Ogoh Ogoh di Bali

Libatkan Seluruh Warga, Ketua STT Dwiputra Harap Pengerupukan Lancar Tanpa Campur Tangan Politik

Libatkan Seluruh Warga, Ketua STT Dwiputra Harap Pengerupukan Lancar Tanpa Campur Tangan Politik

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Fenty Lilian Ariani
Putu Yunia
STT Dwiputra bersama seluruh anggota dan warga di Banjar Tegal Agung harapkan pelaksanaan Pengerupukan lancar tanpa adanya campur tangan politik 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Disaat Hari Raya Nyepi semakin dekat, STT di masing-masing banjar di Bali terus memggencarkan persiapan. 

Salah satunya di STT Dwiputra, Banjar Tegal Agung, Denpasar yang juga terus bersiap dengan menyelesaikan pembuatan ogoh-ogoh

Anak Agung Ngurah Franky Kusuma Negara selaku Ketua STT Dwiputra mengatakan pembuatan ogoh-ogoh telah mencapai 80 persen. 

Sebelumnya mereka telah melakukan persiapan Sari awal tahun dengan menyiapkan bahan dana dana untuk membuat ogoh-ogoh

“Ya sudah 80 % karena sebentar lagi akan mengikuti lomba juga, kami ingin menunjukkan yang terbaik untuk kota Denpasar. 

Dananya sampai Rp 15 juta yang sumbernya berasal kas dan sumbangan-sumbangan,” ujar Anak Agung Ngurah Franky Kusuma Negara. 

Sama seperti beberapa banjar lainnya, STT Dwiputra juga terkendala dengan jumlah anggota yang membantu proses pembuatan ogoh-ogoh

Lelaki yang akrab disapa Gung Franky ini menuturkan dari 70an anggotanya, hanya setengahnya yang aktif. 

Namun demikian, hal itu bukan menjadi penghambat karena dukungan tenaga juga datang dari warga lainnya, termasuk orang tua. 

Gung Franky menuturkan mereka ikut serta mengajak seluruh lapisan masyarakat dan kerap meminta saran untuk memberikan hasil maksimal. 

Walaupun terkadang, Gung Franky sendiri masih merasa sungkan untuk berinteraksi karena usia yang lebih tua. 

Namun demikian, selama proses pembuatan, warga sangat mendukung penuh hal-hal yang menjadi keputusan STT. 

“Banyak orang tua di sini sering memberikan cerita-cerita mereka terdahulu kepada kami yang masih mudah. 

Mereka memberikan banyak saran, pesan, dan utamanya pesan untuk menjaga nama baik dari Banjar Tegal Agung,” tambahnya. 

Gung Franky sangat berharap agar pengerupukan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 ini dapat berjalan dengan lancar. 

Mengingat sebentar lagi warga Bali juga akan menyambut tahun politik, besar harapan pengerupukan Nyepi tidak ditunggangkan dengan hal-hal lain, termasuk politik. 

Pengerupupukn diharapkan berjalan benar-benar murni dari kesenian dan tidak ada campur tangan politik. 

Sebab, pengerupukan merupakan budaya yang wajib dilestarikan oleh masyarakat Bali. 

“Beberapa orang tahu pasti tahu tahun depan adalah tahun politik, jadi saya mohon jangan sampai ditunggangkan pengerupukan ini dengan masalah yang lain. 

Ngerupuk ya ngerupuk, yang lain ya lain lagi waktunya,” ujarnya tegas. 

Menurutnya, Pengerupukan ini sangat memberikan kesempatan kepada orang-orang untuk dicampurkan dengan politik. 

Dirinya takut Pemgerupukan yang dikaitkan dengan politik akan berpengaruh terhadap kebijakan tentang perayaan Nyepi di tahun berikutnya. 

Padahal sebenarnya, rangkaian untuk menyambut Hari Raya Nyepi ini wujud kelestarian budaya. 

Disamping itu, dalam kesempatan menyambut Hari Raya Nyepi 2023, Gung Franky juga ingin mengajak seluruh pemuda-pemudi Banjar Tegal Agung untuk menyempatkan diri ke banjar. 

Ia sangat berharap kehadiran anggota untuk mendukung sekaligus membantu memeriahkan Hari Raya Nyepi sebagai wujud kesatuan Banjar Tegal Agung. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved