Anas Urbaningrum Bebas

Rekam Jejak Anas Urbaningrum: Bebas Hari Ini, Eks KetumPartai Demokrat, hingga Korupsi Hambalang

Berikut ini adalah rekam jejak Anas Urbaningrum, terpidana kasus korupsi proyek Hambalang.

Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
Kompas.com
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum (kanan) tiba di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Jakarta untuk menjalani sidang vonis Kamis (24/9/2014). Anas diduga terlibat korupsi dalam proyek Hambalang, yang juga melibatkan mantan Menpora Andi Malarangeng. Rekam Jejak Anas Urbaningrum: Bebas Hari Ini, Eks KetumPartai Demokrat, hingga Korupsi Hambalang 

Rekam Jejak Anas Urbaningrum: Bebas Hari Ini, Eks KetumPartai Demokrat, hingga Korupsi Hambalang

TRIBUN-BALI.COM - Berikut ini adalah rekam jejak Anas Urbaningrum, terpidana kasus korupsi proyek Hambalang.

Anas Urbaningrum  hari dijadwalkan akan bebas dari Lapas Sukamiskin, Bandung pada Selasa 11 April 2023.

Setelah bebas, Anas Urbaningrum dijadwalkan akan menggelar acara puasa bersama, salat terawih bersama, hingga bergerak menuju Blitar bertemu dengan orang tua Anas Urbaningrum.

Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Nasional Sahabat Anas Urbaningrum, Muhammad Rahmad.

Selain itu, Muhammad Rahmad mengatakan sejauh ini pihaknya mencatat ada 16 organisasi masyarakat yang akan menjemput eks ketua umum Partai Demokrat itu.

Ribuan orang diperkirakan akan menjemput kebebasan Anas Urbaningrum.

Selain dari ormas, ada juga sejumlah tokoh nasional yang ikut menyambut Anas Urbaningrum.

Tidak hanya itu, Muhammad Rahmad juga menyebut kebebasan Anas Urbaningrum juga akan disambut sejumlah petinggi di DPR RI hingga mantan menteri.

Namun Rahmad enggan untuk menyebut nama-namanya.

"Ada dari DPR RI, mantan menteri kabinet, beberapa pimpinan negara juga ada, organisasi partai politik termasuk dari PKN, ormas ada PBI, PII, KAHMI, HMI, KNPI, Kelompok Cipayung, GMKI kemudian juga dari organisasi lintas masyarakat," tambahnya.

Baca juga: Gede Pasek Sarankan SBY Minta Maaf ke Anas Urbaningrum, Demokrat Respon Sebaliknya

Selain itu, kata dia, dari informasi yang diterimanya bakal ada rombongan dari berbagai daerah di Indonesia yang datang ke Bandung untuk menjemput Anas.

"Nanti bakal ada dari Jawa timur, Madura kabarnya akan memberangkatkan 500 orang, Lampung juga ada dua bus yang akan datang," katanya.

Diketahui, Anas Urbaningrum ditahan pertama kali pada 2014 dan divonis pidana penjara selama 8 tahun.

Anas Urbaningrum dinyatakan bersalah dan terbukti melakukan tindak pidana korupsi dengan menerima hadiah, serta melakukan pencucian uang.

Saat itu, sempat ramai Anas Urbaningrum sesumbar mengatakan siap digantung di Monas andai terbukti korupsi.

Anas Urbaningrum juga dikenal sebagai mantan Ketua Umum Partai Demokrat serta anggota KPU periode 2001-2005.

Rekam Jejak Anas Urbaningrum

Berikut adalah rekam jejak Anas Urbaningrum selengkapnya dirangkum dari Tribunnews:

1. Gabung HMI hingga KPU

Semasa duduk di bangku kuliah, Anas Urbaningrum aktif dalam kegiatan organisasi.

Anas Urbaningrum bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Dirinya juga sempat menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus besar HMI pada kongres yang diadakan di Yogyakarta pada 1997.

Ketika Reformasi terjadi pada 1998, Anas Urbaningrum tergabung sebagai anggota Tim Revisi Undang-Undang Politik atau Tim Tujuh yang menjadi salah satu tuntutan reformasi.

Setahun berselang, Anas Urbaningrum bergabung dengan Tim Seleksi Partai politik atau Tim Sebelas pada Pemilu 1999.

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum resmi ditahan usai diperiksa sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (10/1/2014). Ia ditahan terkait dugaan suap dalam proyek Hambalang.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum resmi ditahan usai diperiksa sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (10/1/2014). Ia ditahan terkait dugaan suap dalam proyek Hambalang. (Kompas.com)

Tugasnya saat itu adalah memverifikasi kelayakan partai politik untuk ikut dalam pemilu dengan total 48 partai.

