Fiki Naki
Fiki Naki - Tugba dan Berisiknya Netizen: Wujud Kepedulian Ataukah Gejala Cinta Obsesif?
Ada netizen yang menganggap bahwa kepulangan sendiri Tugba ke Turki itu menandakan tidak adanya support penuh pihak Fiki Naki terhadap Tugba.
Penulis: Sunarko | Editor: Sabrina Tio Dora Hutajulu
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketika diketahui bahwa Tugba Dursun sendirian meninggalkan Indonesia untuk pulang ke negaranya, Turki, pada 8 Februari 2023, kegaduhan terjadi diantara sejumlah netizen peminat vlog-vlog Fiki Naki dan Tugba.
Pantauan terhadap reaksi netizen atas kepulangan Tugba, sebagaimana yang terlihat di kolom komentar di Instagram dan Youtube, menunjukkan bahwa beberapa netizen menyayangkan mengapa Tugba yang datang ke Indonesia bareng Fiki Naki, “dibiarkan” pulang sendirian.
Tidak hanya menyayangkan, bahkan ada juga netizen yang mengungkapkan rasa kecewa mereka atas perjalanan pulang secara solo Tugba, dan kekecewaan itu diarahkan ke Fiki Naki.
Ada netizen yang menganggap bahwa kepulangan sendiri Tugba ke Turki itu menandakan tidak adanya support penuh pihak Fiki Naki terhadap Tugba. Dia mempertanyakan, mengapa kok Tugba dibiarkan kembali sendirian ke Turki.
Seperti diketahui, Fiki Naki (salah-satu Youtuber muda papan atas Indonesia) memiliki kedekatan spesial dengan Tugba, gadis jelita asal Istanbul Turki.
Perjalanan Tugba ke Indonesia dari Turki pada 26 Januari 2023 lalu pun didampingi Fiki Naki, dan itu merupakan perjalanan pertama Tugba ke luar negeri sekaligus pengalaman penerbangan jarak jauhnya yang pertama.
Tak pelak, berita tentang kepulangan sendiri Tugba ke Turki itu memunculkan kemelut.
Polemik pun terjadi di media sosial di antara sejumlah netizen. Ada netizen yang pro dan ada yang kontra perihal kepulangan sendiri Tugba itu.
Sejumlah fans yang tak rela Fiki Naki jadi sasaran hujatan, mencoba memahami kepulangan sendiri Tugba ke Turki itu.
Diantara mereka berpendapat, tidak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan dengan kepulangan Tugba sendirian ke Turki.
Sebab, dengan adanya penerbangan langsung dari Jakarta ke Istanbul, Tugba cukup diantar hingga Bandara Soekarno Hatta, kemudian naik pesawat dan langsung menuju Istanbul (kota tempat tinggal Tugba) tanpa perlu singgah-singgah.

Bahkan ada juga fans yang dengan pedas berkomentar bahwa mereka yang mempersoalkan kepulangan sendiri Tugba itu sebagai sok tahu dan sok mengerti urusan Fiki Naki dan Tugba.
Intinya, mereka tak setuju jika disebut telah terjadi pembiaran terhadap Tugba dengan kepulangannya sendiri tanpa dibarengi Fiki Naki.
Beberapa hari kemudian, pihak keluarga Fiki Naki, termasuk ibunda Fiki, akhirnya turun tangan.
Mereka memberikan tanggapan atau semacam klarifikasi atas tudingan-tudingan yang cenderung menyudutkan Fiki.
Penjelasan dari ibunda Fiki Naki yang disampaikan melalui live Instagram di akun fikinaki.family pada 10 Februari 2023 akhirnya bisa cukup meredakan suara-suara sumbang beberapa fans.
Meskipun begitu, masih ada segelintir netizen yang terkesan kurang bisa menerima, dan tetap memunculkan komentar yang mempersoalkan kepulangan sendiri Tugba.
Polemik dan kegaduhan yang terjadi antara netizen, kalangan fans dan bintang idola sebetulnya bukan hal yang baru di ranah publik.
Para selebritis dan pesohor (baik dari dunia hiburan, olahraga dan bahkan di panggung politik) memang tak akan bisa benar-benar steril dari isu, rumor, gunjingan dan polemik. Sebab, sebagai pesohor, aktivitas mereka tentu selalu dalam sotoran khalayak ramai.
Namun, ada satu fenomena baru yang bisa menjelaskan dengan lebih pas dinamika relasi dan interaksi antara fans dengan idola mereka.
Fenomena baru itu ternyata merupakan gejala umum yang menimpa hampir semua bintang idola, dan itu terjadi terutama akibat perkembangan teknologi internet, khususnya media sosial.
Apa fenomena baru itu?
Fenomena baru dalam hubungan antara netizen (termasuk fans) dan bintang idola ini disebut sebagai Relasi Parasosial atau Parasocial Relationship.
Relasi parasosial merupakan hubungan semu antara penggemar dengan sang idola, yang diperantarai oleh media sosial.
Relasi parasosial dibangun secara sepihak berdasarkan imajinasi penggemar itu sendiri terhadap idolanya. Pada umumnya, relasi parasosial tidak memiliki landasan interaksi yang konkret di kehidupan nyata antara si penggemar dengan bintang idolanya.
Sekali lagi, hubungan parasosial memang fenomena khas di era internet dan media sosial.
Dalam relasi parasosial, fans tidak hanya menyukai karya sang idola. Lebih dari itu, fans juga bisa sangat tertarik dan memiliki rasa keingintahuan yang besar terhadap kehidupan pribadi sang idola.

Konsekuensinya, fans akan mengikuti setiap kabar dan gerak-gerik idolanya. Bahkan fans pun merasa mengenal dekat sosok sang idola dan terjalin hubungan emosional dengan sang idola.
Padahal, semua itu hanya didasarkan pada seringnya mereka mengikuti sang idola di dunia maya, seperti di YouTube, Instagram maupun TikTok.
Di satu sisi, hubungan parasosial ini bisa menimbulkan hal-hal yang positif. Tetapi, tidak jarang juga membawa pengaruh negatif, terutama terhadap sang idola.
Pengaruh positif relasi parasosial akan terjadi apabila fans dan idola bisa bekerjasama dan bersinergi untuk tujuan-tujuan kebaikan. Misalnya, penggalangan dana kemanusiaan, aksi bersama untuk pelestarian lingkungan, dan berbagai kegiatan sosial serta edukatif lainnya.
Di sini, dengan memanfaatkan akun medsosnya, biasanya sang idola menginspirasi dan mendorong netizen yang jadi fans-nya untuk berbuat kebaikan.
Namun, relasi parasosial bisa berubah menjadi negatif dan bahkan petaka ketika kecintaan fans terhadap sang idola sudah melampaui batas-batas kewajaran, sehingga terjadi apa yang disebut sebagai Obsessive Love Disorder atau Gangguan Cinta Obsesif.
Cinta Obsesif yang mengganggu ini terjadi saat seseorang memiliki keinginan yang sangat berlebihan atau terlalu fanatik terhadap orang yang diidolakannya.
Di antara gejala-gejala orang yang mengalami Gangguan Cinta Obsesif ialah, dia merasa lebih tahu apa yang baik dan apa yang tidak baik bagi idolanya. Bahkan lebih jauh lagi, mereka ingin campur tangan, mengatur dan mendikte sang idola.
Dikte dan campur tangan itu mereka lampiaskan melalui pernyataan dan komentar di akun media sosial milik sang idola atau akun orang-orang dekat sang idola.
Dalam ilmu psikologi, Cinta Obsesif ini sudah masuk kategori gangguan mental.
Kegaduhan netizen perihal kepulangan sendiri Tugba ke Turki itu bisa diambil hikmahnya.
Setidaknya, Fiki Naki dan keluarga kini mulai mengenali realitas dunia fans dengan segala dinamika dan variasinya, Kadang netizen bisa lembut, santun dan supportif; namun kadang bisa kasar, vulgar dan keras.
Perlu juga dipertimbangkan oleh Fiki Naki untuk mulai belajar tentang ilmu dan strategi komunikasi serta public relations guna menghadapi publik secara lebih profesional dan canggih.
Dengan ketenaran Fiki yang terus menanjak, dan dibarengi mulai kuatnya pesona Tugba di kalangan netizen Indonesia, perhatian publik tentu akan lebih meningkat terhadap mereka.
Makin tinggi sebuah pohon, terpaan angin akan makin kencang.
Makin bersinar popularitas duo Fiki Naki & Tugba, maka akan makin besar sorotan publik terhadap apapun hal yang dikerjakan oleh Fiki dan Tugba.
Dengan makin besarnya sorotan publik terhadap bintang idola, maka makin diperlukan skill dan ilmu komunikasi yang canggih dari sang idola dalam berinteraksi dan menghadapi mereka. Apalagi jika muncul isu tak sedap, rumor dan gunjingan negatif terkait sang idola.
Ilmu komunikasi mengajarkan, gunjingan dan tudingan negatif publik serta rumor, tidak selalu harus direaksi dengan suatu tanggapan berupa penjelasan jika memang itu tidak diperlukan.
Apabila situasinya belum kondusif untuk menjawab suatu isu, memilih diam atau tidak memberi tanggapan adalah juga suatu bentuk respon. Yakni respon non-verbal.
Sebab, dalam beberapa kasus, bukti nyata (dan bukannya penjelasan atau klarifikasi) justru bisa lebih efektif dalam menjawab tudingan negatif dan rumor yang diarahkan pada idola.
Terbukti, ketika pada 13 Februari 2023 Fiki Naki dan Tugba adakan live IG bersama, komentar-komentar positif pun deras bermunculan. Apalagi sehari kemudian yakni tanggal 14 Februari 2023 yang bertepatan dengan Valentine's Day, Fiki memposting di IG-nya sebuah iklan endorsement yang turut menampilkan Tugba.
Karena itu, ada yang berpendapat, live bareng dan unggahan endorsement tersebut menjadi jawaban yang telak bahwa segalanya baik-baik saja antara Fiki dan Tugba.
Disebutkan juga, live bareng itu juga jadi menepis tudingan terjadinya pembiaran dan adanya masalah di balik kepulangan sendiri Tugba ke Turki.
Jadi, apakah komentar yang mempersoalkan kepulangan sendiri Tugba ke Turki itu merupakan sebuah bentuk kepedulian positif sejumlah netizen atas idolanya?
Ataukah sebaliknya, itu merupakan suatu manifestasi dari gejala Cinta Obsesif dari beberapa netizen terhadap Tugba?
Silakan anda menyimpulkannya sendiri.
(*)
Misteri Matchy Matchy Pinky Fiki Naki - Tugba yang Mengundang Tanya |
![]() |
---|
Tugba Tiba di Tanah Air, Berikut Salam Cinta dari Fans di Berbagai Daerah Indonesia |
![]() |
---|
Tugba Makin Mahir Bahasa Indonesia dan Fiki Naki Tertinggal Kuasai Bahasa Turki, Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Fiki Naki Akhirnya Bawa Tugba ke Jakarta, Netizen: Welcome to Indonesia Tugba |
![]() |
---|
Fiki Naki Jalan-jalan Keliling Eropa Sendirian, Tugba Mendadak Nangis, Kenapa? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.