Berita Denpasar
Mudahkan Layanan Kesehatan Mediverse, Bio Farma Adakan Hacking Medicine
Mudahkan Layanan Kesehatan Mediverse, Bio Farma Adakan Hacking Medicine
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Permudah layanan kesehatan Mediverse, Bio Farma mengumumkan pemenang kompetisi Bio Farma x MIT Hacking Medicine.
Dalam kesempatan itu, hadir secara virtual Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang berharap agar lebih banyak lagi diadakan kompetisi seperti Bio Farma x MIT Hacking Medicine di Indonesia kedepannya.
“Indonesia membutuhkan lebih banyak entrepreneur dan inovator. Saya harap kegiatan seperti ini bisa lebih sering diadakan di Indonesia. Peluang berkembang bagi industri kesehatan di Indonesia sangat besar karena healthcare merupakan prioritas dan pemerintah memiliki alokasi dan perhatian yang besar untuk peningkatan bidang kesehatan," kata, Budi Senin, 28 Agustus 2023.
Budi menyampaikan terimakasih kepada Bio Farma karena telah menyelenggarakan kegiatan kompetisi Bio Farma x MIT Hacking Medicine.
“Saya ucapkan banyak terimakasih kepada Bio Farma dan juga tim dari MIT Hacking Medicine, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk untuk mendorong kemajuan industri kesehatan di Indonesia," tambahnya.
Hal serupa dikatakan oleh Deputi SDM dan IT Kementerian BUMN Tedi Bharata yang menyampaikan bahwa Kementerian BUMN sangat mengapresiasi diselenggarakannya kegiatan kompetisi ini.
“Kami sangat menghargai terselenggaranya kompetisi ini. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam rangka menangani adanya innovation gap yang terjadi di institusi BUMN. Upaya ini tidak dapat dilakukan dengan kerja sendiri, namun juga diperlukan adanya pendekatan yang bersifat sinergi dan kolaboratif," ujar Tedi.
Tedi memberi contoh bahwa salah satu pendekatan kolaboratif tersebut dilakukan oleh Bio Farma dengan institusi pendidikan MIT, dengan tujuan supaya bisa melihat permasalahan yang nyata dan mencari solusi yang inovatif untuk menyelesaikan permasalah tersebut.
"Kami mengapresiasi 200 peserta yang telah berpartisipasi dan memberikan solusi yang terbaik,” papar Tedi.
Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya berharap kegiatan ini dapat membawa perubahan yang baik untuk industri kesehatan di Indonesia.
“Bio Farma memfasilitasi generasi muda bertalenta untuk dapat melihat real problem secara langsung dan memberikan berbagai solusi yang inovatif," kata Shadiq.
Shadiq melanjutkan bahwa kegiatan tersebut didukung oleh tenaga pengajar dari MIT yang menjadi mentor bagi para peserta selama kegiatan ini berlangsung.
"Semoga kedepannya kita bisa bekerjasama dengan lembaga berskala global lain yang dapat membantu kita menyelesaikan permasalahan di masa mendatang," ujar Shadiq Akasya.
Wakil Direktur Utama Bio Farma Soleh Ayubi menjelaskan bahwa kompetisi ini diikuti oleh 200 peserta yang berasal dari 11 negara untuk menghadirkan inovasi yang solutif.
“Biofarma Group masih memiliki beberapa permasalahan yang harus diselesaikan, diantaranya di bidang manufaktur, distribusi, Litbang sampai dengan retail," kata Soleh.
Soleh mengatakan pihaknya mengundang para partisipan dari 11 negara untuk dapat berkompetisi bersama dalam rangka menghasilkan inovasi yang solutif dan long lasting.
"Acara ini bukan hanya sebagai upaya mencari solusi namun juga sebagai sarana untuk screening talent masa depan BUMN dan menjadi sarana untuk menjalin networking baru," jelas Soleh Ayubi.
Proses penjurian dilakukan terhadap 200 peserta yang tidak hanya berasal dari dalam negeri namun juga luar negeri diantaranya Singapura, Australia, Nigeria, Thailand, Vietnam, Korea Selatan, India dan Malaysia.
Para peserta telah dibagi kedalam beberapa kelompok yang terdiri dari 2 kelompok besar yaitu kelompok upstream dan downstream.
Setiap kelompok mempresentasikan rancangan inovasi beserta solusinya di hadapan para juri yang merupakan pakar healthcare ecosystem berasal dari dalam maupun luar negeri. Sehingga terpilih 3 tim pemenang dari kelompok upstream dan 3 tim pemenang dari kelompok downstream serta 2 peserta terbaik. Ajang kompetisi ini memberikan hadiah tunai sebesar 6000 dolar untuk dua kategori penilaian yaitu senilai 3000 dolar untuk kategori inovasi upstream dan 3000 dolar untuk kategori inovasi downstream dan hadian tambahan untuk pemenang pertama setiap kategori yaitu 5000 Google Cloud Credit.
Baca juga: Lihadnyana Ingin Fokus Pembangunan Infrastruktur dan Bedah Rumah
Selain itu dari kompetisi ini, telah dipilih 2 peserta terbaik yang mendapatkan golden ticket untuk berangkat ke Grand Hackathon di Boston, Amerika Serikat, dimenangkan oleh Anggit Wignya Adi Prasati berusia 19 tahun dan Anis Rohmasari berusia 22 tahun. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.