Liga 1
Adu Kualitas Bojan Hodak vs Luis Milla, Nama Mentereng di ASEAN vs Pelatih Kenamaan Eropa
Persib Bandung resmi mengumumkan bahwa Bojan Hodak menjadi pelatih baru usai ditinggalkan oleh Luis Milla di Liga 1 musim 2023-2024
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Persib Bandung resmi mengumumkan bahwa Bojan Hodak menjadi pelatih baru usai ditinggalkan oleh Luis Milla di Liga 1 musim 2023-2024.
Meskipun baru bergabung dengan Persib Bandung, namun nama Bojan Hodak ternyata tidak asing di Liga 1 Indonesia.
Pernah menjadi pelatih PSM Makassar, membuat Bojan Hodak tidak diragukan lagi menjadi pelatih yang cocok untuk menggantikan Luis Milla.
Tak hanya itu, Bojan Hodak juga menjadi sosok yang mentereng di ASEAN terutama di laga internasional sekelas AFC.
Baca juga: Bojan Hodak Lebih Unggul dari Bernardo Tavares, PSM Makassar dan Persib Bandung Kian Memanas?
di sisi lain, Luis Milla memiliki kualitas tersendirinya terutama di dunia sepakbola Eropa.
Di benua biru, nama Luis Milla menjadi salah satu sosok yang cukup dipercaya untuk mengurus tim-tim besar.
Terkenal menjadi pelatih timnas, Luis Milla sendiri memiliki hal yang tidak bisa diragukan lagi sebagai seorang pelatih yang mumpuni.
Saat menjadi pelatih Persib Bandung, Luis Milla bahkan mencatatkan rekor baru dengan tak pernah menelan kekalahan di sisa Liga 1 musim 2022-2023.
Nah berikut perbandingan kualitas Bojan Hodak dan Luis Milla.
Baca juga: Pernah Satu Tim di PSM Makassar, Ezra Walian Sebut Tahu Tentang Bojan Hodak, Harap Hal Ini ke Persib

Baca juga: Bojan Hodak akan Ganti Strategi Warisan Luis Milla di Persib Bandung? Ini Prediksi Line Up di Liga 1
Kiprah Kepelatihan Bojan Hodak
Bojan Hodak merupakan pelatih berusia 52 tahun berkebangsaan Kroasia.
Dia memegang lisensi kepelatihan UEFA Pro.
Preferensinya menggunakan formasi 4-4-2, tipikal Persib yang mengandalkan duet Ciro Alves dan David Da Silva di lini depan.
Pada tahun 2020 lalu, Bojan Hodak sempat memimpin PSM Makassar selama 8 pertandingan.
Waktu yang cukup singkat dengan rasio kemenangan 1.88 poin per pertandingan.
Di bawah asuhannya PSM hanya kalah sekali, tiga kali imbang dan empat kemenangan termasuk di ajang Piala AFC.
Setelah itu, Bojan Hodak bergabung dengan klub Malaysia, Kuala Lumpur.
Dia berhasil mengantarkan Kuala Lumpur ke babak final Piala Malaysia dan menghadapi Johor Darul Ta'zim.
Tapi sayang, asa Kuala Lumpur untuk juara buyar di kaki Johor Darul Tazim.
Di Malaysia, nama Bojan Hodak cukup mentereng dengan sederet prestasi yang dia hasilkan.
Bojan Hodak berhasil mempersembahkan gelar Piala FA Malaysia untuk Kelantan FC dua musim beruntun, 2011/2012 dan 2012/2013.
Lalu juara Piala Malaysia pada musim yang sama.
Tahun 2014 dia hengkang dan mencoba peruntungan dengan Johor Darul Ta'zim.
Bojan Hodak berhasil menjadi kampiun bersama klub yang kini diperkuat Jordi Amat.
Sukses bersama klub membuatnya ditawarkan menangani timnas Malaysia di level usia U19.
Bojan Hodak membawa Harimau Malaya muda hingga partai final.
Menariknya, di babak fase grup mereka keluar sebagai runner-up, menyisihkan Vietnam dan Thailand, hingga memenangkan laga melawan Australia dengan skor 3-0.
Di babak semifinal, Malaysia U19 asuhan Bojan Hodak mengalahkan skuad Garuda Muda asuhan Fakhri Husaini.
Timnas U19 Indonesia kalah dengan skor 3-4 dari Malaysia melalui babak perpanjangan waktu.
Di partai final, tim asuhan Bojan Hodak kalah 1-0 dari Australia.

Kiprah Kepelatihan Luis Milla
Milla pertama kali terlibat dalam pembinaan profesional pada 2007-08, membantu mantan rekan setimnya di Barcelona dan Madrid, Michael Laudrup di Getafe.
Pada musim panas berikutnya dia ditunjuk sebagai manajer nasional U-19, setelah penunjukan Vicente del Bosque sebagai manajer senior.
Di turnamen pertama Milla, kejuaraan Eropa UEFA 2009, namun sayang timnya tidak lolos dari babak penyisihan grup.
Namun, pada edisi 2010 di Prancis, ia memimpin Spanyol ke final, yang berakhir dengan kekalahan dari tuan rumah.
Kemudian di tahun yang sama, Milla menggantikan Juan Ramón López Caro di pucuk pimpinan tim U-21.
Meskipun menemukan situasi sulit saat kedatangannya, ia berhasil lolos ke kejuaraan Eropa 2011 setelah mengalahkan Kroasia dalam play-off dua kaki.
Pada tahap akhir di Denmark, Milla memimpin tim Spanyol U-21 meraih gelar ketiga mereka, setelah hanya kebobolan dua gol dalam lima pertandingan (empat kemenangan dan hanya sekali imbang).
Dia dipecat setelah timnya gagal lolos dari fase grup di Olimpiade Musim Panas 2012.
Pada Februari 2013, Milla diangkat di Klub Al Jazira UAE Pro League.
Pertandingan pertamanya sebagai penanggung jawab adalah kekalahan 3-1 di Tractor Sazi F.C. di babak penyisihan grup Liga Champions AFC.
Milla kembali ke Spanyol pada musim sepi 2015, menandatangani kontrak sebagai pelatih kepala klub Segunda División CD Lugo dan mengundurkan diri pada akhir Februari 2016 dalam keadaan yang tidak jelas.
Musim berikutnya, dalam kapasitas yang sama, dia bergabung dengan Zaragoza juga di level itu.
Dia dipecat setelah hanya empat bulan bertugas dan enam pertandingan tanpa kemenangan.
Pada 21 Januari 2017, Milla menggantikan Alfred Riedl di pucuk pimpinan Timnas Indonesia dengan menandatangani kontrak berdurasi dua tahun.
Pada Oktober 2018, kontraknya diputus oleh Persatuan Sepak Bola Indonesia.
Pada 19 Agustus 2022, Milla diumumkan sebagai manajer baru Persib Bandung.
Pada 15 Juli 2023, Milla mengundurkan diri sebagai manajer Persib Bandung setelah 3 laga tanpa kemenangan. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil Bojan Hodak, Pelatih Persib Pengganti Luis Milla yang Berprestasi di Malaysia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.