KLB PSSI

Cuma Butuh Waktu 38 Menit, Erick Thohir Sah Nakhodai PSSI, Zainudin dan Ratu Tisha Jadi Waketum

Wayan Sukadana menilai bahwa sosok Erick Thohir layak untuk menjabat Ketua Umum PSSI 2023 – 2027 karena memiliki rekam jejak yang positif

Twitter/@erickthohir
Erick Thohir (tengah) tengah dikerumuni oleh awak media, usai dinobatkan sebagai Ketum PSSI baru periode 2022/2023 pada acara Kongres Luar Biasa di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Februari 2023 - Cuma Butuh Waktu 38 Menit, Erick Thohir Sah Nakhodai PSSI, Zainudin dan Ratu Tisha Jadi Waketum 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Erick Thohir resmi ditetapkan menjadi Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) 2023-2027 dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Hotel Shangri La, Jakarta, Kamis 16 Februari 2023.

Menteri BUMN tersebut melewati proses pemilihan dengan mudah yakni satu putaran menghadapi tiga pesaingnya La Nyalla Mattalitti, Doni Setiabudi, dan Arif Putra Wicaksono.

Proses pemilihan berlangsung hanya 38 menit yang dimulai pukul 11.40 WIB dan berakhir pukul 12.18 WIB.

Sejak awal penghitungan suara, mantan Presiden Inter Milan itu begitu mendominasi dengan memeroleh suara terbanyak yakni 64 suara diikuti La Nyalla Mattalitti sebanyak 22 suara.

"Dengan demikian ketua umum PSSI Terpilih periode 2023-2027 adalah Bapak Erick Thohir," ujar Ketua Komite Pemilihan (KP) Amir Burhanuddin saat membacakan hasil pengumuman pemilihan Ketua Umum PSSI.

Sedangkan dua kandidat calon Ketum PSSI yaitu Doni Setiabudi dan Arif Putra Wicaksono tidak meraih suara dari voters sama sekali.

KLB PSSI kali ini diikuti 86 voters yang terdiri atas 34 asosiasi provinsi (asprov), 18 klub Liga 1, 15 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, serta federasi futsal, asosiasi pelatih, dan asosiasi sepakbola wanita.

Selain menjaring ketua umum baru, proses pemilihan juga mencakup wakil ketua umum dan komite eksekutif (exco) kepengurusan baru.

Erick menyampaikan langkah ke depan dalam hal pembenahan yakni dengan menggelar sarasehan sepakbola.

“Kalau bicara masalah pembenahan, bicara Liga 2, Timnas, saya sudah bilang, dua minggu lagi kita akan adakan sarasehan. Kita akan bikin per kelompok, Liga 1, Liga 2, Liga 3, Timnas, pelatihan, Futsal, sepak bola wanita, nanti kita bikin kamar-kamar sendiri. Di situlah saya akan melempar visi misi yang kita sepakati bersama-sama,” ungkap Erick.

Dalam agenda terdekatnya itu, Erick menjelaskan detail dari sarasehan sepak bola yang dijanjikan dalam menakhodai PSSI.

"Visi misi Liga 1 apa, Timnas apa, perwasitan apa, saya akan kasih waktu 6-7 jam untuk berdebat, diskusi, tapi keluar dari kamar semuanya harus tanda tangan,” ucap Erick.

“Jadi jangan ada setelah diberi kesempatan diskusi, keluar kamar bilang 'saya sebenarnya enggak setuju'. Jangan jadi kebiasaan bangsa kita yang bilang setuju," imbuhnya.

Tak cuma sarasehan, Erick juga menyebut tengah merencanakan agenda pertemuan dengan FIFA hingga pembicaraan soal isu match fixing alias pengaturan pertandingan.

Erick menyinggung pertemuan dengan federasi sepakbola dini itu sebagai agenda 'bersih-bersih' dari pengaturan skor dan para mafia bola.

"Dari situ baru kita bicara blue print jangka pendek. Baru kita paparkan sama media. Media harus jadi watchdog, check and recheck. Saya akan bikin press conferrence tanggal 19 (Februari), PSSI, perwakilan FIFA hadir, bagaimana kita membersihkan match fixing. Nanti kita coba tawarkan aturan, kita sepakati," tukas pengusaha berbagai bidang itu.

Erick kemudian menyampaikan terimakasih kepada kepengurusan PSSI periode sebelumnya yang dipimpin Mochamad Iriawan atau dikenal Iwan Bule.

Menurutnya, kepengurusan PSSI periode 2019-2023 telah berkerja sangat keras terlebih harus melewati masa pandemi yang begitu berat.

“Saya ingat betul waktu itu sering kontak-kontakan dengan Pak Iwan sahabat saya tentang penanggulangan Covid-19 di sepakbola dan kebetulan waktu itu saya salah satu ketua penanggulangan Covid-19,” tutur Erick.

Dia menjelaskan apresiasi besar juga harus diberikan karena kepengurusan PSSI sebelumnya bisa menaikkan peringkat timnas Indonesia di FIFA.

Saat ini Timnas Indonesia menempati peringkat ke-151 bersaing ketat di belakang Timnas Liberia.

“Peringkat FIFA itu memang yang paling ditunggu-tunggu masyarakat sepakbola,” urai Erick.

La Nyalla Mattalitti menerima lapang dada kekalahannya dari Erick Thohir di bursa pemilihan Ketum PSSI.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ini mengaku akan tetap mendukung kebijakan Erick dalam memimpin persepakbolaan nasional ke arah yang baik.

"Saya tetap akan mendukung mas Erick Thohir sebagai Ketua Umum," kata La Nyalla setelah KLB PSSI.

Ia pun mengaku legowo karena dirinya tidak ditakdirkan untuk memimpin PSSI pada periode saat ini.

Dia menekankan, manusia hanya berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.

Namun Tuhan yang menentukan 'apakah hal tersebut memang untuk dirinya atau tidak'.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali dan Ratu Tisha resmi mengemban tugas sebagai Wakil Ketua Umum PSSI periode 2023-2027.

Hasil pemungutan suara ulang dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, Menpora Amali sebetulnya kalah dari dua pesaingnnya yakni Ratu Tisha Destria dan Yunus Nusi.

Jumlah suara Menpora Amali sebanyak 44 sedangkan Ratu Tisha memeroleh 54 suara dan Yunus Nusi mendapat 53 suara.

Namun Yunus Nusi menyatakan dirinya mundur dari pencalonan sebagai Waketum PSSI tak lama penetapan.

“Demi kebersamaan kita bersama. Hari ini dengan teguh hati saya mengundurkan diri jadi Wakil Ketua Umum PSSI," ucap Yunus dalam KLB PSSI.

Walhasil, Ratu Tisha akan mengawal kerja kepemimpinan Ketua Umum baru Erick Thohir sebagai Waketum PSSI 1 dan Zainudin Amali menjabat Waketum PSSI 2.

Diketahui pemilihan Waketum PSSI penuh drama, sebelumnya satu di antara voter yakni Direktur Keuangan Persiba Balikpapan Togar Simanjuntak sempat melakukan protes atas hasil pemilihan Waketum PSSI.

Togar mengatakan hasil penghitungan wakil ketua umum belum sah karena adanya manipulasi suara.

Bahkan usai pengumuman, para voter sempat ricuh dan menanyakan kepada Komite Pemilihan.

"Banyak yang tulis nama Tisha hilang. Ada yang tulis Syauqi hilang, ada yang tulis nama Riyadh juga hilang. Usul dari teman-teman voter ganti KP, tapi mantan Ketum Pak Iwan bilang hitung ulang. Jadi ini diselematkan oleh Pak Iwan. Kita dengarkan kewibawaan dia. Kami marahnya itu itu para exco itu yang mengkhianati Ibul dan sekarang mau mengkhianati juga peserta kongres. Itu yang buat kita marah," kata Togar.

Togar membeberkan suasana di dalam ballroom sangat ricuh karena para voter menanyakan suara yang hilang atau tak dihitung.

Pada hasil voting pertama Menpora Amali dan Yunus Nusi ditetapkan sebagai pemilik suara terbanyak pemilihan Waketum PSSI.

Amali mengantongi 66 suara sedangkan Yunus Nusi membuntuti dengan perolehan 63 suara. Keduanya unggul atas Ratu Tisha yang mendapat 41 suara.

Atas usulan dan permintaan Ketum PSSI 2019-2023 Mochamad Iriawan agar dilakukan voting ulang demi menjaga keselamatan KLB PSSI.

Terpilihnya, Menpora Amali sekaligus membuat dirinya rangkap jabatan. Amali mengaku akan melapor kepada Presiden Joko Widodo terkait amanahnya menjalankan kepengurusan PSSI.

“Kan sudah saya sampaikan akan melaporkan ke presiden kemudian keputusan beliau seperti apa. Ya itu yang kita jalankan," kata Menpora Amali. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Hasil KLB PSSI, Erick Thohir resmi jadi ketua umum periode 2023-2027
Hasil KLB PSSI, Erick Thohir resmi jadi ketua umum periode 2023-2027 (Tribunnews)

Asprov Bali Ingin Perubahan Besar

KETUA Asosiasi Provinsi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Bali, Ketut Suardana tak ingin membocorkan pilihannya sebagai salah satu voter dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis 16 Februari 2023.

Dalam KLB PSSI tersebut Erick Thohir terpilih sebagai Ketua Umum periode 2023-2027 dengan mengantongi 64 suara mengalahkan empat pesaing lainnya, sementara LaNyalla Mattalitti yang digadang-gadang sebagai pesaing terberat mendapatkan 22 suara.

Sementara Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali dan Ratu Tisha resmi mengemban tugas sebagai Wakil Ketua Umum PSSI periode 2023-2027.

“Tidak usah itu,” kata Ketut Suardana saat disinggung mengenai pilihannya dalam KLB.

Ia hanya menjelaskan, bahwa baik dirinya maupun voters lainnya berharap adanya perubahan besar dalam tubuh induk organisasi sepak bola Indonesia itu dengan terpilihnya Menteri BUMN itu.

Suardana meyakini bahwa dengan bekal kemampuan yang dimiliki Erick Thohir dalam mengelola klub sepak bola internasional, ia mampu membangkitkan gairah kompetisi Liga di Indonesia dan meningkatkan prestasi Timnas di level Asia Tenggara bahkan dunia.

Termasuk di dalamnya memperbaiki situasi internal PSSI yang diterpa pelbagai polemik dan terbaru kasus Tragedi Kanjuruhan.

“Diharapkan bisa membawa perubahan sepakbola Indonesia menuju kondisi yang lebih baik dan berprestasi di Asean, Asia dan bahkan dunia, mampu menata persepakbolaan Indonesia, dan kompetisi supaya Timnas bisa berprestasi,” tutur dia.

Menurutnya, hasil KLB PSSI ini murni keinginan komunitas sepak bola, kendati Erick Thohir belum pernah mengurus PSSI dan LaNyalla yang lebih berpengalaman pernah menjadi Ketua Umum PSSI 2015 hingga 2016.

Namun para voters memiliki pilihan masing-masing dan Erick Thohir lebih dipercaya untuk mengurusi PSSI, ia tidak ingin mengomentari hal-hal berbau politik.

“Ini kemauan komunitas bola dalam dari Asprov, klub Liga 1, klub Liga 2 dan Liga 3 memberikan suara kepada pak Erick. Mereka percaya bisa mengemban tugas memajukan persepakbolaan Indonesia,” jelasnya. (ian)

Pengamat: Benahi Juga ke Bawah

PENGAMAT sepak bola asal Bali, Wayan Sukadana menilai bahwa sosok Erick Thohir layak untuk menjabat Ketua Umum PSSI 2023 – 2027 karena memiliki rekam jejak yang positif.

Erick Thohir berhasil memenangkan hati mayoritas voters setelah unggul telak dari pesaing terberatnya LaNyalla Mattalitti yang memperoleh 22 suara.

Sedangkan tiga calon lainnya, Arif Putra Wicaksono, Doni Setiabudi, Fary Djemy Francis tidak memperoleh satu pun suara.

Wayan menilai Erick sebagai figure yang memiliki niat untuk memajukan persepakbolaan Indonesia dengan nilai tambah pengelolaan manajemen dan kedekatan dengan pemerintah.

“Dia (Erick, Red) punya figure dan masyarakat sudah tahu pecinta bola track record pengalamannya pernah pegang tim sekelas Inter Milan dan tim di Amerika, namun berupa kepemilikan bukan sebagai nakhoda dari sebuah organisasi. Nah, dia harus membuktikan ucapanya yang bersih-bersih harus punya nyali. Benar atau tidak kita masih tunggu seperti apa aksinya,” kata Wayan kepada Tribun Bali, Kamis 16 Februari 2023.

“Dari sisi manajemen, tidak perlu meragukan. Dia berpengalaman di luar, dekat sama pemerintah tentu mudah untuk melaksanakan program. Cuma sekarang dengan kepercayaan masyaraat untuk dia yang paling penting dia kepala ke bawahnya bagaimana perlu banyak yang dibenahi dan Erick Thohir di situ ada exco menentukan kebijakan Ketum dilaksanakan atau tidak,” jabarnya.

Dari sejumlah visi Erick Thohir, Wayan mendorong segera menuntaskan masalah kompetisi dan wasit di Liga Indonesia, di mana saat ini kompetisi sedang dalam situasi karut marut dan wasit dalam beberapa kali mendapat sorotan karena mengambil keputusan yang salah, serta pembinaan anak usai dini.

“Terutama masalah wasit di dalam kompetisi. Harus bisa dibenahi karena dengan wasit menentukan semua. Wasit tidak bagus kurang kepercayaan suporter bisa memicu kejadian seperti Kanjuruhan. Lalu jangan sampai melupakan pembinaan usia dini karena itu yang menjadi fondasi. Sebuah kompetisi usia dini agar berjalan bagus seperti di luar, saya rasa pemain ke Timnas sulit sekarang banyak naturalisasi,” bebernya.

“Dia harus merealisasikan janji-janji yang dia sudah sampaikan, terutama paling berat melanjutkan Liga 2 dan Liga 3. Sekarang momennya kapan. Kalaupun dilanjutkan tentu di situ ada promosi degradasi dari Liga 2. Sekarang tim yang sudah dibubarkan tidak punya dana apa mau membentuk lagi. Liga 1 tidak ada degrasasi, apa mau degradasi tiba-tiba. Kalau promosi saja tambah peserta liga 1,” imbuh dia.

Sementara itu, terkait dengan VAR, Wayan menilai hal itu masih membutuhkan waktu cukup lama untuk Indonesia menerapkan VAR karena harus mematangkan tidak hanya dari sisi teknologi melainkan SDM.

“Bicara VAR di Indonesia terlalu dini. Saya rasa butuh biaya yang sangat besar, butuh SDM berkompeten, penggunaan VAR, bukan satu dua orang dan komunikasi komunikasi antara wasit di dalam pertandingan harus cepat koneksi. Tapi tidak ada yang tidak mungkin. Banyaknya kejadian memang dibutuhkan VAR, tapi apakah siap Indonesia adanya VAR itu. Wasit butuh pengetahuian lebih tinggi. Jangan sedikit-sedikit VAR,” jelasnya. (ian)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved