Pria Obesitas di Gianyar

Tunik Merasa Hatinya Sesak saat Ingat Mendiang Bombom, Pastikan Ponakannya Diantar Secara Layak

Kepergian I Putu Bagus Trisna Hadibrata (34), pria berbobot 210 Kilogram di Gianyar meninggalkan duka bagi keluarga.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
Istimewa
I Putu Bagus Trisna Hadibrata (34) asal Banjar Serongga Tengah, Desa Serongga akrab disapa Bombom semasa hidup bersama sang istri 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Tunik Merasa Hatinya Sesak saat Ingat Mendiang Bombom, Pastikan Ponakannya Diantar Secara Layak.

Kepergian I Putu Bagus Trisna Hadibrata (34), pria berbobot 210 Kilogram di Gianyar meninggalkan duka bagi keluarga.

Salah satunya diungkap oleh sang paman Tunik.

Kepada Tribun Bali, ia menutur jika dirinya merasa sesak tak kala mengingat soal Bombom panggilan akrabnya.

"Saat ini saya masih sangat berduka. Jika mengingat-ingat soal mendiang, hati saya rasanya sesak sekali," ujarnya via sambungan Telepon pada Senin 5 Februari 20245.

Lebih lanjut, ia mengatakan pihak keluarga besar telah mendakan keluarga untuk menentukan langkah penanganan jenazah Bombom yang masih dititipkan di kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanjiwani, Gianyar, Senin 5 Februari 2024.

Baca juga: Gus Arimbawa Kehilangan Sosok Toleran, Mendiang Bombom Akan Dikremasi di Cekomaria Denpasar

Dalam hal ini, mereka menyepakati mendiang ydikremasi di krematorium Cekomaria, Denpasar.

Tunik menyeebut, kremasi tersebut direncanakan akan digelar pada Sabtu 10 Februari 2024.

Terkait proses pengantaran jenazah ke krematorium, Tunik memastikan keponakannya tersebut akan diantar secara layak, tidak menggunakan pikap.

"Nanti dari pihak krematorium akan melakukan prosesnya, yang pasti menggunakan ambulans," ujarnya via telepon.

Teman-temannya Kehilangan Sosok Toleransi Tinggi

Selama hidupnya Bombom dikenal memiliki banyak teman.

Sebab ia suka bergaul, dan nongkrong di kawasan Kota Gianyar, meskipun ia berasal dari Banjar Serongga Tengah, Desa Serongga, Gianyar.

Meskipun memiliki bobot lebih dari 200 kg, Bombom tidak pernah menjadi bahan bully atau perundungan.

Malahan Bombom sangat dihargai dalam lingkungan pergaulannya. Sebab ia memiliki sifat-sifat darmawan, yakni toleran terhadap teman, suka menghibur dan sangat ramah.

Bahkan ia juga selalu ikut 'megebagan' atau melayat jika ada acara duka di rumah teman-temannya, meskipun lain banjar maupun lain kepercayaan.

Seorang teman mendiang, I Kadek Agus Arimbawa asal Banjar Sangging, Kelurahan/Kecamatan Gianyar mengatakan, ia sangat kehilangan sosok Bombom.

"Orangnya baik, suka melucu dia memiliki toleransi tinggi. Saat ada teman punya acara duka, pasti dia datang," ujar Gus Arimbawa sapaannya.

Gus Arimbawa mengatakan, ia sendiri memeluk agama Kong Hu Chu. Kata dia, setiap ada acara di Konco, mendiang Bombom selalu datang meramaikan acara.

"Warga keturunan China di Gianyar tentu kehilangan. Karena dia sering datang setiap ada acara di Konco," ujarnya.

Gemar Bermusik

Disebutkan, sejak kecil mendiang Bombom besarnya di Kota Gianyar. Sebab dulu, orangtuanya memiliki studio foto di Kota Gianyar.

Bahkan dulu, Arimbawa sering mengajak mendiang bermain basket untuk menurunkan berat badannya.

Namun yang bersangkutan lebih suka menggeluti bidang musik.

"Dia piawai main gitar melodi, bukan hanya vokalnya saja yang bagus," ujar Arimbawa.

Baca juga: Bombom Pria Berbobot 210 Kg di Mata Teman-temannya: Sosok yang Toleran dan Selalu Ikut Megebagan

Terkait pola makan, Arimbawa mengatakan, tidak ada makanan khusus yang digemari. Namun ia melihat selama ini mendiang suka makan dengan porsi berlebih.

"Cara makannya biasa saja. Dia makan sedikit-sedikit. Sangat menikmati setiap kunyahan. Tapi porsinya yang banyak, biasanya dua piring mie," ujarnya.

I Putu Bagus Trisna Hadibrata (34) asal Banjar Serongga Tengah, Desa Serongga akrab disapa Bombom semasa hidup bersama sang istri
I Putu Bagus Trisna Hadibrata (34) asal Banjar Serongga Tengah, Desa Serongga akrab disapa Bombom semasa hidup bersama sang istri (Istimewa)

Saking dekatnya dengan mendiang Bombom, Arimbawa pun mengetahui bagaimana mendiang memperoleh pakaian.

Kata Arimbawa, mendiang tak membeli pakaian, tapi yang dibeli adalah kain, lalu dibawanya ke tukang jahit untuk dijadikan pakaian.

Sebab tidak ada pakaian di pasaran yang ukurannya pas untuk mendiang.

"Pakaiannya spesial. Dia beli kain untuk dijadikan pakaiannya," ujar Arimbawa yang lebih tua delapan tahun dari mendiang.

Upaykan Gunakan Ambulans

Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Gianyar, Ida Bagus Putu Suamba mengatakan, pihaknya berharap proses pengantaran jenazah mendiang diupayakan menggunakan ambulans. Sebab jika menggunakan pikap, kesannya tidak bagus.

Pihaknya memaklumi anggotanya saat membawa mendiang ke RSUD Sanjiwani menggunakan pikap.

Sebab saat itu situasinya sangat darurat, dan hanya kendaraan tersebut yang bisa dimanfaatkan agar yang bersangkutan segera mendapatkan pertolongan medis.

Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni mengatakan, Dinkes) Gianyar, Bali tidak memiliki data jumlah warga Gianyar yang mengalami obesitas.

Namun Pemkab Gianyar memiliki program pengendalian dan pencegahan obesitas.

Hal tersebut dilakukan mulai dari deteksi/skrining obesitas. Setelah itu, pihaknya juga menggaungkan Promkes Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan Perilaku CERDIK (Cek Kesehatan secara berkala, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang dan Kelola stres).

"Kami berharap, masyarakat yang memiliki berat berlebih, agar menerapkan PHBS dan Perilaku Cerdik, dalam mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Sebab dampak kelebihan berat badan ini cukup besar, dapat memicu berbagai penyakit, mulai dari jantung hingga pernapasan," ujar Ariyuni.

Baca juga: SOSOK Bombom Dikenal Toleran dan Periang oleh Temannya, Pria Berbobot 210 Kg Tak Pernah Dibully

Sementara untuk masyarakat yang selama ini memiliki riwayat obesitas, telah dilakukan pengukuran gula darah.

Hal ini dilakukan pada penduduk usia 15-39 tahun. Pengecekan gula darah dilakukan sebagai upaya deteksi dini diabetes melitus (DM).

"Pengendalian dan penanggulangan obesitas dimaksud dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan berperilaku hidup sehat, dan mencegah terjadinya obesitas beserta akibat yang ditimbulkan untuk menurunkan jumlah yang sakit, disabilitas, dan/atau meninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat penyakit tidak menular," ujarnya.

Ditanya apakah pihaknya pernah memantau kelebihan berat badan mendiang Bombom, Ariyuni tidak memberikan jawaban. Namun ia berharap agar masyarakat menerapkan PHBS dan Perilaku Cerdik.

"Mari sama-sama kita sosialisasikan agar penderita obesitas agar menerapkan PHBS dan Perilaku Cerdik," tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved