Palebon Tjokorda Bagus Santaka di Ubud

Palebon Tjokorda Santaka Gunakan Bade Tumpang 9 Setinggi 25 Meter, Berat 5 Ton, Dililit Naga Banda

Palebon Tjokorda Bagus Santaka, Santaka dari Puri Saren Kauh yang masih bagian dari Puri Agung Ubud.

Istimewa
Bade yang menjulang tinggi di Catus Pata Ubud pada Sabtu 13 April 2024 - Palebon Tjokorda Santaka Gunakan Bade Tumpang 9 Setinggi 25 Meter, Berat 5 Ton, Dililit Naga Banda 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Palebon Tjokorda Bagus Santaka menggunakan Bade tumpang sia atau tingkat sembilan pada Minggu 14 April 2024.

Bade ini memiliki tinggi 22-25 meter dengan berat mencapai 5 ton.

Semakin terlihat istimewa, sekkeliling bade dililit dengan Naga Banda.

Tampak bade yang menjulang tinggi ini sudah selesai dikerjakan di Catus Pata Ubud pada Sabtu 13 April 2024.

Baca juga: BREAKING NEWS: Palebon Tjokorda Bagus Santaka Dilaksanakan Hari Ini, Prosesi Dimulai dari Catuspata

Selain bade umpang sia atau tingkat sembilan, juga terdapat lembu tangi atau lembu berwarna ungu
Palebon ini digelar Puri Agung Ubud, Kabupaten Gianyar. Layon yang diupacarai adalah Tjokorda Bagus

Santaka dari Puri Saren Kauh yang masih bagian dari Puri Agung Ubud.

Dalam upacara pitra yadnya ini, layon mendiang akan diantar ke Setra Dalem Puri yang berlokasi di Banjar Tebesaya, Desa Peliatan, Ubud, Gianyar menggunakan bade tumpang sia dan naga banda.

Bade untuk Pelabon Tjokorda Santaka digarap Guru Besar Universitas Udayana (Unud), Profesor Dr Tjokorda Gede Raka Sukawati atau karib disapa Cok De.

Arsitek bade ini merupakan adik mantan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.

Prof Tjokorda Raka mengatakan, bade tersebut memiliki tinggi 22 sampai 25 meter, dengan berat 5 ton.

“Bade dililit naga banda saat akan berangkat menuju Setra Dalam Puri," ujarnya.

Menurut Tjokorda Ngurah Suyadnya atau karib disapa Cok Wah, prosesi palebon Tjokorda Santaka melibatkan krama adat sekitar 4 ribuan orang dari 11 banjar adat setempat.

Terkait prosesinya, Cok Wah mengatakan petulangan seperti lembu, bade, naga banda dan iringin seni budaya, akan berjalan dari Catuspata Ubud menuju Setra Dalem Puri di Banjar Tebesaya, Desa Peliatan, Ubud di atas pukul 12.00 Wita.

"Dalam hal ini kita libatkan 11 banjar adat, dan astungkara saya juga meminta bantuan wong samar. Mudah-mudahan berjalan dengan baik. Mohon doa restunya," ujar Cok Wah.

Adapun banjar adat yang terlibat dalam palebon ini, mulai dari Banjar Bale Agung Ubud (terdiri dari 4 banjar), Banjar Bentuyung Sakti, Banjar Taman Kelod, dimana banjar-banjar ini merupakan banjar pokok dari Puri Agung Ubud. Lalu ada Banjar Junjungan, Banjar Tegalantang.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved