Fiki Naki
Tugba Makin Mahir Bahasa Indonesia dan Fiki Naki Tertinggal Kuasai Bahasa Turki, Ini Penjelasannya
Walaupun menguasai beberapa bahasa asing, tapi untuk belajar bahasa Turki, Fiki Naki akhirnya mengakui bahwa dirinya tertinggal.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tugba Makin Mahir Bahasa Indonesia dan Fiki Naki Tertinggal Kuasai Bahasa Turki, Ini Penjelasannya
Tribunners, ada yang menarik dari vlog terakhir Fiki Naki yang diunggah di channel YouTube-nya pada 2 Februari 2023.
Dalam vlog yang berjudul “Seharian Ngomong Bahasa Indonesia Sama Tugba”, Fiki Naki, salah-satu YouTuber papan atas Indonesia, mengakui bahwa kemampuan bahasa Indonesia Tugba jauh lebih baik daripada kemampuan Fiki untuk berbahasa Turki.
Tugba Dursun adalah gadis jelita asal Turki, teman spesial Fiki Naki, yang sosoknya cukup banyak menghiasi vlog-vlog Fiki Naki di channel Youtube-nya.
Sejauh ini, Fiki Naki dikenal sebagai YouTuber muda yang menguasai dengan cukup baik sejumlah bahasa asing seperti bahasa Rusia, bahasa Spanyol, dan tentu saja bahasa Inggris.
Karena itu, tak berlebihan jika ada yang menyebut Fiki Naki sebagai satu-satunya Youtuber poliglot di Indonesia.
Poliglot adalah seseorang yang menguasai setidaknya tiga bahasa asing di luar bahasa ibu dan bahasa utama negaranya.
Bisa jadi karena hubungan sangat spesial antara Fiki Naki dan Tugba, keduanya pun sepertinya saling belajar bahasa negeri masing-masing.
Fiki belajar bahasa Turki dan Tugba belajar bahasa Indonesia.
Walaupun menguasai beberapa bahasa asing, tapi untuk belajar bahasa Turki, Fiki Naki akhirnya mengakui bahwa dirinya tertinggal dibandingkan dengan kecepatan Tugba dalam memahami bahasa Indonesia.
Sebagai sama-sama generasi muda yang terpelajar, tentu tidak perlu diragukan lagi tingkat intelektualitas Fiki Naki maupun Tugba dalam belajar bahasa.
Menurut lembaga pelatihan bahasa dan budaya asing milik Kementerian Luar Negeri Amerika, yakni Foreign Service Instutute atau FSI, setiap pembelajar bahasa memang unik.
Baca juga: Fiki Naki Akhirnya Bawa Tugba ke Jakarta, Netizen: Welcome to Indonesia Tugba
Baca juga: Fiki Naki Akhirnya Bawa Tugba ke Jakarta, Netizen: Welcome to Indonesia Tugba
Cepat atau lambatnya penguasaan bahasa asing oleh seseorang itu tidak ditentukan oleh satu faktor semata seperti tingkat intelektualitas.
Faktor tingkat kesulitan dan kerumitan suatu bahasa ternyata juga memiliki pengaruh bagi para pembelajarnya untuk cepat atau lambat dalam menguasainya.
Setelah melalui riset selama 75 tahun, Foreign Service Institute Kementerian Luar Negeri Amerika berhasil menetapkan kategori atau tingkat kesulitas bahasa-bahasa di dunia.
Berpatokan pada kategori yang disusun Foreign Service Institute itu, kita akan tahu mengapa Tugba lebih cepat memahami bahasa Indonesia, dan mengapa pula Fiki Naki tidak cepat untuk menguasai bahasa Turki.
Menurut kategori Forteign Service Institute, ternyata tingkat kesulitan bahasa Indonesia memang lebih kecil dibandingkan dengan tingkat kesulitan bahasa Turki.
Menurut Foreign Service Institute atau FSI, bahasa Turki masuk ke dalam kategori “bahasa sulit”.
Tingkat kesulitan bahasa Turki itu sejajar dengan tingkat kesulitan bahasa Hindi India, bahasa Tamil, bahasa Thailand, bahasa Vietnam, dan bahasa Finlandia.
Untuk menguasai bahasa Turki hingga tingkat lancar, menurut FSI, seorang pembelajar butuh waktu 44 minggu atau 1.100 jam pelajaran di kelas secara intensif.
Sedangkan untuk menguasai bahasa Indonesia, waktu yang dibutuhkan lebih pendek.
Seorang pembelajar hanya butuh waktu 36 minggu penuh atau 900 jam pelajaran di kelas secara intensif untuk bisa lancar berbahasa Indonesia.
Melihat data yang diungkapkan oleh Foreign Service Institute itu, maka bisa dimaklumi jika Fiki lebih sulit dalam menguasai bahasa Turki, karena memang tingkat kesulitan bahasa Turki lebih besar dibandingkan dengan bahasa Indonesia.
Seorang warga Turki yang mahir bahasa Indonesia dan juga pengajar bahasa Turki di kalangan warga negara Indonesia, yakni Rumeysa Yaman, mengungkapkan bahwa belajar bahasa Indonesia lebih mudah.
Salah-satu contoh mudahnya bahasa Indonesia, untuk mengubah kata tunggal menjadi jamak, orang cukup mengulangi kata tersebut.
Misalnya, “anak” yang kata tunggal, untuk jadi kata jamak, tinggal ditambahi kata yang sama, sehingga jadilah “anak-anak”.
Selain itu, dalam bahasa Indonesia tidak dikenal kata kerja berdasarkan kewaktuan atau tenses.
Karena itu, jika seseorang ingin menyampaikan sesuatu di masa lalu, ia tinggal menambahi kata “telah” atau ”sudah”.
Sedangkan untuk menyampaikan sesuatu yang akan terjadi di masa datang, penutur bahasa Indonesia tinggal menambahi kata “akan” atau “bakal”.
Data dari situs polyglotgeek.com pun menguatkan kesimpulan tentang kecilnya tingkat kesulitan bahasa Indonesia.
Disebutkan bahwa di antara bahasa-bahasa di Asia Tenggara, bahasa Indonesia dan bahasa Melayu adalah yang paling mudah untuk dipelajari daripada bahasa Filipina, bahasa Khmer (Kamboja), bahasa Vietnam dan bahasa Thai.
Jadi, dengan tingkat kemudahan bahasa Indonesia, wajar saja jika Tugba lebih cepat dalam memahaminya.
Nah itu tadi penjelasan mengenai kenapa Tugba lebih cepat belajar bahasa Indonesia.
Bagaimana dengan Tribunners, apakah tertarik mempelajari Bahasa Turki?
Selamat mencoba ya.
| Misteri Matchy Matchy Pinky Fiki Naki - Tugba yang Mengundang Tanya | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Fiki Naki - Tugba dan Berisiknya Netizen: Wujud Kepedulian Ataukah Gejala Cinta Obsesif? | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Tugba Tiba di Tanah Air, Berikut Salam Cinta dari Fans di Berbagai Daerah Indonesia | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Fiki Naki Akhirnya Bawa Tugba ke Jakarta, Netizen: Welcome to Indonesia Tugba | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Fiki Naki Jalan-jalan Keliling Eropa Sendirian, Tugba Mendadak Nangis, Kenapa? | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|

                
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.