Resmi Calonkan Diri Sebagai Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha Enggan Sebut Akan Dampingi Siapa

TRIBUN-BALI.COM - Ratu Tisha resmi menyalonkan diri sebagai menyalonkan diri sebagai Wakil Ketua Umum PSSI.

Diketahui, Ratu Tisha menyerahkan formulir pendaftaran calon Wakil Ketua Umum PSSI, pada Minggu 15 Januarin2023.

Dilansir dari BolaSport.com, Ratu Tisha tiba di Kantor PSSI, GBK Arena Senayan, Jakarta Pusat, pada pukul 11.29 WIB.

Ratu Tisha yang bersedia mencalonkan sebagai Wakil Ketua Umum PSSI didukung sejumlah voters.

Di antaranya yaitu dari Sulut United, PSIM Yogyakarta, Persekat Tegal, Perserang Serang, Asprov Maluku.

"Alhamdulillah hari ini mengembalikan formulir Wakil Ketua Umum PSSI," ucap Ratu Tisha seusai menyerahkan formulir.

Terkait Ketua Umum yang nantinya akan didampingi oleh Ratu Tisha, dia enggan banyak berkomentar.

Sejauh ini, baru dua nama yang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI yakni La Nyalla Mattalitti dan Erick Thohir.

"Kalau itu (siapa Ketua Umum PSSI yang akan didampingi)," tutur Ratu Tisha.

"Karena kami berjalan untuk pemilihan dari masing-masing, kita lihat bursa-nya seperti apa."

"Membantu ketua umum dalam menjalankan tugasnya, juga satu dengan badan Komite Eksekutif," ujarnya.

Baca juga: Erick Thohir Calonkan Diri Jadi Ketua Umum PSSI, Raffi Ahmad Hingga Kaesang Pangarep Beri Dukungan

Sebelumnya, Ratu Tisha pernah menjabat sebagai Sekjen PSSI pada periode 2017-2020.

Menteri BUMN, Erick Thohir sebelumnya telah lebih dulu mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PSSI periode 2023-2027.

Dilansir dari BolaSport.com, Erick Thohir menyerahkan berkas pencalonan tersebut di Kantor PSSI, GBK Arena, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu 15 Januari 2023.

Saat tiba di Kantor PSSI, Erick Thohir disambut langsung oleh Anggota Komite Eksekutif (EXCO), Hasani Abdulgani.

Tak tanggung-tanggung dalam penyerahan ini, Erick Thohir juga didampingi para voter dari pemilik klub Liga 1 dan Liga 2, ada Raffi Ahmad (RANS Nusantara FC), Atta Halilintar, Kaesang Pangarep (Persis Solo), Teddy Tjahjono (Persib Bandung), dan beberapa voter lain.

Mereka bakal mendampingi mendampingi Erick Thohir dalam pembenahan sepak bola Tanah Air.

Setelah menyerahkan berkas Erick Thohir pun mengungkapkan tujuannya mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI.

Menurutnya selama ini sudah banyak teori dan saat ini waktunya pembenahan sepak bola Indonesia.

"Sudah banyak teori dalam perbaikan sepak bola Indonesia, itu banyak teori, banyak teori banyak konsep," ujar Erick Thohir kepada awak media termasuk BolaSport.com di GBK Arena, Senayan, Jakarta.

"Sebenarnya yang harus kita lakukan adalah kita bernyali, bernyali untuk sepak bola yang bersih dan juga sepakbola yang berprestasi. Itu yang terpenting," ucapnya.

Baca juga: Liga 2 dan Liga 3 Dihentikan, Eks Pemain Timnas Indonesia Hamka Hamzah Minta PSSI Bongkar Hal Ini

Lebih lanjut, Erick juga berterima kasih kepada voter yang telah mengantarkannya dalam penyerahan daftar calon ketua umum ini.

Bahkan Baim Wong yang juga mengungkapkan minatnya untuk menjadi investor dalam sepak bola nantinya.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada para voters yang datang, ini ada Pak Teddy, ada teman-teman di belakang, ini ada Persis Solo, RANS Nusantara, dan ada mungkin mas Baim yang sedang melirik juga investasi di industri sepak bola," ujarnya.

Mantan pemilik Inter Milan itu menegaskan bakal menata sepak bola Tanah Air dan akan mewujudkannya.

"Jadi saya ucapkan terima kasih kepada voters, tapi hari ini tugasnya adalah memastikan apakah mimpi kita bersama menjadi kenyataaan, ayo kita mulai kerja, kita lihat tanggal 16 Februari, itu saja," tuturnya.

Hal ini karena pemilihan ketua umum bakal dilaksanakan tepat pada Kongres Luar Biasa (KLB) pada 15 Februari 2023.

Dengan begitu, Erick Thohir masuk dalam daftar calon ketua umum PSSI kedua setelah sebelumnya mantan ketua umum PSSI La Nyalla Mattalitti, sudah mendaftarkan diri.

Ketua Dewan Perwakilan (DPD) RI tersebut telah mencalonkan diri pada Jumat 13 Januari 2023.

La Nyalla bukan sosok baru dalam lingkungan PSSI. 

Ia sempat menjabat ketua umum pada 2015 sebelum PSSI dibekukan pemerintah Indonesia yang berujung sanksi FIFA.

(*)