Bisnis
800 Ribu Hektare Lahan Siap Panen, Persiapan Kementan Hadapi El Nino
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan, bahwa stok beras tercukupi untuk menghadapi badai El-Nino.
"Selama 3 tahun pandemi Covid, Banten menunjukkan tren pertumbuhan ekonomi yang positif. Produksi padi juga terus meningkat. Bersama Sumsel, Kalsel dan propinsi lainnya," jelasnya.
Pengalaman menghadapi covid menurutnya bisa dijadikan bekal mengatasi kemarau panjang yang sedang dihadapi. Sejumlah langkah sudah disiapkan pihaknya untuk mengamankan kebutuhan pangan nasional.
"Sektor pertanian tumbuh 16,2 persen. Bahkan nilai ekspor kita tahun 2022 mencapai meningkat jadi 658 tiliun, naik 6,79 % dibandingkan tahun 2021 Bapak. Oleh karena itu, capaian tersebut harus kita pertahankan dan kita tingkatkan," ujarnya. (kontan)

Minta Pemerintah Antisipasi
PENGAMAT pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, El Nino lebih merugikan ketimbang La Nina. Meski demikian El Nino juga memungkinkan penambahan luas tanam/panen di lahan-lahan rawa dan pasang surut. Akan tetapi secara umum penambahan tersebut lebih kecil ketimbang penurunan luas panen akibat kekeringan.
"Karena itu, penting melakukan mitigasi dan antisipasi. El Nino dan La Nina itu frekuensinya makin sering berulang 2-3 tahun sekali. Saya yakin, K/L teknis sudah terbiasa dengan antisipasi dan mitigasi. Tinggal memastikan antisipasi dan mitigasi itu betul-betul bisa dieksekusi di lapangan dan petani betul-betul bisa disiapkan untuk mengantisipasinya," kata Khudori kepada Kontan.co.id, Rabu (19/7).
Ia menjelaskan, berdasarkan informasi BMKG sampai hari ini perkiraan El Nino skalanya antara rendah dan sedang. Ia menyebut, dampak El Nilo hingga saat ini belum terasa ke pertanian. Namun, perlu diwaspadai bahwa dampak langsung dari El Nino adalah berkurangnya air untuk budidaya pertanian.
"Tidak seperti banjir yang berdampak segera dan jangka pendek. Kekeringan akibat menurunnya ketersediaan air itu seperti bencana merangkak, pelan-pelan tidak terasa, tapi dampaknya lebih berat," kata Khudori.
Sebelumnya pernah terjadi fenomena El Nino berat tahun 1997-1998 atau 2015, dimana dampaknya cukup terasa. Akan tetapi Khudori mengatakan, seberapa besar dampak El Nino kali ini, masih belum diketahui. "Semoga skalanya hanya sedang atau moderat dan dampaknya tidak begitu besar," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan sejumlah provinsi yang akan menjadi penyangga dalam antisipasi dan mitigasi dampak El Nino.
Syahrul bilang, enam provinsi yang digunakan penyangga tersebut merupakan lumbung padi. Dimana enam provinsi itu merupakan provinsi penghasil padi yang cukup besar. Bahkan, Sulawesi Selatan dan Lampung kata Khudori merupakan dua provinsi dengan surplus padi/beras yang besar.
"Dugaan saya, kenapa fokus ke 6 provinsi karena wilayah itu sebagai produsen pangan, terutama padi. Tentu fokus kepada 6 provinsi itu bukan berarti mengabaikan Jawa. Karena sampai saat ini Jawa merupakan produsen pangan terbesar yang belum tergantikan," jelasnya.
Menurutnya, andil Jawa dalam produksi padi, jagung, kedelai, gula lebih dari 50
TUMBUH 10 Persen Produksi Tahu-Tempe, Butuh 3,4 Juta Ton Per Tahun, Dampak Harga Beras & Daging Naik |
![]() |
---|
Industri Furnitur Diprediksi Tumbuh Moderat, Simak Alasannya Berikut Ini |
![]() |
---|
RUPIAH Anjlok ke Rp16.601 Per Dolar AS, Simak Alasannya! |
![]() |
---|
Motor Listrik Harapan Masa Depan & Ramah Lingkungan, Maka Motors Liat Potensi Pasar Tinggi di Bali |
![]() |
---|
Gabungkan Konsep Skandinavia, Jepang dan Bali dalam Sebuah Hunian, Hadirkan Nuansa Rumah Nyaman! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.