Masih di era awal reformasi, Anas Urbaningrum menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2001-2005 yang mengawal pelaksanaan Pemilu 2004.

2. Gabung Partai Demokrat

Anas Urbaningrum menarik diri dari KPU pada 8 Juni 2005 dan bergabung dengan Partai Demokrat.

Bersama Partai Demokrat, Anas Urbaningrum mendapatkan tugas sebagai Ketua Bidang Politik dan Otonomi Daerah.

Baca juga: AGENDA Anas Urbaningrum setelah Hirup Udara Bebas, Sungkem ke Ibunda, Bukber dengan Para Pendukung

Anas Urbaningrum juga mencalonkan diri sebagai Anggota DPR RI pada Pemilu 2009 mewakili dapil Jawa Timur VII meliputi Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Tulungagung.

Mewakili Demokrat, Anas Urbaningrum berhasil melenggang ke Senayan dengan perolehan sebanyak 178.381 suara.

Sepak terjangnya sebagai Anggota DPR RI hanya berlangsung selama satu tahun karena Anas Urbaningrum terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Kala itu, Anas Urbaningrum berhasil mengungguli Andi Mallarangeng dan Marzuki Alie dalam kongres ke-2 Partai Demokrat di Bandung.

3. Korupsi Proyek Hambalang

Saat memimpin Partai Demokrat, nama Anas Urbaningrum terseret dalam isu korupsi berbagai proyek termasuk proyek Hambalang di Bogor.

Mantan bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin menyebut bahwa Anas Urbaningrum adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kasus Hambalang.

Kala itu, Anas Urbaningrum sesumbar siap digantung di Monas jika terbukti melakukan korupsi.

"Saya yakin. Yakin. Satu rupiah saja Anas korupsi di Hambalang, gantung Anas di Monas," ujar Anas pada Maret 2012.

Hingga akhirnya, Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada 22 Februari 2013.

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum (kanan)
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum (kanan) (Tribunnews/Dany Permana)

Satu hari berselang, Anas Urbaningrum mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat.

Setelah menjalani sejumlah persidangan, Anas pun dinyatakan bersalah dalam kasus korupsi proyek Hambalang oleh majelis hakim.

Anas terbukti melanggar Pasal 12 huruf a UU Tipikor jo Pasal 64 KUHP, pasal 3 UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, serta Pasal 3 ayat (1) huruf c UU No. 15 Tahun 2002 jo UU No. 25 Tahun 2003.

4. Perjalanan Vonis

Selama menjalani persidangan dan ditetapkan bersalah, Anas Urbaningrum mengalami beberapa perubahan vonis.

Hal itu beriringan dengan jalan hukum yang ditempuh Anas Urbaningrum melalui banding hingga kasasi.

Baca juga: Anas Urbaningrum Bebas Hari Ini, 16 Ormas dan Tokoh Politik Jemput Anas ke Lapas Sukamiskin Bandung

Vonis pertamanya yaitu delapan tahun penjara dan denda Rp 300 juta oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada September 2014.

Kemudian, tanah Pondok Ali Ma'sum di Krapyak, Yogyakarta seluas 7.870 meter persegi turut disita karena disebut sebagai hasil korupsi.

Atas vonis tersebut, Anas Urbaningrum menempuh banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

Oleh PT DKI Jakarta, pada Februari 2015, vonis Anas Urbaningrum berkurang dari delapan tahun penjara, menjadi tujuh tahun.

Tanahnya di Krapyak, Yogyakarta pun dikembalikan karena dinilai untuk kepentingan umat.

Tetapi, ia tetap diwajibkan membayar denda Rp300 juta subsider tiga bulan.

Meski vonisnya telah diringankan, Anas Urbaningrum mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA).

Namun, MA menolak kasasi Anas Urbaningrum dan justru memperbanyak masa hukumannya dua kali lipat menjadi 14 tahun.

Vonis ini diputuskan oleh Hakim Agung Almarhum Artidjo Alkostar pada Juni 2015.

Terkait semakin berat vonisnya itu, Anas Urbaningrum mengajukan peninjauan kembali (PK) pada 2018, setelah Artidjo pensiun.

Hasilnya, vonis Anas Urbaningrum disunat MA menjadi delapan tahun penjara.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 16 Ormas Disebut Akan Jemput Anas Urbaningrum, Hingga Ada Mantan Menteri RI dan DPR RI dan di TribunJabar.id dengan judul Anas Urbaningrum Bebas Hari Ini, Berikut Rekam Jejaknya dari HMI hingga Kasus Korupsi Hambalang.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved