Perang Palestina Vs Israel

Antologi ‘Burung-Burung di Langit Merah’, Potret Tragedi Kemanusiaan Palestina dalam Puisi

Moch Satrio Welang menulis Puisi ‘Burung-Burung di Langit Merah’, yang menjadi ide awal bergulirnya pembuatan buku puisi se-Indonesia.

Istimewa
Penampilan Teatrikal Moch Satrio Welang, penggagas Buku ‘Burung-Burung di Langit Merah’ - Buku ‘Burung-Burung di Langit Merah’, Potret Tragedi Kemanusiaan di Palestina 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Penyair yang tinggal di Bali, Moch Satrio Welang menginisiasi terbitnya antologi puisi tentang tragedi kemanusiaan di Palestina.

Di mana penulis tak hanya datang dari Bali, namun se-Indonesia dan mengangkat tema perang dan kemanusiaan.

“Program ini merupakan reaksi terhadap apa yang terjadi di timur tengah saat ini. Tergerak dari kekejaman perang yang terjadi pada penduduk Gaza di Palestina, di mana ribuan anak-anak, wanita dan warga sipil menjadi korban,” kata Moch Satrio Welang, Sabtu 2 Desember 2023.

Pengumpulan puisi ini pun sudah dimulai sejak 15 November 2023.

Baca juga: CONTOH Puisi Tema Hari Pahlawan 2023: Penuh Makna dan Kata Mengharukan, Cocok untuk Tugas Sekolah

Dalam waktu yang relatif singkat, pengumpulan karya ditutup 26 November 2023 dan terkumpul 39 puisi dari penjuru tanah air.

“Buku ini merupakan bentuk aksi kemanusiaan lewat sastra sebuah dukungan kepedulian untuk kebebasan rakyat Palestina,” jelasnya.

Ia pun merasa prihatin karena dalam tragedi tersebut, yang menjadi korban selalu warga sipil, terutama anak-anak, wanita dan lanjut usia.

Penyerangan brutal membabi buta ke rumah sakit, sekolah, pemukiman penduduk, pemblokadean kawasan, pemutusan listrik, internet, air, makanan, juga menjadi sorotan.

Menurutnya, buku ini merupakan kerja kreatif komunal, di mana untuk ilustrasi lukisan sampul digarap langsung oleh pelukis asal Surabaya, Anantyo Prio JP dan artwork buku digarap oleh seniman muda Bali, Komang Adi Wiguna.

Moch Satrio Welang menulis Puisi ‘Burung-Burung di Langit Merah’, yang menjadi ide awal bergulirnya pembuatan buku puisi se-Indonesia.

Penyair Achmad Obe Marzuki, tampak meluap mengirim puisi panjang bertenaga tentang Palestina berjudul ‘Sumpah Darah Tanah Palestina.’

Penyair Bali, penulis buku ‘Pelacur Para Dewa’, Pranita Dewi juga mengirimkan karya terbarunya berjudul ‘Dan Tuhan Pun mengasihinya’ yang memperkuat buku ini.

Demikian pula Penyair Senior Bali, yang juga seorang kurator seni budaya, Warih Wisatsana yang mengirimkan puisi untuk Palestina yang berjudul ‘Gaza’.

Warih Wisatsana sendiri baru saja mendapat penghargaan World Peace Artist Award dari Arts & Culture Magazine, Korea.

Ia menambahkan, tak hanya dari Indonesia, dua penyair senior Negeri Jiran, Malaysia yakni Oui Bin Sal (Kelantan) dan Lim Yew Yak (Negeri Sembilan), juga terlibat.

Moch Satrio Welang menargetkan buku ini sudah rampung pada pertengahan Desember mendatang.

Selanjutnya, akan disusul produksi Teater Sastra Welang berupa alih kreasi puisi ‘Burung-Burung di Langit Merah’ menjadi bentuk musikalisasi puisi oleh musisi teater Heri Windi Anggara. (*)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved