Berita Bali

SDM Bali Terancam Sedikit Karena Nyoman dan Ketut Hampir Punah, Dikhawatirkan Banyak Pekerja WNA

SDM Bali terancam sedikit karena Nyoman dan Ketut hampir punah, dikhawatirkan ada banyak Pekerja WNA yang berdatangan.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Putu Supartika
Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana - SDM Bali terancam sedikit karena Nyoman dan Ketut hampir punah, dikhawatirkan ada banyak Pekerja WNA yang berdatangan. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pembatasan kuota masuknya warga negara asing (WNA) nakal yang masuk ke Bali akan segera ditindak oleh Pemerintah Provinsi Bali.

Lantas apakah hal ini akan mempengaruhi kegiatan pariwisata di Bali?

Ketika dikonfirmasi, Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana memberikan tanggapannya. 

“Ini kita ngomong dari awalnya dulu ya. Bali itu terdiri dari manusia, alam, dan culture, tempat lain kan ada manusia dan alam, nah di Bali khusus culture. Ini penting untuk orang Bali karena fertilitas, pertumbuhan masyarakat Bali itu sudah kurang, itu ada hubungannya, jadi orang Bali itu punya anak kurang dari dua (orang). Jadi si Nyoman dan Ketut itu sudah tidak ada lagi,” katanya pada, Selasa 9 Mei 2023. 

Lebih lanjutnya ia mengatakan untuk saat ini pertumbuhan penduduk stagnan dan karena biaya yang tinggi membuat orang berpikir untuk punya anak banyak.

Sehingga dalam hal ini yang terancam adalah culture atau kebudayaan Bali.

Dan ia menilai tidak ada orang sebagai pendukung budaya. 

Untuk saat ini kata Gus Agung jumlah wisatawan di Bali terlalu banyak sehingga butuh tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM) asli Bali.

Yang dikhawatirkan ketika penduduk Bali kekurangan pertumbuhan nantinya akan banyak perusahaan yang mendatangkan pekerja dari luar Bali baik orang asing maupun luar Pulau. 

Baca juga: Terima Bantuan Rumah Deret di Klungkung Bali, Ketut Suartika Tidak Pusing Sering Nunggak Kontrakan

“Kan tidak (bagus), makanya harus agak direm sedikit gitu. Menurut saya sih masuk akal saja, sebagai orang Bali kita tidak mau turisnya ramai tapi bukan buat kita. Kalau memang sifatnya untuk melindungi budaya, masyarakat itu, itu bagus. Cocoklah,” imbuhnya. 

Pembatasan kuota masuknya warga negara asing (WNA) yang masuk ke Bali menurut Gus Agung pasti ada efek positif dan negatif.

Namun yang ia lihat lebih banyak positifnya, terlebih Bali dalam rangka menuju pariwisata yang berkualitas.

“Jadi tamunya ramai, tapi yang punya bisnis bukan orang Bali, ngapain juga,” tandasnya. 

Memang kata, Gus Agung harus diperhatikan adalah pertumbuhan penduduk di Bali.

Namun jika biaya kesehatan dan sekolah masih mahal, penduduk pun tak siap jika harus memiliki empat anak.

Ia menekankan jika ingin budaya Bali ini aman, bagus, penduduk Bali harus memiliki 4 anak. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved