Berita Bali
Hari Raya Galungan, Hujan Ringan Hingga Lebat Tidak merata Mengintai di Sebagian Besar Wilayah Bali
Hari Raya Galungan, Hujan Ringan Hingga Lebat Tidak merata Mengintai di Sebagian Besar Wilayah Bali
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Masyarakat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Galungan yang jatuh pada Rabu 28 Februari 2024.
Untuk mengisi Hari Raya Galungan, Bali yang mayoritas merupakan umat Hindu bakal melakukan berbagai aktivitas.
Rangkaian kegiatan menyambut Hari Raya Galungan dilakukan masyarakat seperti dengan membuat Penjor, mempersiapkan sarana upacara, lalu puncaknya adalah bersembahyang di Pura.
Pada Hari Raya Galungan, umat Hindu juga memiliki tradisi untuk pulang ke kampung halaman bagi para perantau.
Salah satu yang wajib diperhatikan adalah kondisi cuaca di Bali agar masyarakat dapat mengantisipasi jika terjadi cuaca buruk.
Kepala Kelompok Kerja Meteorologi BBMKG (Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wiryajaya menyampaikan adanya potensi hujan yang mengintai pada 27-28 Februari 2024.
"Untuk tanggal 27 dan 28 Februari saat Hari Raya Galungan cuac berpotensi hujan ringan hingga lebat tidak merata di sebagian besar wilayah Bali pada siang - sore hari," kata Wiryajaya saat dikonfirmasi Tribun Bali, pada Senin 26 Februari 2024.
"Kemudian pada tanggal 27 Februari malam hari hingga dini hari berpotensi hujan ringan hingga sedang di wilayah Bali bagian Timur, Utara dan Selatan," sambungnya.
Kemudian untuk arah angin pada tanggal 27-28 Februari mengarah ke Barat Daya dan Barat dengan kecepatan 4-32 kilometer per jam dengan suhu rata-rata 23-34 derajat celcius.
Baca juga: Wayan Koster-Bintang Bisa Dipasangkan PDIP di Pilgub Bali 2024, Bagaimana Giri Prasta & De Gadjah?
Wiryajaya menyampaikan bahwa bulan Januari hingga Februari 2024 memang menjadi puncak musim hujan di wilayah Provinsi Bali.
Seperti diketahui, beberapa hari ini intensitas hujan di Bali mulai meningkat, bahkan dampaknya mengakibatkan banjir di beberapa titik di Kota Denpasar.
"Saat ini wilayah Bali memasuki musim penghujan, setiap 10 hari merilis update evaluasi mengenai musim hujan, sekarang ini sudah memasuki musim hujan yang sebelumnya diprediksi puncaknya Januari-Februari ini, mulai kenceng, rilis temen-temen BPBD banyak sekali kejadian pohon tumbang artinya mulai ke puncak," ujar Wiryajaya
Dia menjelaskan, bahwa prakiraan cuaca dihitung per September awal musim hujan dan Maret sebagai awal musim kemarau. Namun, puncak musim hujan di Bali baru terjadi pada bulan Januari-Februari dikarenakan faktor El Nino sekaligus memangkas panjang masa musim hujan.
"Karena fenomena El Nino itu yang dia sampai pada level moderat, kemarin pada pekan-pekan kemarin menguat, sehingga awal musim hujan banyak yang mundur 10 - 40 hari, ada yang September mundur jadi Oktober, panjang musim hujan tahun ini semakin pendek dari kondisi normalnya," jelasnya.
Untuk wilayah Bali, dikatakan Wiryajaya, curah hujan tertinggi terdapat di daerah Bali bagian Tengah,
"Biasanya curah hujan tinggi di Bali bagian tengah, daerah perbukitan, seperti Wanagiri, Besakih, untuk Denpasar dan Badung sampai sekarang hujan tidak begitu banyak, pengaruh El Nino," tuturnya.
Kendati begitu, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap waspada berhati-hati terhadap bencana Hidrometeorologi.
"Tetap waspada, apabila ada pergerakan signifikan BMKG pasti memberikan informasi update, kami imbau masyarakat agar berhati-hati dengan bencana hidrometeorologi," bebernya.
Wirya memaparkan bahwa kategori prakiraan curah hujan di seluruh wilayah Provinsi Bali untuk bulan Februari 2024, dibagi dalam beberapa kategori yakni dengan intensitas curah hujan 151-200 mm, 201-300 mm, 301 - 400 mm, 401-500 mm dan di atas 500 mm.
Adapun kecamatan dengan intensitas curah hujan 151-200 m di wilayah Melaya (Jembrana), 201-300 mm di wilayah Kuta dan Kuta Selatan (Badung), Selemadeg (Tabanan), Denpasar Timur; Banjarangkan, Klungkung, Dawan, Nusa Penida (Klungkung); Kubu, Manggis (Karangasem), Negara, Mendoyo, Pekutatan (Jembrana); Sukawati (Gianyar), sebagian kecil wilayah Sukasada, Kubutambahan, Gerokgak, Seririt (Buleleng).
Daerah dengan intensitas curah hujan 301-400 mm, terjadi di wilayah Petang, Mengwi, Abiansemal (Badung); Denpasar Barat, sebagian besar wilayah Tejakula (Buleleng), Bangli, Susut (Bangli), Banjar, Busungbiu (Buleleng), Sebagian terjadi di Sukawati, Payangan, Tampaksiring (Gianyar);Baturiti, Penebel, Kerambitan, Pupuan (Tabanan), Rendang, Abang, Sidemen, Bebandem, Selat (Karangasem).
Sedangkan wilayah yang memiliki intensitas curah hujan 401-500 mm di wilayah Rendang (Karangasem). Sebagian kecil terjadi di Kintamani (Bangli), Tejakula, Kubutambahan, Busung Biu, Banjar (Buleleng), baturiti, pupuan (Tabanan) dan di atas 500 mm sebagian besar terjadi di wilayah Sukasada (Buleleng) dan sebagian kecil terjadi di Baturiti (Tabanan).
Pihaknya menyampaikan imbauan kepada masyarakat pada puncak musim hujan, pertama agar selalu waspada dan hati hati terhadap potensi bencana hidro meteorologi yg mungkin dapat terjadi.
Kedua, agar masyarakat selalu mengupdate informasi dari BMKG, khusus nya peringatan dini, untuk dimanfaatkan dalam pengurangan resiko bencana yang mungkin terjadi.
Ketiga, Agar selalu meng update informasi melalui sumber resmi seperti BMKG, BPBD, SAR dan lain-lain dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yg bersifat hoaks.
Keempat, apabila masih membutuhkan informasi dari BMKG seperti cuaca, iklim, gempa bumi dan Tsunami dapat menghubungi 0361 751122 untuk operasional kami 24 jam 7 hari. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.