Bali United

Komang Teguh Terkena Sanksi Berat AFC, Sang Ayah Terkejut, Harap PSSI Pasang Badan

Hal itu disampaikan ayah Komang Teguh, Nyoman Merta Jiwa saat dikonfirmasi Tribun Bali melalui sambungan telepon, pada Kamis 13 Juli 2023.

Tribun Bali
Pemain Timnas U-22 Indonesia asal Bali, Komang Teguh Trisnanda dijatuhi sanksi berat dari AFC berupa 6 kali larangan berlaga di pertandingan resmi oleh AFC dan tambahan denda 1.000 US Dollar buntut dari aksi baku hantam saat final SEA Games 2023 Kamboja melawan Thailand beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-BALI.COM, BALI - Pemain Timnas Indonesia U22 asal Bali, Komang Teguh Trisnanda dijatuhi sanksi berat dari AFC berupa 6 kali larangan berlaga, di pertandingan resmi oleh AFC dan tambahan denda 1.000 US Dollar, buntut dari aksi baku hantam saat final SEA Games 2023 Kamboja melawan Thailand beberapa waktu lalu.

Komang Teguh didakwa AFC melanggar Pasal 47 Kode Disiplin dan Etik AFC. Sontak kabar itu langsung mengejutkan sang pemain maupun kedua orang tua Komang Teguh.

Hal itu disampaikan ayah Komang Teguh, Nyoman Merta Jiwa saat dikonfirmasi Tribun Bali melalui sambungan telepon, pada Kamis 13 Juli 2023.

Baca juga: Transfer Bali United, Brwa Nouri Resmi Berpisah, Muncul Slot Pemain Asing

Baca juga: Arema FC Rampingkan Skuad, Beberapa Pemain Dilepas, Bursa Transfer Liga 1

Pemain Timnas Indonesia U22 asal Bali, Komang Teguh Trisnanda dijatuhi sanksi berat dari AFC berupa 6 kali larangan berlaga, di pertandingan resmi oleh AFC dan tambahan denda 1.000 US Dollar, buntut dari aksi baku hantam saat final SEA Games 2023 Kamboja melawan Thailand beberapa waktu lalu.
Pemain Timnas Indonesia U22 asal Bali, Komang Teguh Trisnanda dijatuhi sanksi berat dari AFC berupa 6 kali larangan berlaga, di pertandingan resmi oleh AFC dan tambahan denda 1.000 US Dollar, buntut dari aksi baku hantam saat final SEA Games 2023 Kamboja melawan Thailand beberapa waktu lalu. (Ist)

"Sudah tadi pagi dia (Komang Teguh) mengubungi saya, dia sedih atas sanksi yang berat ini dan tidak menyangka dia terima itu, sama kami sebagai orang tua juga tidak menyangka, baru dengar tadi pagi, saya terkejut, mamahnya juga terkejut," kata Nyoman.

Nyoman sebagai orang tua merasa sanksi tersebut terlalu berat, bagi seorang Komang Teguh harus melewatkan 6 laga Timnas Indonesia ditambah satu kali karena kartu merah saat itu.

"Jadi dibilang berat ya berat sekali, apalagi ada tambahan denda uang 14 juta rupiah," ujarnya.

Nyoman Merta Jiwa berharap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), pasang badan memberikan bantuan bagi skuat Garuda yang terkena sanksi.

Apalagi, meski Nyoman mengaku aksi kekerasan tidak dibenarkan dalam sepak bola, namun saat itu Komang Teguh dikuasai emosional membela harga diri dan kehormatan bangsa dan negara sehingga melakukan hal itu.

"Saya berharap PSSI membela, Komang Teguh bersikap seperti itu membela bangsa dan negara, mudah-mudahan sanksi dapat lebih ringan, dia melihat manajer dipukul sampai terjatuh, oke menyalahi, tapi mau tidak mau melihat sikon saat itu sebagi sebuah harga diri," ujarnya.

Dia berharap dukungan dari PSSI untuk menguatkan mental pemain Timnas Indonesia U-22 yang terkena sanksi, tak hanya Komang Teguh, tapi juga Titan Agung dan Muhammad Taufany.

 

"Supaya PSSI bisa menjembatani menjaga mental anak-anak muda yang telah mempersembahkan emas bagi Indonesia ini, agar karier mereka tidak terhbat dan peluang terus terbuka," ujar dia.

Nyoman menambahkan, saat ini Komang Teguh sedang berfokus di Liga 1 membela klub Borneo FC yang akan bertanding melawan Persis Solo.

Nyoman sebagai orang tua juga tak pernah berhenti menanamkan motivasi bagi putranya itu di tengah situasi sulit yang dijalani saat ini. Agar Komang Teguh tetap fokus dan percaya diri dalam bermain.

"Tadi pagi Komang bernagkat ke Solo. Saya sebagai orang tua selalu memotivasi ke anak agar tetap fokus dalam bermain dan percaya diri, saya selalu motivasi sama anak saya," tuturnya.

"Untuk sanksi berat ya berat, itu resiko sebagai pemain terima sanksi apalagi kemarin membela bangsa dan negara, dan anggap saja sebagai bentuk evaluasi, pembelajaran karier yang masih panjang," pungkas Nyoman Merta Jiwa. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved