Bali United
Ricky Fajrin Rajai Caps di Bali United, Tularkan Mental dan Perjuangan Sampai Menit Akhir
Ricky Fajrin Rajai Caps di Bali United, Tularkan Mental dan Perjuangan Sampai Menit Akhir
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, MADURA - Pemain senior Bali United, Ricky Fajrin merajai caps atau mencatatkan rekor penampilan terbanyak bersama klub berjuluk Serdadu Tridatu itu.
Ricky Fajrin diketahui telah menuntaskan sebanyak 190 laga sejak berseragam Bali United pada tahun 2015 silam.
Pemain yang juga dipercaya sebagai penyandang ban kapten ini telah tampil sebanyak 190 kali di semua ajang.
Disusul Ilija Spasojevic 169 caps, dan Fadil Sausu 165 caps.
Ricky Fajrin menjadi satu dari 3 pemain Bali United yang masih bertahan sejak berdiri di Bali tahun 2015 lalu.
Dua pemain lain yang memiliki loyalitas tinggi adalah Fadil Sausu dan Yabes Roni yang memmiliki 131 caps bersama Serdadu Tridatu.
Berposisi sebagai bek kiri, pemain kelahiran 6 September 1995 yang kini berusia 28 tahun ini juga memiliki alternatif posisi menjadi gelandang bertahan.
Bermain sebagai benteng pertahanan, Ricky Fajrin juga memiliki kontribusi tinggi saat tim membangun serangan.
Total sudah 19 umpan gol dibukukannya dari tahun 2015-2023 ini serta 5 buah gol disarangkannya ke jala gawang lawan.
Baca juga: Duel Juru Taktik Brasilian di Liga 1, Bali United Ingin Menang Saat Madura United Lagi Tak Garang
Selain di klub Bali United, pemain asal Semarang Jawa Tengah ini juga memiliki lembar catatan pertandingan bersama Tim Nasional mulai dari kategori U-19, U-23 dan senior pernah dicicipinya.
Melihat usianya yang masih tergolong usia produktif sebagai pemain sepak bola, catatan penampilan Ricky Fajrin masih berpotensi untuk terus bertambah merajai penampil di Bali United.
Ricky Fajrin dengan kapasitas yang dimilikinya selalu menarik hati Pelatih Stefano Cugurra untuk memplot-nya sebagai pemain inti di setiap pertandingan.
Jasa pemain dengan postur 1,77 meter itu memiliki bekal ketangkasan dan kecerdasann dalam bermain dibutuhkan oleh Serdadu Tridatu.
Kaki kirinnya juga sangat tajam sebagai penghancur tim lawan. Dua trofi juara Liga 1 musim 2019 dan 2021/2022 pun dipersembahkannya untuk Bali United.
Musim ini, dia sempat absen 4 pertandingan akibat cedera, dari 19 laga yang telah diarungi Bali United selama musim 2023/2024 ini.
Dengan bekal kemampuan yang dimiliki, Ricky Fajrin juga tak pelit ilmu, ia selalu menularkan kemampuan kepada pemain-pemain muda Bali United untuk memiliki kans bersinar di Liga 1 yang menjadi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Baca juga: Jelang Bali United Tandang ke Markas Madura United, Teco Respek ke Sederet Pemain Bagus Tim Lawan
Terlebih Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang menelurkan kebijakan pemain U-23 yang maksimal kelahiran 1 Juli 2001 wajib tampil mengisi starting XI minimal 45 menit pertama.
Dengan begitu pemain-pemain muda ini memiliki kesempatan menambah jam terbang dan mengasah mental daya juang mereka.
Ia pun berpesan kepada pemain muda agar memiliki mental yang kuat.
"Pemain muda di Bali bagus-bagus, tergantng mental mereka, mental harus kuat, karena dimanapun liga itu tidak gampang," kata Ricky Fajrin dalam wawancara dengan Tribun Bali belum lama ini.
Ricky Fajrin menyampaikan, bahwa di Bali United, pemain senior dengan pemain muda saling memberikan dukungan untuk kemajuan kedepannya.
"Mental itu yang menentukan karir, jika mental dia kuat dia bisa di tetap berada kasta tertinggi. Sebagai pemain senior kita ingatkan juga karena kita pernah muda ya, wajar saja kita kasih tahu sewajarnya, tidak terlalu yang menggurui," bebernya.
Selain itu, Ricky Fajrin yang begitu emosional saat Bali United kalah atas Borneo FC di menit-menit akhir perjuangan, bahwa di dalam sepak bola menit-menit akhir adalah waktu yang krusial sebelum wasit meniup peluit akhir pertandingan apapun bisa terjadi.
Akan tetapi, pemain nomor punggung 24 yang juga kapten Bali United ini sadar bahwa di dalam sepak bola apapun bisa terjadi sebelum wasit meniup peluit panjang tanda akhir pertandingan.
"Kami pasti kecewa ya (gagal menang di menit akhir,-Red), karena sudah menit akhir yang kami pikir udah menang, ya itulah namanya sepakbola, apapun bisa terjadi sebelum peluit akhir berbunyi apapun bisa terjadi, harus siap risikonya," ujar Fajrin.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.