Bali United

Mental Baja Coach Teco Hadapi Derasnya Kritik di Media Sosial, Tak Ambil Pusing, Banyak Akun Palsu

Stefano Cugurra untuk memperjuangkan Bali United memangkas jarak dari pemuncak klasemen sementara BRI Liga 1

BolaSport
Pelatih Bali United, Stefano Teco Cugurra - Mental Baja Coach Teco Hadapi Derasnya Kritik di Media Sosial, Tak Ambil Pusing, Banyak Akun Palsu 

TRIBUN-BALI.COM, SLEMAN – Derasnya kritikan di media sosial tak menyurutkan langkah Pelatih Kepala, Stefano Cugurra untuk memperjuangkan Bali United memangkas jarak dari pemuncak klasemen sementara BRI Liga 1, PSM Makassar yang terpaut 9 poin dan kembali menghuni papan atas.

PSM Makassar berada di posisi puncak dengan poin 44, sedangkan Bali United masih terjebak di peringkat 6 dengan mengemas 35 poin.

Sebab, dari 3 laga terakhir, Serdadu Tridatu gagal mengukir hasil positif.

Dari 3 laga tersebut, Bali United hanya mengemas 2 poin hasil seri melawan PSM Makassar dan RANS Nusantara FC serta menelan kekalahan dari Persija Jakarta.

Baca juga: Persib Bandung Hadapi PSS Sleman Sore Ini, Laga Bali United vs Barito Putera Selanjutnya

Dalam berbagai komentar media sosial dari sejumlah akun fans sepak bola di Indonesia, nama Bali United mulai redup dari nama klub yang memiliki kans juara, klub-klub yang digadang-gadang mulai menunjukkan tren positif merebut trofi juara adalah Persib Bandung, Persija Jakarta dan PSM Makassar.

Persija dan Persib justru mengawali musim Liga tidak begitu mulus, namun memasuki putaran kedua, Maung Bandung dan Macan Kemayoran mulai menunjukkan taringnya.

Sang juara bertahan, Serdadu Tridatu yang mengawali start lebih bagus saat putaran pertama selalu di papan atas dan finish di runner up kini justru terjun bebas ke peringkat 6.

Pada putaran kedua, dari sisa 14 laga, Bali United masih harus menghadapi lawan-lawan berat, yang utama adalah Persib Bandung, Borneo FC, Madura United, serta tim-tim lain yang putaran pertama berhasil mengalahkan Bali United, diantaranya Persis Solo, Persikabo 1973 yang putaran kedua ini bangkit lebih trengginas.

“Yang pasti waktu tidak menang dikritik biasa di sepak bola, lebih banyak kritik daripada pujian dan di media sosial ada akun-akun palsu yang mengkritik. Saya sendiri tidak mau lihat karena buat ganggu konsentrasi tim. Saya pikir di media sosial pasti tidak semua puas, saya lebih respect kamu (wartawan,-red) tulis kritik saya, saya respect, kritik dari lihat kondisi tim, kamu evaluasi dengan analisis, tapi orang kami tidak tahu siapa mereka orang Bali atau bukan, ada fans dari klub lain cari masalah di sini, jadi buat apa saya baca itu,” ujar Teco kepada Tribun Bali belum lama ini.

“Ada yang mau minta mainkan Nadeo, ada yang mau minta mainkan Ridho, ada yang minta mainkan Gerri, ada yang mau minta Koming. Saya hanya bisa pasang satu, pasti ada yang tidak suka dan tidak puas. Soal hasil, kami harus terima, dalam sepak bola ada hasil positif dan ada hasil negatif. Yang penting kami harus kerja keras buat bisa balik hasil bagus,” sambungnya.

Coach Teco juga sudah menekankan kepada para punggawanya agar tidak down ketika mendapat kritikan di media sosial.

“Mudah-mudahan situasi ini tidak ganggu tim, kenapa, kadang-kadang pemain dikiritik bisa down. Tapi saya sendiri tidak fokus pada hal itu, saya kerja lebih keras” jelas Coach Teco.

“Ini biasa di sepak bola dan pelatih yang tidak bisa terima kritik, dia tidak bisa jadi pelatih kepala tapi asisten pelatih. Asisten pelatih tidak ada masalah tetapi pelatih kepala pasti ada waktu yang bagus dan ada waktu yang tidak bagus, ada waktu tim menang, ada waktu kalah. Harus tahu situasi sepak bola di Indonesia. Biasa ada orang fanatik yang minta tim harus menang, harus menang. Tapi situasi harus tahu juga kalau tim lawan juga ingin menang. Waktu kami bisa menang, kritik pasti ada di tim lawan. Ini menurut saya hal biasa dalam sepak bola,” pungkasnya.(*)

Kumpulan Artikel Bali United

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved