Hari Pahlawan

10 Puisi Penuh Makna Bertema Pahlawan, Cocok untuk Hari Pahlawan

Hari Pahlawan merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap jasa para pahlawan di Tanah Air yang diperingati hari ini setiap tanggal 10 November. 

TribunManado
10 Puisi Penuh Makna Bertema Pahlawan, Cocok untuk Hari Pahlawan 

TRIBUN-BALI.COM - Hari Pahlawan merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap jasa para pahlawan di Tanah Air yang diperingati hari ini setiap tanggal 10 November. 

Mengenang bagaimana perjuangan mereka melawan penjajah yang kejam demi mencapai cita-cita bangsa waktu itu, yaitu kemerdekaan.

Perjuangan para pahlawan dapat kita temukan dalam berbagai tulisan sejarah. Mengenang para pahlawan pun dapat melalui tulisan, misalnya puisi.

Berikut ini beberapa contoh puisi tentang pahlawan yang penuh makna.


Hari Pahlawan 10 November (vecteezy)

Baca juga: 40 Ucapan Selamat Hari Pahlawan 2023: Singkat dan Penuh Semangat, Cocok untuk Caption Story WA

1. Diponegoro


Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati

MAJU

Bagimu negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju Serbu Serang Terjang

(1943)

Baca juga: 40 Ucapan Selamat Hari Pahlawan 2023: Singkat dan Penuh Semangat, Cocok untuk Caption Story WA

2. Sepotong Sunyi di Taman Makam Pahlawan


Karya: Siti Isnatun M.

Di sebuah makam
jauh dari kehidupan
yang tersimpan hanyalah kenangan
akan keabadian yang temaram

Sepotong sunyi menepi
di antara nisan-nisan berjejer rapi
seolah jadi teman yang peduli
menyanyikan sepi tanpa henti

Berkalang tanah engkau para kebanggaan
tenggelam bersama keteladanan
betapa tamanmu kini sunyi dan sepi
seakan duniamu telah ikut mati

 
Taman makammu makin tak terjamah
Perjuanganmu makin terlupa sejarah
Sungguh ironis dan mengunggah
Semua terjadi saat jasamu terasa indah

Nisanmu yang dulu megah
kini tampak mulai layu dan jengah
bagai bunga kamboja berguguran ke tanah
tak terusik oleh deretan kisah

Sepotong sunyi terus menggelayuti
taman makammu...wahai pahlawan negeri
Hati berbisik dengan sepi
akankah kami bisa berbagi
meski hanya kisah yang tak selesai
dari perjalananmu yang telah usai

 

3. Karawang-Bekasi


Karya: Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda
Yang tinggal tulang diliputi debu

Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya
jiwa Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi

(1948)

 

4. Grilya


Karya: W.S. Rendra

Tubuh biru
Tatapan mata biru
Lelaki berguling di jalan

Angin tergantung
Terkecap pahitnya tembakau
Bendungan keluh dan bencana

Tubuh biru
Tatapan mata biru
Lelaki berguling di jalan

Dengan tujuh lubang pelor
Diketuk gerbang langit
Dan menyala mentari muda
Melepas kesumatnya

Gadis berjalan di subuh merah
Dengan sayur-mayur di punggung
Melihatnya pertama

Ia beri jeritan manis
Dan duka daun wortel

Tubuh biru
Tatapan mata biru
Lelaki berguling di jalan

Orang-orang kampung mengenalnya
Anak janda berambut ombak
Ditimba air bergantang-gantang
Disiram atas tubuhnya

Tubuh biru tatapan mata biru
Lelaki berguling di jalan Lewat gardu
Belanda dengan berani
Berlindung warna malam
Sendiri masuk kota Ingin ikut ngubur ibunya

6. Maju Tak Gentar
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)

Maju tak gentar
Membela yang mungkar.
Maju tak gentar
Hak orang diserang.

Maju tak gentar
Pasti kita menang!

5. Gugur Pahlawan


Karya: Ilham Aziz

Bersimbah cipratan darah
Teriakan berkumandang dimana-mana
"Merdeka atau Mati!"
Begitulah teriakan dari bibir mereka
Kepulan asap beradu dengan tombak runcing
Para srikandi yang berdoa di sepertiga malam
Menunggu sang kekasih pulang membawa kemenangan
Sudah,
Sudah berjuta nama tertinggal di medan perang
Teriak para pejuang yang kehilangan teman
Teriak para prajurit melihat rekan mereka bahagia tanpa
merasakan pedihnya sakit
Sudah gugur pahlawanku
Diiringi sorak sorai kemenanganku
Gugur sudah pahlawanku
Hanya tinggal tombak dan nama yang terukir dalam lisanku

6. Pahlawan Tak Dikenal


Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda.

7. Musium Perjuangan


Karya: Kuntowijoyo

Susunan batu yang bulat bentuknya
berdiri kukuh menjaga senapan tua
peluru menggeletak di atas meja
menanti putusan pengunjungnya.

Aku tahu sudah, di dalamnya
tersimpan darah dan air mata kekasih
Aku tahu sudah, di bawahnya
terkubur kenangan dan impian

Aku tahu sudah, suatu kali
ibu-ibu direnggut cintanya
dan tak pernah kembali

Bukalah tutupnya
senapan akan kembali berbunyi
meneriakkan semboyan
Merdeka atau Mati.

Ingatlah, sesudah sebuah perang
selalu pertempuran yang baru
melawan dirimu.

 

8. Dongeng Pahlawan


Karya: W.S. Rendra

Pahlawan telah berperang dengan panji-panji
berkuda terbang dan menangkan putri.
Pahlawan kita adalah lembu jantan
melindungi padang dan kaum perempuan.

Pahlawan melangkah dengan baju-baju sutra.
Malam tiba, angin tiba, ia pun tiba pula.
Adikku lanang, senyumlah bila bangun pagi-pagi
karna pahlawan telah berkunjung di tiap hati.

 

9. Prajurit Jaga Malam


Karya: Chairil Anwar

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya

Kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam

Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu…
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!

Nah itu dia beberapa referensi puisi bertema kepahlawnan yang dapat dibaca untuk merayakan Hari Pahlawan 10 November. Semoga bermanfaat. (MG Lia Ika Agustin)

 

 

 

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul 10 Puisi Bertema Pahlawan, Penuh Makna Mengenang Jasa Para Pahlawan

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved