Berita Bali
Bali Status Darurat 14 Hari, Bahaya Kebakaran dan 3 Kecamatan 94 Hari Tanpa Hujan
Rentin memohon agar diterapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) mengingat berdasarkan data BMKG Wilayah III Denpasar
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kebakaran dan kekeringan yang terjadi belakangan ini di Bali mendorong Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menetapkan status siaga darurat di Pulau Dewata selama 14 hari ke depan.
“Melihat perkembangan situasi yang ada untuk perlindungan masyarakat dan meningkatkan kesiapsiagaan, serta memudahkan akses, kami sepakat menetapkan 14 hari ke depan status siaga darurat, mulai hari ini,” kata Sang Mahendra, Kamis 19 Oktober 2023.
Dia mengatakan, selama 14 hari ke depan mereka akan berupaya mempercepat pemadaman api yang saat ini sedang terjadi, termasuk menyalurkan bantuan kepada daerah-daerah yang dalam kondisi krisis air bersih atau kekeringan.
“Ini eskalasi yang paling rendah ya menurut undang-undang. Sehingga nanti kita gerakkan dan aksesnya lebih mudah, baik melakukan berbagai kegiatan termasuk memberi ruang dukungan,” imbuhnya.
Baca juga: Damkar Bangli Bantu Penanganan Kebakaran di TPA Suwung Denpasar Bali
Dalam rapat koordinasi penanggulangan bencana bersama BNPB itu, Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin mengatakan, ada dua permohonan dalam situasi ini, yaitu pertama permohonan kelengkapan alat untuk penanganan kedaruratan kekeringan di seluruh Bali.
Rentin juga memohon agar diterapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) mengingat berdasarkan data BMKG Wilayah III Denpasar terdapat tiga kecamatan di Provinsi Bali yang lebih dari 94 hari berstatus hari tanpa hujan (HTH).
“Pertama Kecamatan Kubu, Karangasem, kedua Kubutambahan, Buleleng, ketiga Gerokgak, Buleleng. Oleh karena itu menjadi urgen dan mendesak bagi kami di Bali untuk menerapkan TMC,” ucap Rentin.
Menanggapi permohonan Pemprov Bali, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta agar daerah segera mengajukan peralatan yang dibutuhkan.
Suharyanto berjanji menurunkan armada dan peralatan penyemaian, namun masih menunggu pesawat yang saat ini sedang difokuskan untuk menangani bencana di daerah lain.
“Sebagai informasi BNPB ini sudah melaksanakan TMC 3 bulan terakhir terus menerus. Permasalahannya itu di sarana prasarananya. Jadi per hari ini kita hanya punya lima pesawat. Itu pun lima dari swasta. Lima pesawat itu fokus ke Kalimantan dan Sumatera. Sekarang kita fokus ke Riau dan Sumatera Selatan. Setelah reda kita laksanakan di Bali ya. Satu pesawat ini bisa untuk Bali lah, karena Bali banyak event-event internasional. Kalau kondisinya kurang baik, malu juga sebagai negara. Pasti itu ya TMC, tapi juga kita lihat prediksi BMKG,” kata dia.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III, I Nyoman Gede Wiryajaya mengatakan, untuk melalukan TMC pihaknya harus memastikan posisi dan keberadaan awan.
Segera setelah disetujui untuk menerapkan teknologi ini maka BMKG akan memantau posisi dan arah pergerakan awan ke Bali, baik melalui arah Banyuwangi, atau pun Lombok.
Perkiraan musim hujan di Bali dimulai pertengahan November.
Daerah yang terakhir masuk musim penghujan adalah Buleleng bagian barat dan Nusa Penida, yang diperkirakan memasuki musim hujan akhir Desember.
Curah hujan di Bali 95 persen pada Januari dan 5 persen pada Februari. Sifat hujannya normal.
Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara juga mengeluarkan Status Tanggap Darurat Bencana Kebakaran TPA Suwung sejak Kamis 12 Oktober 2023.
Status Tanggap Darurat ini berlaku 14 hari ke depan. Pemadaman kebakaran di TPA Suwung makin dimaksimalkan.
Dan kini, kondisi kebakaran semakin menurun dan kepekatan asap pun menurun.
Bahkan, kini asap TPA Suwung pun sudah berwarna putih dan tersisa di bawah 50 persen.
Selain menggunakan metode yang telah diterapkan sebelumnya, upaya pemadaman dengan air hujan juga terus dilaksanakan.
Guna mendukung hal tersebut, Pemkot Denpasar mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor: 364/1859/Satpol PP Tahun 2023.
SE tersebut mengatur tentang penghentian sementara penggunaan lampu laser/lampu sorot pemecah awan/meniadakan hujan hingga 25 Oktober dan ditandatangani Wali Kota Denpasar.
Kasat Pol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra menjelaskan, SE ini diterbitkan dalam rangka mendukung percepatan penanganan kebakaran di TPA Suwung.
Hal ini lantaran dengan turunnya hujan diharapkan akan lebih cepat memadamkan titik api.
Dikatakannya, SE berlaku sejak 18 Oktober 2023 sampai 25 Oktober 2023 dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan penanggulangan darurat bencana.
"Kepada pelaku usaha dan masyarakat untuk menghentikan sementara penggunaan lampu laser/lampu sorot yang berfungsi untuk memecah awan/meniadakan hujan untuk kegiatan upacara agama/adat, hajatan perkawinan, event dan kegiatan lainnya," ujarnya.
Dijelaskannya, penghentian sementara penggunaan lampu laser/lampu sorot sebagaimana dimaksud bertujuan mempercepat turunnya hujan.
Hal ini utamanya secara khusus di wilayah tanggap darurat bencana kebakaran dalam rangka penanggulangan kebakaran di TPA Suwung Kota Denpasar.
Bawa Nendra mengatakan, pengawasan pelaksanaan edaran ini dilakukan Satpol PP Kota Denpasar, Camat, Perbekel/Lurah serta Komando Penanggulangan Bencana Kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir Suwung Kota Denpasar.
Diharapkan dengan turunnya hujan, penanganan dapat dilaksanakan lebih cepat dan dapat mendukung optimalisasi penanganan yang saat ini sudah berlangsung baik melalui darat dan udara.
"Dengan turunnya hujan proses pemadaman dapat dioptimalkan, dan dengan berbagai langkah ini diharapkan dapat mendukung percepatan penanganan kebakaran di TPA Suwung. Ini adalah upaya-upaya kita untuk bersama-sama mendukung penanganan musibah ini, sehingga semua pihak kami harapkan untuk maklum," ujarnya.
Wali Kota Jaya Negara juga mengklarifikasi pernyataannya yang menyebutkan siapa yang bisa menurunkan hujan di TPA Suwung akan diberi hadiah tiket liburan ke Singapura.
Pernyataan tersebut diungkapkan Jaya Negara saat memimpin jumpa pers terkait D’Youth Fest 3.0 di Gedung Dharma Negara Alaya Kota Denpasar, Selasa 17 Oktober 2023.
Menurutnya, pernyataan tersebut hanyalah candaan atau joke yang dilontarkan kepada wartawan yang hadir.
Seusai mengikuti Rapat Koordinasi di Kantor Gubernur Bali, Kamis 19 Oktober 2023, Jaya Negara menjelaskan, tidak ada maksud menggelar sayembara.
Pernyataan yang disampaikannya tersebut merupakan ruang tertutup yang dikhususkan untuk media yang hadir. (sar/sup)
Banyak TPA, Tapi Belum Optimal
TEMPAT-tempat pengelolaan sampah yang sudah dibuat pemerintah di Bali tidak berjalan dengan baik.
Selain Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), padahal Bali juga telah membangun Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS3R).
Idealnya, pemilahan sampah dari sumber bisa mengurangi volume sampah secara drastis.
“Kenapa? Karena yang kita produksi RDF (Refuse Derived Fuel) dan RDF-nya masih tidak karena Bali ini island (pulau) sementara offtaker-nya ada di Jawa. Jadi biaya logistiknya lebih mahal daripada biaya harganya. Jadi itu belum ketemu,” kata Deputi Bidang Sarana dan Prasarana di Kementerian Bappenas (Kementerian/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) Ervan Maksum, Kamis 19 Oktober 2023.
Berkaca dari kasus TPA Suwung, Ervan menambahkan, TPST harus cepat didorong untuk offtaker-nya.
Disamping itu, ia meminta masyarakat agar dapat memilah sampah dari sumber.
Pasalnya, 70 persen sampah di Bali merupakan sampah organik. Pihaknya pun menginisiasi untuk dilakukannya peremajaan tanah.
“Jadi kita ada dua produk di TPST. Pertama kompos dan kedua RDF. Kompos ini kita banyak lahan yang harus kita remajakan. Itu butuh pembiayaan dan kerjasama untuk mereboisasi,” jelasnya.
Disinggung terkait target penutupan TPA Suwung, pihaknya menyampaikan, mesin compresing di Denpasar dan Mengwi mesti diperbaiki terlebih dahulu.
Pihaknya meyakini tidak sampai tiga bulan karena offtaker-nya sudah ada.
Menurutnya, TPA Suwung sebetulnya sangat siap ditutup karena instrumen dari bawah TPS3R yang dibuat cukup banyak.
Selain itu, TPST juga akan dibuat di Gianyar.
“Contohnya kita lihat Banyumas berhasil dia (mengelola sampah) 520 ton, tidak ada TPA. Semua terurai. Hanya saja pabrik semennya di Cilacap, jaraknya hanya 80 km. Kita tadinya di Celukan Bawang tiba-tiba harus ke Jawa melewati kapal dan itu mahal. Nah itu ada masalah yang baru buat kita adalah logistik,” tandasnya.
Sementara itu, TPA Temesi, di Gianyar yang sempat terbakar telah normal, Kamis 19 Oktober 2023.
Tidak terdapat asap lagi, pasca kebakaran.
Dalam mengantisipasi terulang kebakaran, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar pun menyemprot secara rutin. Kepala DLH Gianyar, Ni Made Mirnawati mengatakan, sebelum terbakar, DLH Gianyar menyemprot berselang dua hari.
Penyemprotan tersebut bertujuan untuk mendinginkan sampah dan gas metana yang terkubur di bawah tumpukan sampah.
Saat ini, penyemprotan dilakukan setiap hari. (sar/weg)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.