Breaking News

Populer Bali

Berita Viral Bali: 2 Caleg Meninggal Jelang Coblosan, Akademisi Dayu Gayatri Tutup Usia karena Sakit

Berita Viral Bali pertama terkait jelang pencoblosan Pemilu 2024, dua orang calon legislatif (Caleg) di Kabupaten Gianyar meninggal dunia.

|
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ady Sucipto
Pixabay/RobVanDerMeijden
Ilustrasi meninggal dunia 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR- Berikut berita viral Bali sepanjang hari kemarin Selasa 13 Februari 2024 hingga Rabu, 14 Februari 2024 yang dihimpun redaksi Tribun Bali.

Berita Viral Bali pertama terkait jelang pencoblosan Pemilu 2024, dua orang calon legislatif (Caleg) di Kabupaten Gianyar meninggal dunia.

Kemudian berita viral Bali kedua datang dari dunia akademisi Bali, yakni akademisi Hindu Bali Dayu Gayatri tutup usia.

Baca juga: VIRAL Bali: Kecelakaan Guru Honorer di Tukad Cangkir Gianyar hingga Harga Beras Capai Rp18 Ribu

Berikut ulasan selengkapnya.

Menjelang pencoblosan Pemilu 2024, dua orang calon legislatif (Caleg) di Kabupaten Gianyar meninggal dunia.

Mereka adalah Ngakan Nyoman Geria dari Partai Demokrat Dapil Tampaksiring dan I Made Cakra dari Partai Golkar Dapil Payangan.

Kedua Caleg itu pendatang baru alias bukan incumbent.

Meski meninggal, namun kedua nama ini masih tetap terpampang dalam surat suara.

Hal tersebut dikarenakan keduanya meninggal dunia saat surat suara telah dicetak.

"KPU Gianyar telah melaksanakan klarifikasi terhadap kebenaran dan keabsahan dokumen terkait meninggalnya dua Caleg. Dan memang benar ada dua Caleg yang meninggal," ujar Ketua KPU Gianyar I Wayan Mura, Selasa (13/2).

Sebelumnya, jumlah Daftar Calon Tetap (DCT) di Kabupaten Gianyar sebanyak 308 orang.

Atas meninggalnya kedua Caleg tersebut, menjadi 306 orang.

Namun karena tak memungkinkan mengubah surat suara, kedua nama tersebut masih ikut serta dalam surat suara Pemilu yang berlangsung, Rabu (14/2) ini. KPU akan mengumumkan dua nama ini pada masyarakat melalui KPPS.

"KPPS wajib umumkan nama calon yang sudah meninggal. Khususnya di Dapil Tampaksiring dan Payangan, karena namanya masih ada ke surat suara," terangnya.

Baca juga: Berita Viral Bali: Sosok Bombom di Mata Sahabat dan Kesedihan Mendalam Istri, Perayaan Imlek di Bali

Ketika nama dua Caleg ini tetap tercoblos, kata Mura, maka suara pemilih otomatis menjadi perolehan suara partai yang bersangkutan. "Ketika calon itu dipilih, suara lari ke partai," terangnya.

Pemilu 2024 di Gianyar memperebutkan 45 kursi DPRD dengan alokasi kursi di tiap kecamatan: Gianyar 9 kursi, Blahbatuh 7, Sukawati 9, Ubud 6, Payangan 4, Tegallalang 5, dan Tampaksiring 5.

"Dengan Dapil di tiap kecamatan, Caleg harus bekerja keras untuk meraih suara," pungkas Mura.

Akademisi Muda Hindu Bali Dayu Gayatri Berpulang, Sakit Kanker Usus

Amor ing Acintya. Kabar duka datang dari akademisi Universitas I Gusti Ngurah Rai (UNR) Denpasar yang juga pejuang Hindu Dresta Bali, Dr Ida Ayu Made Gayatri SSn MSi.

Akademisi yang dikenal dengan panggilan Dayu Gayatri ini meninggal dunia pada Selasa, 13 Februari 2024.

Dayu Gayatri dikabarkan meninggal karena mengidap kanker usus.

Ketua Umum Puskor Hindunesia, Ida Bagus Ketut Susena Panida, yang merupakan rekan seperjuangan, mengaku sangat kehilangan dengan kepergian Dayu Gayatri.

"Puskor Hindunesia sedari awal menegaskan komitmen yang sama berada dalam garis perjuangan yang sama," kata Gus Susena kepada Tribun-Bali.com, Selasa 13 Februari 2024 malam.

"Dan kami merasa sangat kehilangan seorang perempuan intelektual dan akademisi muda yang dimiliki oleh Hindu di Bali," lanjutnya.

Dayu Gayatri lahir di Denpasar 4 Februari 1975.

Baca juga: Berita Viral di Bali: Nyepi Beririsan dengan Awal Ramadan dan Duduk Perkara Anggota TNI Dikeroyok

Ia kuliah di NSW University Australia mengambil Jurusan Media dan Komunikasi tahun 1998.

Dayu Gayatri meraih gelar doktor di Universitas Udayana pada Kajian Budaya Kajian Budaya tahun 2007.

Sejak Juni 2017, Dayu Gayatri menjadi dosen Manajemen di Universitas Ngurah Rai (UNR) Denpasar.

Di mata Gus Susena, Dayu Gayatri adalah sosok pekerja sosial dan pemerhati budaya yang sangat idealis.

Ia juga memiliki wawasan luas tentang budaya dan kerja sosial terutama dalam pendampingan para tunanetra di Bali.

"Selain itu beliau dikenal sebagai pejuang penegakan eksistensi Hindu Dresta Bali dan bersama-sama para penggiat Hindu Nusantara melakukan penolakan keras terhadap gerakan misi konversi oleh kelompok organisasi transnasional asing (KOTA) di Indonesia khususnya di Bali," kata Gus Susena. (Tribun Bali/weg).

>>> Baca berita terkait <<<

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved