Pria Obesitas di Gianyar
Bombom Pria Berbobot 210 Kg di Mata Teman-temannya: Sosok yang Toleran dan Selalu Ikut 'Megebagan'
Kematian I Putu Bagus Trinas Hadibra atau akrab disapa Bombom meninggal kabar duka bagi lingkungan teman-temannya
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kematian I Putu Bagus Trinas Hadibra atau akrab disapa Bombom meninggalkan kabar duka bagi keluarga dan teman-temannya.
Diketahui pria berusia 34 tahun itu dikenal memiliki banyak teman.
Hal tersebut karena dirinya yang sangat gemar bergaul, terlebih nongkrong di kawasan Kota Gianyar meskipun ia berasal dari Banjar Serongga Tengah, Desa Serongga, Gianyar.
Meskipun memiliki bobot lebih dari 200 kilogram, Bombom tidak pernah menjadi bahan bully atau perundungan.
Malahan Bombom sangat dihargai dalam lingkungan pergaulannya.
Sebab ia memiliki sifat-sifat darmawan, yakni toleran terhadap teman, suka menghibur dan sangat ramah.
Baca juga: SOSOK Bombom Dikenal Toleran dan Periang oleh Temannya, Pria Berbobot 210 Kg Tak Pernah Dibully
Bahkan ia juga selalu ikut 'megebagan' atau melayat jika ada acara duka di rumah teman-temannya meskipun lain banjar maupun lain kepercayaan.
Seorang teman mendiang, I Kadek Agus Arimbawa asal Banjar Sangging, Kelurahan/Kecamatan Gianyar mengatakan ia sangat kehilangan sosok Bombom.
"Orangnya baik, suka melucu dia memiliki toleransi tinggi. Saat ada teman punya acara duka, pasti dia datang," ujar Gus Arimbawa sapaannya.
Gus Arimbawa menuturkan bahwa ia sendiri memeluk agama Kong Hu Chu.
Kata dia, setiap ada acara di Konco, mendiang Bombom selalu datang meramaikan acara.
"Warga keturunan China di Gianyar tentu kehilangan. Karena dia sering datang setiap ada acara di Konco," ujarnya.
Kehidupan Bombom Kecil
Disebutkan bahwa sejak kecil, mendiang Bombom besarnya di Kota Gianyar.
Sebab dulu, orangtuanya memiliki studio foto di Kota Gianyar. Bahkan dulu, Arimbawa sering mengajak mendiang bermain basket untuk menurunkan berat badannya.
Namun yang bersangkutan lebih suka menggeluti bidang musik.
"Dia piawai main gitar melodi, bukan hanya vocalnya saja yang bagus," ujar Arimbawa.
Terkait pola makan, Arimbawa mengatakan tidak ada makanan khusus yang digemari. Namun ia melihat selama ini mendiang suka makan dengan porsi berlebih.
"Cara makannya biasa saja, dia makan sedikit-sedikit, sangat menikmati setiap kunyahan. Tapi porsinya yang banyak, biasanya dua piring mie," ujarnya.
Baca juga: 5 Fakta Meninggalnya Bombom, Pria 210 Kg asal Gianyar Bali: Evakuasi Dramatis & Rencana Kremasi
Saking dekatnya dengan mendiang Bombom, Arimbawa pun mengetahui bagaimana mendiang memperoleh pakaian.
Kata Arimbawa, mendiang tak membeli pakaian, tapi yang dibeli adalah kain, lalu dibawanya ke tukang jahit untuk dijadikan pakaian.
Sebab tidak ada pakaian di pasaran yang ukurannya pas untuk mendiang. "Pakaiannya spesial.
Dia beli kain untuk dijadikan pakaiannya," ujar Arimbawa yang lebih tua delapan tahun dari mendiang.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.