Human Interest Story
Festival Sambal Raja-Raja di Bali, Sajikan Sambal Raja Klungkung Saat Miskin
Cokorda Istri Agung Adnyani mengatakan, sambal dedalu merupakan salah satu sambal yang memiliki sejarah kelam Puri Klungkung
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Taman Safari and Marine Park Bali menggelar Royal Chilli festival atau festival sambal raja Bali.
Festival ini dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga.
BERANEKA ragam dan rasa sambal para raja puri-puri se-Bali tampak dipamerkan dalam Royal Chilli festival atau festival sambal raja Bali di Taman Safari and Marine Park, Gianyar, Minggu 7 April 2024 pagi.
Salah satunya dari Puri Ageng Klungkung, dengan membawa sambal pangi, sambal kecombrang, sambal dedalu, sambal taples, dan sambal kemangi.
Baca juga: Sambal Raja Klungkung Tatkala Hidup Miskin di Masa Penjajahan Belanda di Taman Safari Bali
Menariknya, salah satu sambal tersebut adalah sambal yang dimakan keluarga Puri Agung Klungkung saat miskin di zaman penjajahan hingga awal-awal kemerdekaan.
Peracik sambal Puri Ageng Klungkung, Cokorda Istri Agung Adnyani mengatakan, sambal dedalu merupakan salah satu sambal yang memiliki sejarah kelam Puri Klungkung.
Sebab, sambal dengan racikan terasi, kelapa dan bawang goreng itu, tercipta saat Puri Klungkung hidup dalam kemiskinan.
"Bahan-bahan yang digunakan untuk sambal dedalu ini, bersumber dari bahan sisa-sisa upakara, ada kelapa sisa, terasi dan emba. Sambal ini tercipta saat Puri Klungkung miskin, tidak punya apa-apa untuk dimakan. Maka terciptalah sambal ini. Sambal ini enak dipadukan dengan apa saja, bahkan tanpa apapun atau makan sambalnya saja sudah bisa kenyang," ujarnya.
Dokter I Gusti Ngurah Rai dari Puri Ageng Klungkung menambahkan, masing-masing puri memiliki ciri khas racikan. Namun secara bahan nyaris sama.
Hanya saja, untuk peracikannya berbeda, baik dari teknik, hari baik membuat hingga hari baik mencari bahan-bahannya.
"Bahan baku mungkin sama, tapi dewase mengambil dan membuatnya berbeda. Dulu sejumlah sambal ini digunakan untuk menambah energi saat akan berkegiatan, baik perang atau berburu. Jadi, tidak dikonsumsi setiap hari," ujarnya.
Cokorda Rai menambahkan bahwa sejumlah sambal ini juga ada yang memiliki khasiat, mulai dari pengasih-asih hingga menangkal penyakit.
"Sambal-sambal ini ada khasiat, ada penolak bala, pengasih asih, dan sebagainya," ujarnya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, yang juga selaku keluarga Puri Denpasar mengapresiasi penyelenggaraan festival ini.
Kegiatan ini dapat memperkenalkan dan mengedukasi generasi muda pada salah satu kekayaan nasional.
"Dalam momentum hari ini, kita bisa belajar, mengenal dan edukasi terhadap sambal puri-puri di Bali," ujarnya.
Direktur Marketing Taman Safari Indonesia, Hans Manansang, mengatakan Bali Royal Chili Festival diadakan, untuk melestarikan budaya kuliner Indonesia, dan mempromosikan keanekaragaman hayati.
"Sebagai pecinta satwa liar dan pecinta budaya lokal, kami sadar akan pentingnya menjaga warisan kuliner tradisional, seperti resep-resep sambal istimewa dari kerajaan Bali. Melalui festival ini, kami ingin mempertahankan keaslian kuliner Bali dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kekayaan budaya dan alam Indonesia," ujarnya.
Bali Royal Chili Festival merupakan komitmen Taman Safari dalam mengambil peran pada konservasi dan pelestarian.
Selain konservasi satwa, festival ini juga melestarikan sambal sebagai warisan budaya Bali. (wayan eri gunarta)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.