Berita Buleleng
Kominfo Temukan 110 Akun Sosmed Bodong, Modus Penipuan Mengatasnamakan Pejabat
Kominfo Temukan 110 Akun Sosmed Bodong, Modus Penipuan Mengatasnamakan Pejabat
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Sejak 2022 hingga saat ini Dinas Kominfosanti Buleleng telah menerima aduan dan menemukan 110 akun sosial media bodong, yang berupaya melakukan aksi penipuan. Meski jumlahnya cukup banyak, namun dipastikan belum ada korban yang dirugikan akibat aksi penipuan tersebut.
Kepala Dinas Kominfosanti Buleleng, Ketut Suwarmawan ditemui Rabu (15/2) mengatakan, media sosial bodong yang sering digunakan oleh oknum untuk melakukan aksi penipuan sebagian besar berupa WhatsApp (WA) hingga Facebook. Seorang oknum membuat akun WA atau Facebook dengan mengatasnamakan sebagai pejabat seperti bupati, sekda, kepala dinas hingga tokoh masyarakat.
Untuk lebih meyakinkan korban, oknum tersebut kemudian menggunakan foto profil yang dicuri dari Facebook atau Instagram milik pejabat itu sendiri. Dari ratusan akun bodong tersebut, Suwarmawan menyebut sebagian besar melakukan aksi penipuan dengan menawarkan lelang kendaraan hingga undian.
"Bahkan yang perlu diwaspadai saat ini adalah penipuan berkedok undangan digital. Karena kalau di klik linknya, info penting yang ada di ponsel kita bisa diambil alih oleh pelaku, khususnya mobile banking. Astungkara modus seperti itu belum ada di Bali namun kita harus selalu waspada," jelasnya.
Setiap menemukan atau menerima adanya akun bodong, Suwarmawan menyebut pihaknya langsung membuatkan pengumuman di sosial media yang dimiliki oleh Dinas Kominfosanti Buleleng, agar masyarakat lebih waspada. Pihaknya sejauh ini belum membawa kasus ini ke ranah hukum, sebab tidak ada korban yang dirugikan akibat aksi penipuan tersebut.
Namun pihaknya sempat berkoordinasi dengan pihak kepolisian, dan mencoba melacak lokasi penipu tersebut. Hingga diketahui pelaku bukan berasal dari Bali, melainkan dari wilayah Sumatera. "Sejauh ini juga belum ada akun masyarakat atau pejabat yang diambil alih atau dikloning oleh pelaku. Jadi sebagian besar melakukan penipuan dengan membuat akun bodong," katanya.
Suwarmawan pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dan selalu melakukan kroscek ke dinas terkait apabila mendapatkan tawaran undian maupun lelang kendaraan dari Pemkab Buleleng, yang dikirim melalui WA atau sosial media lainnya. "Kalau punya WA, ingat kartu GSMnya juga harus ada. Kalau mati, GSMnya itu bisa dijual kembali oleh provider. Perkaranya WA kita nanti bisa diambil alih oleh oknum. Atau kalau ada nomor yang tidak dikenal, bisa dicek menggunakan aplikasi Getcontact, nanti akan kelihatan orang menyimpan kontaknya sebagai apa. Kalau penipu, biasanya orang menyimpan nomornya dengan nama sebagai penipu," tandasnya. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.