Bisnis

RUPIAH Anjlok! Cadangan Devisa RI Terus Turun, The Fed Belum Pastikan Penurunan Suku Bunga Acuan

Meski begitu, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuannya pada semester II 2024, atau tepatnya pada Juni mendatang.

Pixabay
Ilustrasi - Nilai tukar rupiah terhadap USD anjlok, terkini per pukul 20.20 WITA tanggal 14 April 2024, nilai rupiah untuk 1 USD adalah Rp 15.845. Bahkan sebelumnya sempat menyentuh Rp 16.000. Posisi cadangan devisa Indonesia diperkirakan terus menurun, selama The Fed Bank Sentral Amerika Serikat belum memberikan kepastian, mengenai waktu penurunan suku bunga acuannya. 

TRIBUN-BALI.COM - Nilai tukar rupiah terhadap USD anjlok, terkini per pukul 20.20 WITA tanggal 14 April 2024, nilai rupiah untuk 1 USD adalah Rp 15.845. Bahkan sebelumnya sempat menyentuh Rp 16.000.

Posisi cadangan devisa Indonesia diperkirakan terus menurun, selama The Fed Bank Sentral Amerika Serikat belum memberikan kepastian, mengenai waktu penurunan suku bunga acuannya.

Meski begitu, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuannya pada semester II 2024, atau tepatnya pada Juni mendatang.

Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto memperkirakan, pada Juni 2024 saat ada persiapan penurunan suku bunga The Fed, posisi cadangan devisa Indonesia akan berkisar 138,7 miliar dolar AS.

Akan tetapi, setelah The Fed memangkas suku bunga acuannya, bahkan sampai tiga kali, Myrdal memperkirakan, pemangkasan tersebut akan menciptakan capital inflow baik di pasar keuangan maupun sektor riil.

“Hal ini yang akan membuat cadangan Indonesia dapat mencapai 151,5 miliar dolar AS pada akhir tahun 2024,” tutur Myrdal kepada Kontan, belum lama ini.

Baca juga: KRISIS AIR! Sumberklampok & Pangkungparuk Dapat Bantuan Sumur Bor, Proyek Anggarannya Rp 600 Juta

Baca juga: JEMBRANA Akan Bangun Sirkuit Road Race Berkelas, Kawasan Anjungan Cerdas Rambut Siwi Bakal Disulap!

BONGKAR MUAT – Aktivitas bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, baru-baru ini. Cadangan devisa Indonesia diramal terus turun.
BONGKAR MUAT – Aktivitas bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, baru-baru ini. Cadangan devisa Indonesia diramal terus turun. (KONTAN/Cheppy A Muchlis)

Meskipun cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan, ia melihat pada saat aksi jual marak, investor malah melakukan aksi ‘buy on dip’ atau membeli aset saat harga menurun dan berada di titik rendah.

Hal tersebut lanjutnya, didorong oleh kondisi fundamental Indonesia yang masih solid dengan imbal hasil tinggi, sehingga membuat aset investasi Indonesia terlihat masih menarik.

Ia juga melihat kondisi nilai tukar rupiah masih akan terjaga di level resistance Rp 15,962 per dolar AS, selama kondisi neraca dagang Indonesia masih surplus dan berada di level lebih dari 600 juta dolar AS per bulan.

Di samping itu, posisi defisit neraca transaksi berjalan diharapkan masih di bawah 1,5 persen terhadap PDB, serta fundamental pertumbuhan ekonomi masih terjaga di kisaran 5 persen dan inflasi juga masih di bawah 3,5 persen year on year (YoY).

Sebagai informasi, posisi cadangan devisa Indonesia pada Maret 2024 melanjutkan tren penurunan. Bank Indonesia (BI) melaporkan, cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2024 mencapai 140,4 miliar dolar AS, menurun dibandingkan posisi pada akhir Februari 2024 sebesar 144,0 miliar dolar AS.

Penurunan cadangan devisa pada Maret tersebut dinilai wajar, sebagai imbas dari langkah intervensi yang dilakukan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas rupiah.

Hal tersebut dilakukan Bank Indonesia di tengah aksi profit taking investor global di pasar emerging markets saat terdapat ketidakpastian dari prospek penurunan bunga dari The Fed, yang berimbas pada tren penguatan dolar AS secara global.

Ia mencatat kondisi outflow di pasar Surat Berharga Negara (SBN) selama Maret 2024 sebesar Rp 26,47 triliun, dan kondisi pasar saham yang tercatat inflow sebesar 505,61 juta dolar AS.

Sementara itu, perekonomian berkembang di Asia dan Pasifik diperkirakan tumbuh rata-rata 4,9 persen tahun ini seiring pertumbuhan kawasan ini yang masih tetap bagus di tengah kuatnya permintaan domestik, membaiknya ekspor semikonduktor, dan pulihnya pariwisata.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved