Kecelakaan Bus di Guci

UPDATE Kasus Kecelakaan Bus di Guci: Polisi Resmi Tetapkan Sopir dan Kernet Sebagai Tersangka

Berikut ini adalah update kasus kecelakaan maut bus terjun ke sungai di kawasan Objek Wisata Guci, Tegal, Jwa Tengah.

Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
Kloase/ Tribunjateng.com
Bus pariwisata yang mengangkut peziarah asal Tangerang, Banten terjun ke sungai di kawasan wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (7/5/2023) pagi sekira pukul 08.30 WIB. Sandiaga Uno sebut kecelakaan tersebut bisa terjadi karena kelalaian dari pihak bus pariwisata. 

UPDATE Kasus Kecelakaan Bus di Guci: Polisi Resmi Tetapkan Sopir dan Kernet Sebagai Tersangka

TRIBUN-BALI.COM - Berikut ini adalah update kasus kecelakaan maut bus terjun ke sungai di kawasan Objek Wisata Guci, Tegal, Jwa Tengah.

Polisi resmi menetapkan, sopir dan kernet bus menjadi tersangka dalam insiden naas yang terjadi pada Minggu 7 Mei 2023 itu.

Adapun kabar tersebut disampaikan oleh Kapolres Tegal, AKBP Muhammad Sajarod.

Dilansir dari Tribunnews.com, Sajarod menuturkan jika ditetapkannya sopir dan kernet dijadikan tersangka lantaran dinilai lalai.

Sehingga membuat bus yang berisi 50 orang peziarah asal Kota Tangerang Selatan terjun ke sungai.

Melansir Wartakotalive.com, penetapan tersangka berdasarkan hasil gelar perkara yang dilakukan pada Rabu (10/5/2023).

Hingga akhirnya polisi menetapkan dua orang yang ditetapkan sebagai tersangka adalah sopir inisial R dan AY yang merupakan kernet bus.

"Sopir dan kernet sebagai tersangka dalam kasus tersebut," ujar AKBP Muhammad Sajarod.

Baca juga: SAKSI Kunci Kecelakaan Bus di Guci Diperiksa, Polisi Belum Tetapkan Tersangka dalam Insiden Ini

Hal tersebut lah yang menyebabkan bus masuk ke sungai.

Sajarod menuturkan, keduanya dikenakan Pasal 359 KUHP.

"Saat ini yang bersangkutan sudah kita tahan," tutur dia.

Investigasi KNKT

Usai bangkai bus dievakusi dan di bawa ke Tempat Parkir Pengujian Kir Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Tegal akan dilakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan terkait penyebab kecelakaan dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama tim dari Hino bus pada Selasa 9 Mei 2023.

Dilansir dari TribunJateng.com, Senior Investigator KNKT, Ahmad Wildan mengungkapkan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengecek handbrake (rem tangan) berfungsi dengan baik atau tidak.

Ahmad Wildan meminta kepada para teknisi untuk mengecek detail-detail pada sistem pengereman seperti celah kampas rem, kemudian jarak antara kampas rem ke rem tromol.

"Proses investigasi ini masih cukup panjang. Jadi saya ingin mengetahui lebih detail kemampuan handbrake untuk menahan itu seberapa besar," paparnya, Selasa 9 Mei 2023 dikutip dari TribunJateng.com.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, posisi handbrake mengunci.

Diduga kejadian kecelakaan bus pariwisata tersebut, disebabkan oleh tuas rem parkir yang terbebas saat bus pariwisata parkir dengan mesin menyala.

Diketahui, sopir bus besar kerap terlihat meninggalkan tempat duduknya, ketika penumpang sudah berada di dalam kabin.

Kejadian tersebut mungkin sudah menjadi kebiasaan, karena bus belum saatnya berangkat tapi penumpang sudah masuk.

Biasanya, kabin bus pariwisata juga sudah dalam kondisi AC menyala, sehingga penumpang menjadi lebih nyaman sembari menunggu penumpang lainnya masuk.

Kondisi seperti ini, pasti mesin bus dalam kondisi menyala.
Diduga kejadian kecelakaan bus pariwisata tersebut, disebabkan oleh tuas rem parkir yang terbebas saat bus pariwisata parkir dengan mesin menyala. Diketahui, sopir bus besar kerap terlihat meninggalkan tempat duduknya, ketika penumpang sudah berada di dalam kabin. Kejadian tersebut mungkin sudah menjadi kebiasaan, karena bus belum saatnya berangkat tapi penumpang sudah masuk. Biasanya, kabin bus pariwisata juga sudah dalam kondisi AC menyala, sehingga penumpang menjadi lebih nyaman sembari menunggu penumpang lainnya masuk. Kondisi seperti ini, pasti mesin bus dalam kondisi menyala. (Kompas.com)

Selain itu, posisi ban belakang juga tidak berputar karena mengunci.

Hal ini menunjukkan handbrake bekerja, tapi masih akan diperiksa seberapa besar daya tahannya.

"Bus ini tergolong masih baru karena diproduksi tahun 2020. Selain itu Kir juga masih berlaku," sambungnya.

Ia juga membantah adanya kabar rem dimainkan anak-anak saat bus terparkir.

Baca juga: KNKT Periksa Bangkai Bus di Guci, Ungkap Tak Ada Masalah dengan Rem Tangan, Kemiringan TKP Disoroti

"Kalau saya sementara melihatnya seperti itu. Tapi ya tetap melihat perkembangan selanjutnya, kalau dari kami sesuai data awal tidak menemukan indikasi ada anak-anak yang memainkan rem tangan atau handbrake," imbuhnya.

Ahmad Wildan menduga posisi bus yang terparkir di jalan menurun hingga jumlah penumpang di dalam bus yang mengakibatkan bus berjalan dengan sendiri ke arah bawah.

Kontur lokasi parkir yang berupa tanah gembur dan bukan aspal juga membuat batu yang menahan roda akan tenggelam.

"Secara desain, bus Hino RK260 ini kemampuannya dibatasi. Bisa jadi karena pada saat mesin bus sedang dipanaskan ada penumpang yang naik dan jumlahnya banyak, sehingga menambah tekanan bus semakin berat, akhirnya masa makin berat dan muncul gaya dorong dari atas."

"Seperti yang kita ketahui, gaya dorong ditimbulkan oleh energi potensial yang rumus nya masa kali gaya gravitasi kali tinggi."

"Semakin besar masa, maka semakin besar gaya yang akan mendorong bus dari atas ke bawah. Imbasnya kemampuan rem untuk menahan melemah dan akhirnya turun," ungkapnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Investigasi KNKT Kecelakaan Bus di Guci, Rem Tangan Berfungsi hingga Tak Ada Anak-anak Bermain Rem dan di WartaKotalive.com dengan judul Polisi Tetapkan Sopir dan Kernet Tersangka Kecelakaan Bus Wisata Masuk Sungai di Guci Tegal.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved