Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Besok Sabtu 10 Februari 2024: Belas Kasih Membuka Jalan Terjadinya Mukjizat
Renungan Harian Katolik Besok Sabtu 10 Februari 2024: Hati yang Berbelas Kasih dan Tetap Bersyukur
TRIBUN-BALI.COM - Renungan Harian Katolik Besok Sabtu 10 Februari 2024: Hati yang Berbelas Kasih dan Tetap Bersyukur.
Renungan Harian Katolik Besok Sabtu 10 Februari 2024 dari Bacaan Injil: 1 Raja-Raja 12:26-32; 13:33-34
Mazmur 106:6-7a.19-22 dan Markus 8:1-10.
Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.
Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus.
Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid- murid-Nya dan berkata,
"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh."
"Murid-murid-Nya menjawab, "Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?"
"Yesus bertanya kepada mereka, "Berapa roti yang ada padamu?" Jawab mereka, "Tujuh."
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 9 Februari 2024: Jangan Putus Asa, Tuhan Akan Beri Kekuatan Luar Biasa
Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
Sesudah itu Yesus mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan.
Dan mereka memberikannya kepada orang banyak.
Mereka mempunyai juga beberapa ikan.
Sesudah mengucap berkat atasnya, Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan.
Dan mereka makan sampai kenyang.
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul.
"Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Akhirnya, Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Dari bacaan Injil di atas, RP. Ferdinandus Tay, O.Carm menjelaskan, bahwa ketika melihat orang banyak yang sudah tiga hari mengikuti- Nya, hal pertama yang muncul dalam hati Yesus adalah rasa belas kasihan.
"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini."
Perasaan inilah yang mendorong-Nya memanggil para murid supaya memberi makan kepada mereka.
Belas kasih membuka jalan terealisasinya mukjizat.
Tanpa belas kasih, maka tidak akan ada mukjizat penggandaan tujuh roti dan beberapa ekor ikan untuk mengenyangkan empat ribu orang.
Belas kasih mengetuk hati setiap orang untuk bahu-membahu, membuka tangan, mengeluarkan kantung masing-masing untuk berbagi dengan yang lain, meskipun sedikit.
Belas kasih pulalah yang membuat Yesus tidak mengeluh berhadapan dengan kekurangan yang mereka miliki.
Ketika mengetahui bahwa yang ada pada mereka hanya tujuh roti dan beberapa ekor ikan, hal pertama yang dilakukan Yesus adalah mengucap syukur atas apa yang ada.
Meskipun tampaknya tidak akan cukup untuk empat ribu orang yang berkumpul di situ, namun Yesus tidak mengeluh.
Yesus justru mengangkat hati dan bersyukur kepada Bapa atas apa yang ada, daripada mengeluh atas apa yang tidak ada.
Bersyukur dalam kelimpahan itu gampang dan bisa dilakukan oleh semua orang.
Sebaliknya, bersyukur dalam kekurangan, tidak semua orang bisa melakukannya.
Pengalaman hidup kita setiap hari, apa pun panggilan hidup kita (sebagai imam, biarawan-biarawati, ataupun berkeluarga) selalu diwarnai dengan pengalaman kekurangan.
Sikap Yesus ingin mengajak kita bagaimana harus bersikap, ketika dihadapkan dengan pengalaman serba kekurangan atau keterbatasan yang ada.
Melalui sabda Tuhan ini, kita diundang untuk memiliki hati yang mudah tergerak oleh belas kasih atas kekurangan orang lain.
Kiranya kita juga memiliki hati yang tetap bisa bersyukur ketika mengalami kekurangan dan keterbatasan dalam hidup ini.
Semoga didikan Yesus membantu kita untuk berjuang mengusahakan kedua kebajikan tersebut dan menjadi berkat bagi sesama. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.