanya akan mengikutsertakan guide asal Bali.
Dari guide-nya juga sudah memberikan himbauan terkait dengan aturan-aturan selama berwisata di Bali, termasuk di Tanah Lot.
Sementara itu, pihak DTW Tanah Lot sendiri akan menegaskan kembali aturan-aturan itu di lokasi.
Namun, karena jumlah wisatawan yang banyak, petugas tidak bisa memonitoring satu per satu dan salah satu diantara mereka berbuat tidak baik.
Baca juga: Semester Awal 2022, Hampir 500 Ribu Wisatawan Kunjungi DTW Tanah Lot Tabanan
Sehingga secara niskala tidak berkenan dan akhirnya mendapat teguran oleh “due” di sana.
Kalau di DTW Tanah Lot, areal Pura tidak boleh dimasuki oleh sembarangan orang seperti “awig-awig” Pura pada umumnya.
Pura hanya boleh dimasuki oleh pemedeg yang akan melakukan persembahyangan.
Sama seperti Mangku Gede Tanah Lot, terkait berita pelajar luar Bali yang kerauhan di Gianyar belum sampai di telinga Ari.
Sebelumnya memang ada kejadian serupa namun bagi Ari hal ini merupakan kejadian kali pertama di Tanah Lot.
“Biasanya kerauhan yang dialami pengunjung akan terjadi di seputar areal suci Tanah Lot.
Sementara kejadian yang menimpa pelajar SMP asal Jogja tersebut terjadi di luar Tanah Lot bahkan dengan jarak yang sangat jauh,” ujarnya.
Apabila kejadiannya terjadi di seputar arela suci Tanah Lot, pengunjung akan “ditunaskan tirta” atau diberikan air suci oleh pemangku.
Pengunjung akan diarahkan untuk meminta maaf dan diupacarai oleh pemangku setempat.
Setelah itu, melewati “jaba” kawasan suci Tanah Lot, pengunjung akan merasa normal kembali.
Untuk kedepannya, Ari berharap para wisatawan bisa mencari tahu aturan-aturan sebelum masuk ke dalam lokasi wisata.
Dengan demikian, kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi dan wisata dapat berjalan dengan lancar. (yun)