Pria Tewas di Puncak Gunung Agung

Jalur Pendakian Gunung Agung Ditutup 17 Maret 2024 Usai Pencaruan di Lokasi Penemuan Jenazah

Jalur Pendakian Gunung Agung Ditutup 17 Maret 2024 Usai Pencaruan di Lokasi Penemuan Jenazah

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Saiful Rohim
Suasana pendakian Jalur Pura Pengubengan, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali - Jalur Pendakian Gunung Agung Ditutup 17 Maret 2024 Usai Pencaruan di Lokasi Penemuan Jenazah 

AMLAPURA, TRIBUN-BALI.COM - Aktivitas pendakian ke Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali resmi ditutup sementara per 17 Maret 2024.

Hal ini setelah Prajuru Desa Adat Besakih, Kecamatan Rendang mengelar pecaruan di Puncak Gunung, tepatnya di lokasi penemuan jenazah Alexander Bimo Haryo Tedjo asal Semarang, Jateng.

Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku  Widiarta, mengatakan, pendakian ke Gunung ditutup sementara selama 29 hari.

Tepatnya dari 17 Maret hingga 14 April 2024.

Mengingat dilaksanakannya Tawur Tabuh Gentuh serta Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung  Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali.

Harapannya, dengan penutupan ini bisa mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.

"Setelah penemuan jenazah di Puncak Gunung, Prajuru Adat langsung melaksanakan pecaruan di lokasi penemuan dan Pengubengan. Tujuannya untuk membersihkan lokasi sebelum nedunang Ida Batara menjelang Karya Ida Batara Turun Kabeh," ungkap Jro Mangku Widiarta, Minggu 17 Maret 2024 kemarin

Penutupan pendakian sudah disampaikan ke pemandu (Guide) lokal di seputaran Kawasan Gunung Agung.

Seandainya ad pemandu  yang tetap mengantar  wisatawan selama karya, nantinya guide serta wisatawan akan dikenakan sanksi jika terjadi sesuatu.

Yakni mengelar upacara sesuai ketentuan yang disepakatinya.

"Surat himbau sudah saya sampaikan ke pemandu. Mari kita jaga bersama. Tujuannya Karya Ida Batara Turun Kabeh bisa lancar dari awal hingga akhir," harap Jro Mangku Widiarta.

Yang terpenting  menjaga kesucian Pura Agung Besakih. 

Penutupannya sudah kesepakatan Prajuru di Desa Adat Besakih dan panitia

Panitia Karya Ida Bhatara Turun Kabeh meminta pada pemandu untuk ikut menjaga jalur pendakian ke puncak gunung. Seandainya ada wisatawan mendaki untuk diberitahu supaya tak mendaki.

"Saya  berharap semua mengerti dan paham terkait himbauan yang diedarkan tentang  penutupan pendakian,"akuinya

Seandainya ada masyarakat atau wisatawan yang nekat mendaki secara sembunyi - sembunyi dan terjadi sesuatu, yang bersangkutan harus bertanggung jawab sepenuhnya.  Tanggung  konsekuensi sesuai peraturan berlaku."Mari bersama mensukseskan karya ini hingga selesai," ajak Jro Mangku, sapaan akrabnya

Untuk diketahui, rangkaian Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem dimulai dari 29 Februari 2024, tepatnya di Wrehaspati Umanis Dungulan. Dimulai karya Ngaturang Pemiyut, Negtegang, Ngunggahang Sanuri, Pengrajeg & Pengemit Karya  digelar di Pura Besakih. 

Beberapa hari setelah negtegang, tepatnya 7 Maret 2024, digelar piuning mider.

Penyangranya yakni panitia karya di Pura Besakih. Sedangkan tanggal 9 Maret digelar Mepepade lan Bhumi Suda serta dilaksanakan Memben.

Sedangkan tanggal 10 Maret 2024 Tawur Tabuh Gentuh. Penyanggra kegiatan panitia. 

"Untuk puncak karya Ida Bhatara Turun Kabeh dilaksanakan  tanggal 24  Maret 2024, tepatnya di redite kliwon  pujut atau  purnama sasih kedasa. Karya nantinya di puput beberapa sulinggih," akuinya.

Sedangkan untuk  penganyar digelar  selama 21 hari, dari 25 Maret - 14 April 2024.

Sedangkan penyineban tanggal 14 April 2024.

"Prosesi nedunan Ida Bhatara dilakukan 21 Maret 2024. Sehari setelah itu dilaksanakan prosesi melasti ke tegal suci oleh panitia. Dilanjutkan Mepepada lan Memben," imbuh Jro Mangku.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved